7

LOVE IN THE SILENCE ( part 4)

author : dika riani

sebelumnya FF ini sudah pernah di pos di blog tetangga ^^

LOVE IN THE SILENCE (part 4)

“eun ri-a, sebenarnya dia sedang apa ?”

Eun ri menoleh sekilas kea rah aya, lalu kepalanya berputar mengikuti kemana arah pandangan aya tertuju.

‘sudah ku kira ini akan terjadi’

Eun ri mencibir. Junsu sedang menatapnya sambil tersenyum lebar dan melambai-lambaikan tangannya.

“ya! Eun ri-a, dia melambai-lambaikan tangannya padamu. Balas lah!”

Eun ri menatap aya kesal. Yang dibalas aya dengan wajah yang mengkerut. Eun ri kembali mencibir. Ia menatap junsu dengan  malas, dan tersenyum. Dengan sangat amat terpaksa.

Junsu yang melihat eun ri menanggapi sikapnya langsung melingkarkan tangannya di atas kepala  membentuk hati. Lalu ia memasang senyum yang amat sangat lebar.

Aya yang melihat kejadian itu membalikkan badan dan langsung tertawa sekencang-kencangnya yang ia bisa. Eun ri memejamkan mata dan membalikkan tubuhnya.

‘junsu-a, kau sangat memalukan!!!!!’

***

Shi won hendak bergegas meninggalkan ruang kerja nya ketika ia merasa hp nya bergetar.

“yoboseyo?”

***

Eun ri menatap junsu yang sedang duduk dihadapannya dengan kesal. Junsu yang sedang melahap habis kim bab dihadapannya tidak menyadari pandangan eun ri yang seakan siap menerkam junsu kapan saja.

“chagiya, makanlah. Akh, aku tahu, kau ingin aku menyuapi mu kan?baiklah jika itu yang kau mau, kachaa.. aaaaaa”

Junsu mengambil sepotong kim bab dan menyodorkan nya ke wajah eun ri yang sepontan dibalas eun ri dengan memukul tangan junsu yang sedang menyodorkan kim bab ke arahnya.

Eun ri mengeluarkan notesnya dan kembali menulis.

‘sudah berapa kali aku bilang jangan panggil aku dengan sebutan ‘chagiya’ mu itu!!! Aku bukan pacarmu!!!’

Junsu memasang wajah polos ketika membaca notes eun ri.

“waeyo? Memangnya kenapa jika aku memanggilmu dengan sebutan chagiya?? Kau kan orang yang kusayang!!”

‘namaku kim eun ri!! Bukan chagiya!!!’

“tapi aku suka memanggilmu dengan chagiya!!”

‘tapi aku bukan pacarmu!!!’

“tapi bagiku kau adalah pacarku”

‘aku bukan pacarmu!!!!!!!!’

“andwe!! Kau pacarku, apapun yang terjadi kau adalah pacarku. “

‘ mweoya???’

“kenapa kau benci sekali seh kupanggil chagiya, itukan ungkapan rasa sayangku padamu, apa kau tak sayang padaku chagiya?”

Eun ri terdiam. Ia menatap junsu dengan kesal. Sangat amat kesal. Junsu yang dipandangi eun ri dengan wajah begitu tersenyum lebar. Amat sangat lebar..

“sepertinya aku salah waktu yah?kalau begitu aku permisi”

Eun ri tersentak. Ia menoleh kebelakang ketika dilihatnya sosok aya menjauhinya.

“sepertinya temanmu menyangka kita sedang berpacaran chagiya”

Eun ri menatap junsu kesal dan ia mengepalkan tangannya dan hendak meninju junsu.

“EUN RI APA YANG KAU LAKUKAN TERHADAP PELANGGAN!”

Tangan eun ri terhenti tepat diatas bahu eun ri. Ia menghela nafas. Dan berbalik menuju meja kasir,ia menoleh kea rah junsu sekilas.

‘awas kau junsu-a!! tunggu pembalasanku!’

Junsu yang melihat eun ri pergi menjauh hanya tertawa kecil.

***

“oppa, menurut mu yang mana yang bagus?”

Shi won menatap eun hee dingin, lalu kembali menatap cincin yang berada dihadapannya.

“semuanya bagus”

Eun hee menatap shi won kesal. Tapi sedetik kemudian ia sudah bergelut kembali dengan cincin-cincin indah yang berada dihadapannya.

Shi won menghela nafas melihat tingkah laku eun hee. Ia benar-benar bosan karena sudah hampir setengah hari eun hee hanya berjalan dari satu toko ke took lain, tanpa membeli satu barangpun.

