Love Is.. (Word That Makes Your Heart Beat)
Author : Vleese
Cast : SS501, Song Sum Yeong (fictional), Song Joong Ki, Lee Hyejin (cameo), EunHyuk (cameo)
Genre : drama
PART 3
~ 1 Minggu Kemudian ~
—- YoungSaeng P.O.V —-
~ Ruang Musik ~
Ting.. Ting.. Tung.. Ting.. *anggep suara Piano*
Hhhgghh.. Aku ragu untuk menyanyikan lagu ini di Festifal nanti. Liriknya belum pas.. bagaimana ini? Apa kuganti lagu lain saja ya? Aarrgghhh…
Aku mengacak-acak frustasi rambutku. EunHyuk memintaku untuk menyanyikan 2 atau 3 lagu saat ballroom dance pada malam harinya.
”Bagaimana ini?” aku meletakkan daguku diatas piano.
”Hyung? Sedang apa kau?” Kyujong melongokkan kepalanya di pintu masuk.
”Meratapi nasib.” jawabku asal. Kyu mengernyit bingung. ”Ada apa?”
”Latian dance hyung. Kau lupa? Sudah lewat setengah jam kau tidak datang juga, jadi Noona menyuruhku mencarimu.”
Latihan? SumYeong menyuruh Kyu mencariku? Refleks aku melihat jam.
”Aish.. Aku keasikan sampai lupa waktu. Kajja!” buru-buru kubereskan partiturku dan beranjak ke studio tari yang berbeda 2 lantai dari ruang musik.
”Hyung, ada apa dengan kau dan noona?”
”Eh apa?”
”Aish.. Kau dan noona. Apa kau sudah menyatakan perasaanmu?”
”Ah.. itu.. ehm..” kenapa harus tanya sih. ”erhm.. Ne.”
”JINCHA?!” Kyu langsung berhenti. Aku tidak mau menghadapi pertanyaannya. ”Hyung! Tunggu! Lalu bagaimana?”
”Kyu, kau tau jawabannya. Untuk apa kau tanya lagi.”
”Hehehe.. Tapi pasti terjadi sesuatu kan?” Aku langsung teringat saat SumYeong mencium pipiku. Tanpa sadar aku menyentuh pipiku. ”Hyung?”
”ah.. ahni.. Ayo masuk.” sesampainya di depan studio.
Saat kami masuk, mereka sedang latihan formasi pertama. Kyu langsung buru-buru ke posisinya. Di pojokan kulihat Hyungjun sedang bermanja-manja pada SumYeong. Dia itu memang manja sekali pada SumYeong. Dia, Kibum dan Kevin.
Sedang apa mereka? Apa mungkin yang disukai SumYeong itu Hyungjun? Tapi Hyungjun kan sukanya sama Hyewon.
Tanpa sadar, aku terus memperhatikan mereka berdua. Aku.. sedikit cemburu? Sepertinya mereka sadar kalau aku sedang memperhatikan mereka. Aku langsung memalingkan mukaku. Tidak lama, HyungJun meninggalkan studio.
”Good Job! YoungSaeng, Kevin, ayo sekarang giliran kita. KUDA!! Mau kemana kau?!” teriak SumYeong saat Jungmin akan keluar studio. Aku menghampiri mereka.
SumYeong terlihat lebih kurus dan… lebih pucat. Apa benar dia tidak apa-apa? Kenapa nafasnya kewalahan begitu?
Kami mulai koreo girl idol. Yah.. kami berempat kebagian koreo girl grup. Saat ditengah-tengah koreo, aku merasa SumYeong menubrukku. Lebih tepatnya.. Dia tumbang!
”Su.. SumYeong ah~ Wae eo? SUMYEONG!” teriakku sontak membuat Kyu, HyunJoong dan Kibum lari kearahku.
”Noona.. NOONA! Hyunjoong hyung, bisa kau siapkan mobil? Kita harus segera membawa noona ke tempat JoongKi hyung.” pinta Kyu yang sudah ada disampingku. HyunJoong mengangguk. ”Kibum ah, tolong kau bereskan barang-barang noona.” Kibum langsung menjalankannya. Apa yang sedang terjadi. Kenapa mereka begitu panik? ”Hyung, mianh. Aku harus membawa noona.” Kyu langsung menggendong SumYeong. Aku masih duduk terdiam ditempatku. Bingung.