Shi won mengerti yang dibeli adalah cincin pertunangan ia dan eun hee, tetapi toh pertunangan itu bukan keinginannya. Pertunangan itu direncanakan oleh orang tuanya. Dan shi won hanya bisa menerima dengan pasrah karena baginya, tak ada wanita yang dekat dengannya dan ia sayangi selama ini kecuali eun hee.

Tapi benarkah hanya eun hee wanita yang ada dihatinya?

Sekilas bayangan wajah dewi penyelamatnya berkelebat. Aya haruka. Gadis berdarah jepang korea itu adalah dewi penyalamat yang ia cari selama ini. Dan shi won lega telah mengetahui dewi penyelamatnya. Meski aya tidak mengakui dan shi won tidak memberitahu bahwa aya lah dewi penyelamat yang ia cari selama ini.

Shi won kembali teringat detik-detik dimana nyawanya hampir melayang. Detik-detik dimana sebuah cahaya terasa sangat dekat dan kepalanya terasa berat. Dan detik-detik dimana ia tidak mengingat apapun yang terjadi malam itu.

Diam –diam shi won mulai mengukir wajah dewi penyelamatnya di dalam hatinya. Ia benar-benar merasa beruntung. Dan untuk pertama kalinya, shi won ,menghormati keberadaan wanita lain selain keluarganya dan eun hee.

Tetapi kenapa shi won merasa semua ini terasa amat janggal? Kenapa hatinya merasa dewi penyelamatnya bukanlah aya. Kenapa?

“oppa? Waeyo?”

Shi won tersentak dari lamunannya. Wajah eun hee yang berada dihadapannya menyadarkannya kembali ke dunia nyata. Shi won tersenyum lembut kea rah eun hee. Dan menggeleng.

Ya, shi won mencoba menepis semua keraguan yang ada dihatinya.

***

Eun hee terdiam melihat tingkah shi won akhir-akhir ini. Shi won memang berbeda. Tidak seperti shi won yang biasanya. Akhir-akhir ini shi won sering melamun. Tak jarang shi won memandangi liontin pemberian ibunya sambil menghela nafas panjang.

Apakah shi won merindukan ibunya? Eun hee tidak tahu. Shi won memang sangat dekat dengan eun hee, tetapi eun hee tidak pernah tahu apa yang ada dalam hati dan fikiran shi won. Selama ini eun hee hanya berada disampingnya, menemaninya. Selalu ada disaat keadaan apapun menimpa shi won. Meski shi won tidak pernah mengatakan bahwa eun hee kekasihnya, atau mengatakan bahwa shi won mencintai eun hee, sudah cukup bagi eun hee mengetahui bahwa ia adalah satu-satunya wanita yang berbeda keluarga yang dekat dengan shi won.

Tetapi apakah sama? Keadaan saat shiwon sebelum kecelakaan dan setelah kecelakaan?. Tidak. Kini di hati shi won terukir kembali satu wajah wanita. Dan eun hee menyadari itu. Eun hee tidak menyukai kehadiran sang dewi penyelamat. Meski dewi penyelamat itu adalah orang yang telah menolong choi shi won. Lelaki yang ia cintai sejak kecil.

***

“jadi maksudmu lelaki yang sejak pagi tadi memperhatikanmu itu adalah saudaramu?”

Eun ri mengangguk. Aya memiringkan kepalanya. Seakan-akan mencerna semua ucapan eun ri. Eun ri menghela nafas. Ia kembali menulis di notesnya.

‘aku tahu dia memang tidak seperti sepupuku, tapi benar aku tidak bohong. Dia adalah sepupuku, selama ini dia tinggal di Indonesia. Entah apa yang ia kerjakan di Indonesia yang jelas ia tinggal lama di sana. Dan aku sebenarnnya sangat berharap ia akan tinggal selamanya diindonesia tanpa pernah kembali kesini!!’

Aya mengerutkan alisnya ketika membaca notes eun ri. Pandangannya kembali terarah ke junsu yang sedang berdiri memandangi jalanan di luar café melalui jendela café.

“kenapa kau berkata seperti itu? Jujur saha yah, sepupumu itu sebenarnya sangat manis dan tampan. Yah, minus kelakuannya yang.. ergh.. agak.. erg.. aneh terhadapmu.”