”Hyung, apa yang sedang terjadi?” tanya Jungmin. Aku menggeleng.
”Ada apa dengan noona.” tanya Kevin kali ini.
”Mollayo. Aku juga tidak mengerti.” Ada apa sebenarnya? Kenapa mereka sepanik itu.
~ Di Rumah Sakit~
—- JoongKi P.O.V —-
”Hyung, otthe?” tanya Kyu padaku. Ekspresi KyuJong sangat khawatir.
”Tidak bisa seperti ini terus. Dia harus segera operasi dan menjalani perawatan.”
”Hyung, dia ini lebih keras kepala dari aku. Sepertinya akan sulit.” kata Hyunjoong.
”Harus! Bagaimanapun caranya. Selain itu, Heenim tidak bisa menuggu terlalu lama.”
”Heenim? Siapa?” Kibum buka suara.
”Bayi Kura-kura? Sedang apa kau disini? Kau… agak sedikit berubah.. Kau oplas?” tanyaku tidak yakin. Dari raut wajahnya, dia terlihat kesal saat mendengar kata Oplas.
”Ahahahaha…” HyunJoong dan Kyujong tertawa. Aku tidak mengerti.
”Dia tau?” aku bertanya pada Kyujong dan Hyunjoong.
”Hyung, dia bukan HyungJun. Dia Kibum, adiknya. Wajah mereka memang mirip, tapi sifat mereka sangat berbeda. Dan, ya. Dia tau tentang penyakit noona.” jelas Kyujong.
”Oh.. mian. Kukira kau si Bayi.” aku membungkuk minta maaf. Kibum buru-buru berdiri dan balas membungkuk juga. ”Heenim. Dia orang yang bersedia menjadi donor untuk SumYeong. Tapi dia sendiri juga sedang kritis. Lebih kritis dibandingkan SumYeong.”
”Aku akan membujuk noona. ah bukan.. KITA!” Kibum menekankan kata kita.
”Dia harus segera berangkat ke Jepang. Menjalani operasi dan pemulihan disana.”
”Kenapa harus di Jepang?” tanya Kyu.
”Karena aku tidak mungkin membawa Heenim ke Seoul.”
”Aku akan pergi. Tapi tidak sekarang.” kata SumYeong tiba-tiba.
”HIIII~ SumYeong, Kau membuatku kaget. Sejak kapan kau sadar?” Aku memang kaget. ”Kenapa tidak sekarang? Lalu kapan?”
”Setelah Festival selesai. Ada yang harus kulakukan sebelum festival. Aku janji.”
—- Author P.O.V —-
Hari berlalu dengan cepatnya. Sejak saat itu, Hyunjoong, Kyujoong, dan Kibum benar-benar sangat protektif pada Sumyeong. Sampai-sampai membuat yang lain nya merasa curiga. Dan tentu saja, membuat SumYeong sangat risih. Tapi dia tidak bisa menolak. Perjanjian sudah dibuat.
Hubungan YoungSaeng dan SumYeong masih seperti sebelumnya. Diam ditempat, tapi dengan arti yang lain lagi. YoungSaeng yang masih berusaha mendapatkan ’kesempatannya’ dan SumYeong yang berusaha untuk menutup ’kesempatan’ tersebut.
SumYeong yang merasakan kondisi tubuhnya semakin menurun, berusaha untuk bersikap dingin dan menjauhi YoungSaeng. Dia tidak ingin YoungSaeng bersedih dan terpuruk pada akhirnya. Maka lebih baik membuat YoungSaeng membenci dan menjauhinya.
YoungSaeng yang tidak mengerti apa-apa dan terbakar semangat ’kesempatan’ yang masih ada. Menganggap sikap SumYeong selama ini adalah hanya untuk mengujinya saja. Dan sama sekali tidak perduli dengan semua hal tersebut. Baginya, hanya SumYeong. Hanya SumYeong yang dicintainya. Dan dia sangat yakin untuk hal itu. Walaupun butuh waktu lama dan menyakitkan, hanya SumYeong. Dan dalam hatinya, YoungSaeng yakin kalau sebenarnya SumYeong juga mencintainya.
Hari ini 3 November. Itu berarti ulangtahun YoungSaeng! YoungSaeng mengajak mereka semua untuk berkumpul dirumahnya setelah latihan. Mereka tentu saja langsung mau. Tidak ada yang lebih menyengangkan daripada berkumpul bersama bagi mereka. Tapi bagi SumYeong, mungkin saat ini lah yang paling tepat untuknya untuk membuat YoungSaeng menjauhinya. Tapi apa?
Tanpa diduga, jawaban langsung muncul dihadapannya.
—- SumYeong P.O.V —-
”Noona~~ tolong aku..”
”Tolong? Tolong apa?” Kenapa lagi bayi kura-kura ini? ”Kenapa wajahmu kusut sekali?”
”Itu.. adegan musical nanti. Aku strez tiap memikirkanya! Dan lebih lagi itu dengan HyeWon. Ottokhae?????” Lucunya~~ imut sekali…
”Ceritakan dulu padaku.”
HyungJun menceritakan masalahnya. Kissing Scene! Ahahahaha.. Bukan rahasia kalau sebenarnya HyungJun dan HyeWon saling menyukai. Hanya saja, yang satu terlalu bodoh dan yang satu terlalu gengsi untuk mengakui perasaan masing-masing.
Wait! Mungkin ini bisa!. Walaupun kemungkinan akan membuat HyeWon sangat marah dan bisa dibilang ’gila’, tapi hal ini juga bisa membuat mereka cepat jadian. Betul juga!
”Aku ada ide. Tapi ini sangat amat gila sekali. Dan setelah itu, sebelum Festival, kau harus bilang yang sebenarnya ke HyeWon. Atau aku akan membunuhmu!” Hyungjun berjengit.
”Membunuhku? Noona kau tidak serius kan?” Aku tertawa sejadi-jadinya. Aku menjelaskan rencanaku. ”Se-serius noona?” aku mnengangguk. ”Ta-ta-tapi.. Itu sih lebih dari GILA!” dia menekankan kata gila. ”Bagaimana kau bisa dapat ide seperti itu?”
”Terserah. It just practice.” HyungJun terlihat sedikit pucat. ”Maka itu, aku bilang. Sebelum dia tau dari orang lain, kau sendiri yang harus bilang ke HyeWon. Otthe?” HyungJun berpikir sejenak, sebelum akhirnya dia mengangguk. ”Baiklah. Kalau begitu temui aku nanti di Taman yang ada Jam besar dekat rumah YoungSaeng.”
”Bukannya nanti kita mau ke rumah YoungSaeng hyung? Hari ini kan ulang tahunnya?”
”Sebelum itu, kura-kura bodoh!”
”Oh, Ok.. OK..”
Mungkin ini lah jalan satu-satunya. *sigh* kenapa hari ini mendung dan dingin sekali ya..
—- Author P.O.V —-
Hari sudah menjelang malam. Saat ini sudah hampir jam setegah 7. Beberapa dari mereka masih di studio latihan, dan beberapa ada yang sedang membereskan diri. Setelah berapa lama akhirnya mereka sudah berkumpul lagi, bersiap untuk pergi ke rumah Young Saeng.
”Hitung kepala!” teriak HyunJoong tiba-tiba.
”Hitung kepala?” tanya HyeWon.
”Absen! Sudah lengkap atau belum.”
”Bilang dong. Mulai darimana? Kalo gitu… ALL!! LINE UP!” teriak HyeWon. Serentak mereka semua langsung berjejer. Dan berhitung pun mulai.
”1.. 2.. 3.. 4.. 5.. 6.. 7.. 8..”
”Kok cuma 8? Sapa yang tidak ada?” tanya HyunJoong.
”YoungSaeng Hyung yang tidak ada. Dia pulang duluan. Kita disuruh langsung saja ke rumahnya.” jawab KyuJong.
”Oh, Ok. Ayo jalan kalo gitu. Naik mobilku dan mobil si bayi kura-kura.” kata Hyunjoong.
”Ah, aku menyusul. Aku masih ada urusan.” kata SumYeong.
”Aaaaahhh…. aku tau apa itu kira-kira. Kekekekekeke…” Kibum menyeringai.
”Jangan menggoda noona.” celetuk HyungJun.
—- SumYeong P.O.V —-
Aku mendatangi toko perhiasan langgananku. Aku memesan sesuatu untuk YoungSaeng disana. Bukan emas memang. Aku memesan anting titanium. Tapi tidak seperti biasa. Aku hanya memesan sebelah saja. Aneh? Biarlah.. karena itu juga hanya akan ada satu.