‘aku tahu’

Eun ri menoleh memandang junsu. Sepupunya itu memang sangat baik. Terlalu baik. Tetapi terlalu berlebihan terhadapnya. Sangat amat berlebihan. Selama ini sepupunya itu selalu menemani dan melindunginya. Eun ri tahu, semua itu dilakukan karena ia sangat menyayangi eun ri. Oleh karena itu eun ri tidak bisa menolak semua perlakuan yang diberikan junsu kepadanya. Meski terkadang perlakuan itu membuatnya malu.

Tanpa sadar mata eun ri beralih ke meja nomor 26. eun ri menghela nafas. Semenjak kejadian di rumah sakit itu ia sama sekali tidak pernah bertemu dengan cowok itu. Eun ri sendiri tidak mengerti kenapa ia merindukan cowok itu. Cowok yang belum ia ketahui namanya.

‘apa kabarmu ya?’

***

“eun hee-a?”

“ne?”

“sudah selesaikah berbelanjanya?”

Eun hee menatap shi won heran. Shi won menghela nafas.

“aku tahu,ini hal yang penting. Tapi bisakah kita berhenti sekarang? Sudah hampir setengah hari lebih aku menemanimu mencari-cari cincin pertunangan.”

Eun hee mengerutkan alisnya. Shi won menatap eun hee lemas, ia kembali menghela nafas.

“ne, ne, aku tahu. Semuanya ini demi pertunangan kita. Aku juga setuju dan menurutku ini juga sangat penting, tapi bisakah kita berhenti sekarang? Aku sangat lelah. Lagipula ada tempat yang ingin kudatangi. Bolehkah?”

Eun hee menatap shi won sejenak sebelum akhirnya mengangguk. Shi won tersenyum lembut.

***

“chagiya, sebenarnya ada apa? Kenapa terburu-buru sekali?”

“andwe! Aku hanya bersemangat.”

“bersemangat? Waeyo?”

“nanti juga kau tahu sendiri.

Jae joong menggandeng tangan yuuri lembut. Yuuri hanya bisa tersenyum melihat tingkah jae joong terhadap dirinya.

***

‘mweo? Seperti apa lelaki itu?’

“emh.. orangnya tinggi, wajahnya sangat tampan. Ia memakai setelan jas. Kulitnya putih. Dan, ommo! Terlihat sekali aura kekayaannya!!!”

Eun ri mencibir. Aya tertawa terbahak-bahak.

“aku memang sangat beruntung!! aku sendiri tidak menyangka ia mencari ku. Ia bilang katanya aku adalah dewi penyelamatnya. Padahal seingatkun aku tidak pernah menolongnya sekalipun. Bertemu saja tidak pernah”

‘kau memang sedang beruntung itu! Aish!! Kenapa aku mesti pulang seh saat itu!! Kan bisa saja yang ia cari aku!!!’

“eun ri-a, keberuntunganmu memang jauh dibawah keberuntunganku!!”

Eun ri memukul pelan lengan aya. Yang dibalas aya dengan peletan lidah.

‘kau harus mengenalkannya padaku!! Arraseo!!!’

“tentu saja! Siapa tahu kau berjodoh dengannya!!!”

‘mweoya? Bukankah kau menyukai nya?’

“andwe!! Andwe!! Aku hanya mengaguminya. Aku sudah menyukai pria lain!”

‘mweo?? Ya!! Kenapa kau tidak pernah menceritakannya padaku!!!’

Aya hanya tersenyum. Yang langsung dibalas eun ri dengan pukulan bertubi-tubi pada lengannya.

“aish!!! Ne, ne. akan kuberitahu, akan kuberitahu!!!”

‘nuguya?’

“sepupumu..”

Eun ri terdiam sesaat. Matanya menatap aya tanpa berkedip. Sedangkan yang ditatapnya wajahnya bersemu merah.

‘mweoya?’

“sepupumu..junsu..”

***

“oppa, sebenarnya kita mau kemana?”

“mau ke suatu tempat”

“ne? memangnya tempat itu berada dimana?”

“sabarlah eun hee, nanti juga kau akan tahu”

Eun hee menatap shi won bingung. Shi won tersenyum kea rah eun hee. Eun hee mengalihkan kembali pandangannya ke jalan. Hatinya benar-benar tidak tenang. Sangat tidak tenang.

***

Eun ri hendak menepuk pundak junsu ketika junsu menoleh kearahnya. Aya yang berada di belakang eun ri spontan mengalihkan wajahnya karena mukanya memerah.

“waeyo? Akh! Aku tahu. Jangan-jangan kau kangen padaku yah eun ri-a?”

Eun ri menatap junsu galak yang lagi-lagi dibalas senyuman yang amad sangat lebar oleh junsu. Sementara aya di belakang eun ri hanya bisa mengelus-ngelus dadanya yang serasa ingin copot melihat senyum junsu yang melebar.

‘junsu-a sebenarnya sedang apa kau disini?’

Junsu membaca notes yang ditulis oleh eun ri dengan seksama. Ia tersenyum menatap eun ri.

“ra-ha-si-a”

Eun ri menatap junsu kesal. Dengan cepat ia kembali menulis di notesnya.

‘sebenarnya ada urusan apa kau disini!! Aku tidak bisa konsentrasi kerja jika melihatmu disini!!’

“waeyo? Ya!! Kim eun ri, kau ini narsis sekali!! Siapa yang bilang aku menunggumu disini seharian. Aish!! Ternyata firus narsis jae joong hyung sudah menular padamu ya!”

Mata eun ri membesar begitu mendengar ucapan junsu. Ia hendak mencubit lengan junsu ketika sesuatu menahan tangannya.

Junsu menoleh kearah aya yang berada dibelakang eun ri.

“wah, kau yang bernama aya ya? Gomawo karena selama ini telah mengurus eun ri dengan baik disini”

“sama-sama”

Aya dan junsu saling membungkukkan diri. Eun ri yang merasa di ‘kacangin’ menghela nafas panjang. Ia hendak berbalik meninggalkan aya dan junsu ketika di dengarnya suara pintu terbuka.

‘CEKLEK’

Eun ri menoleh. Alis eun ri langsung berkerut melihat pemandangan di depannya.

‘oppa?’

***

“oh, jadi kalian bertiga satu sma dulu?”

“ne. aku, joongie-a.junsu-a merupakan teman satu sma dulu”

Aya mengangguk-anggukkan kepalanya. Eun ri menatap aya sebal. Entah sejak kapan aya sudah akrab dengan yuuri onnie, jae joong oppa, dan junsu.

“kalau begitu junsu adik kelas kalian kah?”

“akh, tidak dia satu tingkat dengan kami”

“ne? koq bisa?”

“junsu ikut akselerasi, jadi dia hanya sma selama 2 tahun”

“mweoya??? Wah berarti kau pintar sekali donk junsu-a”

Aya menepuk-nepuk pundak junsu dengan pelan. Yang disambut junsu dengan tertawa kecil. Eun ri menatap tingkah mereka sebal.

Padahal baru sedetik yang lalu aya bertingkah gugup dan malu sekarang aya sudah menanggil junsu dengan panggilan akrab. Yah, aya memang easy going. Dia mudah berbaur dengan keadaan sekitarnya.

“yah, aku juga heran. Kenapa junsu bisa sepintar itu. Tetapi tetap saja, junsu masih kalah dibawah ku” ujar jae joong pelan  yang langsung disambut dengan cubitan pelan di lengannya oleh yuuri.

“jangan dengarkan dia aya-a, dia memang orang nya selalu begitu tak pernah mau kalah dari orang lain.”

“waeyo?? Yaaa!! Chagiya!! Kau sebenarnya pacarku apa bukan seh? Kenapa membela junsu!!!”

“memang kenyataan nya seperti itu kan?”

“mweo? Ya!! Junsu-a!! apa kau ingin kubunuh hah?”

“yuurii-a, tolong aku!! Tolong aku!!”

“joongie-a..”

Parade joongie-junsu-yuuri pun dimulai. Yang membuat aya tertawa terbahak-bahak. Eun ri hanya bisa menghela nafas begitu melihat tingkah konyol junsu dan jae joong. Serta yuuri yang serba salah.

Eun ri berdiri. Yang membuat yuuri, jae joong, junsu dan aya menoleh ke arahnya.

“waeyo eun ri-a? mau kmn?”

Eun ri mengeluarkan notesnya dan kembali menulis.

‘aku mau kebelakang’

“wae? Jangan kemana-mana eun ri-a, disini aja” ujar junsu pelan.

‘andwe! Aku mau kebelakang saja’

“disini saja eun ri-a, untuk apa dibelakang seorang diri?” ujar aya pelan. Eun ri melotot kea rah aya.

‘aku bosan berada disini’

“waeyo? Ya! Kim eun ri. Disini saja lah, apa kau tidak kangen dengan oppa muyang tampan ini?” ujar jae joong. Yuuri langsung mencubit kembali lengan jae joong yang membuat jae joong meringis. “chagiya!! Kenapa kau sedang sekali emncubitku seh!?”

“karena terkadang sifatmu membuatku malu” ujar yuuri tenang. Jae joong melotot.