*Kling.. Kling*
”Osso Ouseyou~” pemilik toko menyambutku. ”Ah, SumYeong. Mengambil pesananmu?”
”Ne. Sudah beres seperti yang kuminta kan?”
”Sudah. Sebentar kuambil dulu ya.” Dia menghilang dibalik counternya. Tidak lama dia kembali dengan kotak putih ditangannya. ”Igeo.”
”Gomawo.”
Kubuka kotak itu dan kulihat hasil karya nya dari design buatanku. Anting dengan model 2 pined. Aku tau kalau YoungSaeng memiliki 2 tindikan di tiap telinganya. Tapi ini ku design untuk telinga kanan. Pined pertama, dengan bentuk bintang yang menempel seperti giwang. Lalu tersambung rantai kecil ke pined kedua yang berbentuk Otter imut dan yang kemudian rantai kecil menjuntai agak panjang berbandul One Winged Silver, Black Cross dan White Key. Bingung? Sudah lah jangan terlalu dipikirkan.
”Apakah sudah sesuai dengan keinginanmu?”
”Ne.. Terima kasih banyak”
Aku membayarnya dan meninggalkan toko. Aku menuju Taman tempat aku berjanji bertemu dengan HyungJun. Aku terus menerus tersenyum sambil menatap kotak putih itu. Hadiah untuk YoungSaeng. Namun, senyum itu perlahan hilang, saat aku ingat kalau aku hanya akan terus menyakitinya bila seperti ini.
Aku sudah sampai di taman yang kumaksud. Tapi aku tidak melihat tanda-tanda HyungJun disana. Kutunggu beberapa saat lagi saja. Hari ini benar-benar dingin. Sekarang masih awal November, tapi suasana natal sudah agak terasa.
Heeemm~~ ini sudah hampir jam 8. mana anak itu? Ah sudahlah kutelpon saja dia.
”Yeoboseyo.”
”Bayi kura-kura! Dimana kau?”
”Aku? Aku sedang jalan menuju taman. Sebentar lagi sampai.”
Ah, itu dia. Aku melambai padanya. HyungJun berlari menghampiriku. ”Kenapa lama sekali.”
”Aku tidak tahu harus menemui noona disini jam berapa? Kau tidak memberi tahu.”
”Masa?” HyungJun mengangguk. Sepertinya aku memang lupa. ”Mianh.”
—- Author P.O.V —-
*siinnnngggg~~~~* tidak ada suara yang keluar dari mereka berdua. Sepertinya mereka sama-sama bingung harus mulai darimana untuk hal itu. Nervous? PASTI! Bagaimana tidak! Kalau hal yang harus dilakukan itu latihan KISSING SCENE!!
Aaaaiiihhh~ aku agak menyesal menyarankan hal gila ini. Sekarang, aku sendiri jadi ragu. Bagaimana memulainya? Dan.. Bukan dengan orang yang sebenarnya aku inginkan? AAAHHHKKK… bisa tidak kucabut usulku sendiri. T^T
SumYeong bergumul dengan otaknya. Sementara itu, HyungJun juga tidak kalah bingung nya dengan SumYeong.
Gimana ini? Masa iya harus benar-benar latihan dengan noona? aiiiigoooo~~ harus benar-benar dilakukan? Tapi ini kan kiss, bukan Cuma saran. Otokhae???
”Jun-ah, apa tadi ada yang curiga saat kau pergi kesini?” Sumyeong memecah kebisuan.
”Tidak. Aku bilang aku mau ke mini market beli snack tambahan.”
”Oh..”
Terjadi keheningan lagi antara mereka.
~Sementara itu di rumah YoungSaeng~
”Mana HyungJun?” tanya tuan rumah.
”Ah baru saja keluar ke mini market. Katanya mau beli snack tambahan.” jawab Kyu.
”Snack tambahan? Kurang yang kusediakan?”
”Ehm.. ada bocah yang tidak tahan melihat snack nganggur. Jadi snack yang kau sediakan menipis hyung.” jawab Jungmin sambil melihat Hyewon.
”Ahh~ begitu rupanya. Jadi dia pergi beli snack tambahan untuk Hyewon.” YoungSaeng manggut-manggut mengerti. ”Ehm.. kalo gitu, aku mau menyusul HyungJun. Ada yang perlu kubeli juga. Kalian kutinggal dulu ya.”
YoungSaeng mengambil jaketnya, dan langsung pergi menyusul HyungJun ke minimarket dekat taman.