“wae?? Malu? Aish!! Walaupun memalukan kau menyukainya kan??”

Yuuri yang mendengar ucapan jae joonge mncibir pelan. Yang langsung di sambut gelak tawa oleh aya dan junsu.

Eun ri menghela nafas. Ia hendak bergegas meninggalkan tempat itu ketika ia mendengar suara pintu dibuka.

‘CEKLEK’

Mereka semua yang berada disitu menoleh kea rah pintu. Sesok lelaki tampan dengan menggandeng seorang wanita cantik setinggi dadanya memasuki café.

‘DIa? Cowok itu???’

Jantung eun ri berdebar kencang. Cowok yang selama ini ia nanti-natikan kehadirannya akhirnya datang.

“ya!! Shi won-a, lama sekali kau datang!! Kemana saja selama ini hah??”

Eun ri menatap junsu yang berdiri dan menghampiri cowok yang bernama shi won itu.

‘nama nya shi won?’

“aish! eun hee-a kau makin cantik saja!! Kalian berdua memang seperti kembar siam. Tidak pernah terpisahkan!! Kacha…kacha!”

Junsu mengajak shi won menghampiri mejanya. Yang langsung disambut jae joong dan yuuri dengan senyum.

“shiwon-a, eun hee-a, apa kabar?”

Shi won dan eun hee tersenyum menyambut uluran tangan jae joong dan yuuri. Eun ri masih mematung melihat cowok yang selama ini ia rindukan dan ia nanti kehadirannya ternyata sedekat ini. Bahkan orang-orang terdekatnya mengenal cowok tersebut.

“shi won-shi. Annyong haseyo!” ujar aya pelan. Shi won menatap aya sekilas sebelum tersenyum lembut ke arah aya.

“annyong haseyo, aya-a! apa kau baik-baik saja? Bagaimana dengan lenganmu?”

Aya mengangguk dan tersenyum lembut kea rah shi won. Eun ri terdiam.

‘aya mengenalnya?’

Aya menoleh ke arah eun ri.

“shi won-shi, kenalkan ini, kim eun ri, adikku. Sepupu junsu, dan teman kerja aya!”

Shi won menatap eun ri sekilas. Ia merasa pernah melihat pemilik wajah ini. Tapi entah dimana. Shi won mengulurkan tangannya ke arah eun ri yang masih mematung.

“choi shi won”

‘dia .. sebenarnya apa hubungannya dengan mereka semua??’

To be continue …

10

IT DOESNT MATTER FOR ME

Author : Zhia

Teganya Hye Ri seperti itu padaku.

Setelah seminggu penuh memeras otak untuk tugas sastra itu, dengan entengnya dia berkata aku meng-copycat poem-nya.

Aku tahu bagaimana Hye Ri.

Aku sedang menjalani detensi atas sesuatu yang bukan kesalahanku.

Seminggu penuh aku di suruh menjadi asisten dekan. Dengan Kyu Hyun Hakjangnim.

Aish, aku benci sekali pelajaran yang di ajarkannya, yaitu sastra.

Dulu tanpa pikir panjang aku langsung memilih jurusan sastra, karna kegemaranku akan bahasa inggris..

Tapi aku benci dengan makna denotasi, munafik menurutku.

“Zhi Eun! Lelet sekali. Bisa telat kita”, bentak Kyu Hakjangnim Continue reading

12

COLOUR SESION : YELLOW SUNRISE

Huft…..akhirnya selesai juga ff Colour Sesion ku yang ke 4 !!!!

Maaf buat Hyo In, Henry dan reader yang udah nungguin,, authornya lagi sibuk kuliah,, banyak tugas jadinya jarang online dan untungnya ‘angel’ (nb : nama hape nya author :P) udah balik jadi bisa ol lewat hape *g penting*

Cast :

– Hyo In

– Henry

– eunsuh g muncul hehehee ^^

Disclaimer : THIS IS MY FANFICTION!!! DONT COPY PASTE AND HOTLINK MY FANFICTION WITHOUT MY PERMISSION!!!!!

—————————————————————-

Kuning melambangkan perdamaian dan keceriaan. Setiap orang melihat warna kuning yang diingat di otak adalah keceriaan, senang

Namun di ff kali ini author sedikit bermain *sok* sedih jadi maaf ya soalnya author jarang bikin ff sad nih….. *deep bow*

-HAPPY READING-

*********************************************************************

Deburan ombak menemaniku yang sendiri dan hanya bisa duduk tak berdaya di kursi beroda yang membuatku terlihat sangat menyedihkan Continue reading