”Hyung~~ bawa pa- Ah.. sudah pergi.” keluh Kyu.
~Di Taman~
”Er~ noona.. apa kau yakin?”
”entahlah.. sekarang aku tidak seyakin saat aku mengusulkannya.”
”ahahaha.. should we stop this?”
”Haa~~h” SumYeong menghela napas. ”kita coba dulu. Kalau kita memang tidak bisa. Langsung kita stop.” usulnya.
”em…” HyungJun berpikir.
”Jun-ah.. sebelumnya, ada yang ingin kuberitahu. Tapi kuharap kau bisa menjaga rahasia.”
HyungJun menatap SumYeong tidak mengerti. SumYeong menceritakan tentang penyakitnya dan mengapa sampai dia mengusulkan ide gila seperti ini. HyungJun sangat kaget mendengarnya.
”Noona.. kau..” HyungJun tidak bisa berkata apa-apa. ”Siapa saja yang tahu?”
”Tentang penyakitku?” Hyungjun mengangguk. ”Kau, HyunJoong, KyuJong, dan Kibum.”
”Kibum?”
”Tidak disengaja. Jangan marah padanya.” SumYeong mengelus kepala Hyungjun. ”Should we continue?”
”Ah? Ehm.. Kalau merasa tidak bisa, langsung kita stop.”
HyungJun tiba-tiba gugup lagi. Tapi entah dapat keberanian darimana, Hyungjun berdiri dihadapan SumYeong dan memeluknya. SumYeong sedikit kaget, tapi ia hanya tersenyum.
”La-lalu.. apa lagi?”
”Ya! Jangan Cuma aku yang mikir apa selanjutnya. Kau kan pernah melihat drama-drama di tv juga.” omel SumYeong.
”Tapi ini kan beda, noona. Melihat dan mempraktekan langsung itu 2 hal yang berbeda.” debat HyungJun.
”Bayangkan saja orang yang kau sukai atau cintai.”
”Berati kau akan membayangkan kalau aku ini YoungSaeng hyung ya?”
”YA! Kau ini.”
”ahahahahahahahaha…” Hyungjun tertawa.
Suasana kaku dan canggung diantara mereka perlahan mencair. Dan mungkin karena udara yang semakin dingin juga, mereka berpelukan semakin erat.
”Noona…” panggil HyungJun saat memeluk SumYeong. Hyewon-ah~ kapan aku bisa memelukmu seperti ini.
”hm…” Seandainya ini bukan Hyungjun, tapi kau…
Sementara itu, YoungSaeng yang menyusul Hyungjun ke minimarket semakin dekat dengan tempat dimana mereka berdua berada sekarang. Saat, melewati persimpangan dekat taman, YoungSaeng tidak sengaja melihat mereka.
Bukannya itu HyungJun? ”Hyu~” kata-katanya terhenti saat YoungSaeng melihat HyungJun sedang berpelukan dengan SumYeong. HyungJun dengan… SumYeong?
Karena merasa penasaran, Youngsaeng memutuskan untuk mendekat.
”Noona~” HyungJun sedikit mengendurkan pelukannya dan menatap SumYeong.
Tangan HyungJun yang tadinya memeluk SumYeong, sekarang sudah merengkuh kedua pipi SumYeong. Wajah mereka berdua semakin dekat, dan akirnya bibir mereka berdua pun bertemu.
Entah apa yang ada di pikiran mereka. Entah siapa yang mereka bayangkan. Tapi, itu bukan sekedar ciuman singkat. It’s Deep-sweet-kiss. Mereka seakan menikmati waktu yang ada. Tangan SumYeong yang semula diam disisi tubuhnya, berpindah ke punggung HyungJun.
—- YoungSaeng P.O.V —-
Saat aku sampai di dekat mereka, aku melihat sesuatu yang sangat tidak ingin kulihat. Disana, HyungJun dan SumYeong sedang berciuman. Lututku terasa lemas. Aku menyender pada pohon tempatku bersembunyi, hingga terduduk. Aku memeluk lututku.
HyungJun? SumYeong? Mereka.. Kenapa aku harus melihatnya..
Tanpa kusadari, aku menangis. Bukan hanya aku yang mengangis, karena Gerimis turun tak lama kemudian.
—- Author P.O.V —-
Setelah beberapa saat, akirnya mereka melepaskan ciuman itu. Masing-masing saling menatap orang yang ada dihadapannya. Awalnya bengong, namun akhirnya mereka tersenyum dan tertawa.
”Apa yang kau pikirkan tadi kura-kura?”
”Ehm.. ternyata seperti ini ya rasanya?”
”hahahahaha.. it’ll feel better if you do it with someone you really love. Dan.. hem.. You’re not bad thou.. ahahahaha.” wajah HyungJun memerah.
”Ahk.. gerimis. Noona, ayo cepat kembali. Aku tidak mau dimarahi kalau kau sakit.”
Mereka berdua berlari ke rumah YoungSaeng. Sedangkan YoungSaeng masih tetap bersembunyi tidak jauh dari sana.
Awalnya gerimis, tapi tiba-tiba hujan turun sangat deras. Untung HyungJun dan SumYeong sampai tepat sebelum hujan sangat deras. Jadi, mereka tidak sampai benar-benar basah kuyup.
”Kenapa tiba-tiba hujan.. ahuuu…” keluh Hyungjun.
”Hyung, kau sudah datang, kau beli apa?” tanya Kibum. ”Lho? Noona, kau bersama hyung?”
”Tadi aku bertemu dengan noona di depan mini market. Ini..” HyungJun menyerahkan kantong plastik berisi Snack dan beberapa botol soju.
”Oh, Jun ah.. mana YoungSaeng hyung?” tanya Kyujong.
”YoungSaeng hyung?” tanya HyungJun. SumYeong agak kaget mendengarnya.
”Iya. Tadi dia bilang mau menyusulmu ke minimarket. Kau tidak bertemu dengannya?” HyungJun menggeleng. ”Aneh. YoungSaeng hyung menyusulmu tidak lama setelah kau pergi.”
—- SumYeong P.O.V —-
”Mana YoungSaeng Hyung?” tanya Kyujong.
YoungSaeng? Knapa dengan YoungSaeng?
”Iya. Tadi dia bilang mau menyusulmu ke minimarket.” Menyusul? ”Aneh. YoungSaeng hyung menyusulmu tidak lama setelah kau pergi.” Kenapa tiba-tiba perasaanku tidak enak. ”Kalau begitu kita tunggu saja. Mungkin dia mampir ketempat lain dulu. Jadi tidak bertemu denganmu.”
Satu Jam Kemudian…
Ini sudah satu jam, tapi kenapa YoungSaeng belum juga kembali. Kemana dia? Hujan juga semakin deras.
”Kyu, coba kau telpon YoungSaeng. Sudah hampir 1 jam.” perintah HyunJoong.
Geochilge dolaseon neo eui nunbit
Kkamahge tabeorin na eui simjang
Michindeut sorichineun nal beolilyeogo go
Haji marajwo jebal
Idaero dolaseo gal sun eobseo
Ireohge jeoldae bonael sun eobseo
Jukeul deut maedallineun nal tteonalyeogo go
Nameun nae mameun wasteland
”Hyung, HP YoungSaeng hyung ada disini.” HyungJun memberitahu.
”Aish.. kemana dia. Hujan juga semakin deras.” Hyunjoong mulai khawatir.
Sebenarnya kemana dia? Ada dimana dia sekarang? Kenapa persaanku tidak tenang begini. Semoga tidak terjadi apa-apa dengannya.
”YoungSaeng kau dimana?”
30 Menit berlalu lagi..
”KyuJong, apa tadi YoungSaeng membawa payung?” tanyaku khawatir.
”Aku tadi sudah menyuruhnya untuk bawa payung. Coba kulihat dulu.” Kyujong beranjak kedepan. ”YoungSaeng hyung tidak bawa payung.” katanya sambil menenteng payung.
Tidak bawa payung? Belum kembali sampai selama ini? Sebenarnya kemana dia? Atau jangan-jangan.. tidak, itu tidak mungkin. Tapi.. Aku tidak tahan lagi, aku akan mencarinya.
Aku beranjak dari tempatku. Mengambil jaketku dan setengah berlari untuk keluar. Tapi ada tangan yang menahan lenganku.
”Mau kemana?” Hyunjoong bertanya dengan suara yang berat. Ternyata tangannya yang menahanku.
”Aku mau mencari YoungSaeng.” jawabku dan langsung menghempas tangannya.
”Kau jangan gila! Sekarang ini sedang hujan deras.” HyunJoong menarik lenganku lagi. Sakit.
”Tapi.. tapi.. dia sekarang entah dimana. Kalau terjadi sesuatu bagaimana?!?!” tanyaku setengah histeris dan memaksa melepas lenganku. ”Lepaskan lenganku. LEPAS!”
”INGAT KONDISIMU! PENYAKITMU!! KAU BENAR-BENAR INGIN CEPAT MATI DAN MEMBUAT YOUNGSAENG MERASA BERSALAH?!” dia berteriak. ”Bukan hanya kau yang khawatir. Tapi, pikirkan juga kesehatanmu dan orang lain yang khawatir padamu.”
”Apa maksudnya?” tanya HyeWon. ”Apa maksudnya dengan penyakitmu?” Aku dan HyunJoong kaget, sehingga kami berdua terdiam.
”Noona? Hyung? Apa yang kalian sembunyikan dari kami?” tanya JungMin.
Ting Tong~ Ting Tong~
YoungSaeng! Hatiku mengatakan itu YoungSaeng. Aku langsung lari ke pintu, meninggalkan mereka yang menanti penjelasan.
Kubuka pintu depan dan ternyata benar, YoungSaeng. Tubuhnya basah kuyub, bibirnya sedikit membiru, mungkin karena kedinginan dan pandangan matanya kosong seolah, hanya tubuhnya yang disini tapi entah jiwa dan pikirannya ada dimana.
”Young~” Bruk! YoungSaeng jatuh. ”YOUNGSAENG!” teriakku. Astaga, badannya dingin sekali. ”KYU!” teriakku panik sambil memeluk YoungSaeng dan sedikit mengguncang badannya. ”YoungSaeng-ah.. irrona~ YoungSaeng ah~” Aku menangis.
”Noona, ada a- YOUNGSAENG HYUNG!” teriak Kyu, dan langsung menghampiri.
Kyu langsung membawa YoungSaeng ke kamar. Saat melewati ruang tengah, mereka semua kaget melihat keadaan YoungSaeng. Aku mengikuti Kyu ke kamar YoungSaeng.
”Noona, kau tunggu sebentar diluar.”
”Ta-tapi..”
”Aku harus segera mengganti bajunya, atau dia akan demam. Jun-ah bantu aku.”
HyungJun masuk kamar dan segera menutup pintu. Aku menunggu. Tidak memperdulikan apa yang terjadi berikutnya di ruang tengah. Yang ada di kepalaku hanya YoungSaeng.
CKLEK.
Pintu kamar terbuka, dan HyungJun yang keluar. Aku langsung masuk kedalam. YoungSaeng sedang tertidur.
”Kyu, bagaimana YoungSaeng?”
”Sedikit demam, tapi tidak apa-apa. Jangan khawatir.” aku mengangguk sambil mendekat ke tempat tidurnya. ”Aku keluar dulu.” aku mengangguk.
Aku duduk dipinggir tempat tidurnya. Saat ku sentuh tangannya. Dingin. Kusentuh dahi dan pipinya, sedikit hangat. Tampan. Manis. Imut. Itu yang terlihat di wajahnya yang sedang tertidur.
Ada apa denganmu? Harusnya hari ini kau bahagia, bukan seperti ini. Tuhan, jangan biarkan dia menderita. Jangan buat dia bersedih. Jangan ambil senyumnya.
”YoungSaeng ah.. Saengil Chukahae..” aku mengelus kepalanya. ”Kenapa kau jadi seperti ini? Apa ini karena aku? Mianh YoungSaeng.. Mianh. Saranghae.”
Kugenggam erat tangannya. Tetap berada disampingnya terus malam itu. Entah berapa jam terlewati, sampai pada akhirnya aku tertidur.
~ Di Ruang Tengah ~
—- HyunJoong P.O.V —-
Apa yang terjadi dengan YoungSaeng? Pingsan? Di-dia pingsan. Aku harus melihatnya.
Saat akan beranjak menyusul Kyu yang sedang membopong YoungSaeng, HyeWon menahanku. Pandangan matanya seakan mau menelanku hidup-hidup. Hii~ sungguh. jangan membuatnya marah.
”Mau kemana kau? Kau masih harus menjelaskan pada kami kata-katamu yang tadi.”
”Ya-yang mana?” tanyaku gugup. ”Nanti saja, aku mau melihat keadaan Youngsaeng dulu.”
”Jun-ah, kau bantu Kyu melihat keadaan YoungSaeng hyung. Karena sepertinya kau juga sudah tahu.” Jungmin memerintah HyungJun.
Tanpa perlu diminta dua kali dan dengan senang hati, HyungJun menyusul Kyu dan SumYeong.
Dasar bocah itu.
”kau bisa mulai menjelaskannya sekarang.” kata Hyewon. Aku merinding.
”Baiklah..” aku menyerah. ”SumYeong menderita Kelainan Jantung.” HyeWon, JungMin, dan Kevin kaget dengan apa yang kukatakan. ”dan kondisinya semakin menurun. Dia harus segera menjalani operasi.”
Hening. Setelah mendengar kata-kata tersebut, tidak satupun dari mereka yang bertanya apa-apa lagi. Mungkin mereka sedang berkelahi dengan pikiran mereka sendiri.
”Kenapa kalian semua diam?” tanya Kyu yang tiba-tiba saja sudah ada diantara kami.
Bocah ini membuat ku kaget saja.
”YoungSaeng?” tanyaku.
”Ehm baik-baik saja hanya sedikit demam. Noona sedang menjaganya” jawabnya sambil tersenyum.
”Apa kalian mau disini terus?” tanya HyungJun.
”YA, bayi! YoungSaeng hyung pingsan. Noona sakit. Dan kau dengan entengnya bertanya, ’apa mau disini terus’?” tanya JungMin.
”Bukan begitu maksudku..” rajuk HyungJun.
”Lalu apa?” tanya HyeWon ketus.
”Maksud hyung, daripada kita disini bengong tidak melakukan apa-apa dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Lebih baik kita pulang. Istirahat, dan besok kita kembali lagi kesini.” jelas KiBum.
Anak ini lebih dewasa dari HyungJun, walaupun terkadang sama cengengnya juga.
”Dia benar. Kalian lebih baik pulang saja. Biar aku dan.. ” Kyu melirikku. Aku mengangguk mengerti maksudnya. ”HyunJoong hyung disini menjaga mereka berdua.”
”Kalian bisa kembali lagi besok untuk membawakan kami makanan.” kataku.
Dengan sedikit menggerutu dan tidak rela, mereka pun akhirnya pulang. Kupinjamkan mobilku pada Hyungjun untuk mengantar JungMin dan Hyewon pulang. Sementara mobil HyungJun dibawa Kibum.
Setelah mereka pulang, suasana rumah menjadi tenang dan sepiiiiii~ setidaknya aku bisa sedikit bernapas lega. Hanya tinggal 2 orang yang harus kujaga.
”Bagaimana mereka berdua?”
”YoungSaeng hyung, seperti kataku tadi. Dan Noona, dia masih stabil.”
”Haahhh~~~ kenapa bisa jadi seperti ini.”
”Sudahlah hyung. Ini diluar kendali kita. Lebih baik kita masuk sekarang. Atau kalau tidak, kita berdua akan sama-sama masuk angin.”
Hari ini berakhir dengan tidak menyenangkan. Semoga besok, lebih baik.
—————————————————————————————————————-
~ Keesokan harinya ~
—- YoungSaeng P.O.V —-
Kepalaku terasa sakit. Kubuka mataku perlahan – lahan. Silau. Sudah pagi? Ini.. Aku kenapa bisa ada di kamarku? Bukannya semalam.. Ingatan tentang semalam mulai tersusun lagi di otakku. Marah, kecewa, sedih, dan yang lain berkecamuk di kepalaku.
Aku mencoba untuk bangun dari tempat tidur, tapi ada sesuatu atau lebih tepatnya seseorang yang sedang menindih dan menggengam tangan kiriku. Ternyata, SumYeong duduk tertidur disebelah tempat tidurku. Dan dia yang menggenggam tanganku.
SumYeong… kenapa dia bisa tidur disini? Apa dia menjagaku semalaman? Kalau benar, kenapa? Untuk apa?
Ucapku sambil mengusap kepalanya. Dia bergerak sedikit, tapi masih terlelap dan semakin erat menggenggam tanganku. Terasa sakit.
Aku duduk perlahan sambil berusaha melepaskan genggamannya tanpa membuatnya bangun. Karena sepertinya dia lelah sekali. Selain menggenggam tanganku, ternyata dia menggengam sebuah pouch kecil. Di pouch itu tersulam, For Y.S.
Untukku? Apa ini hadiah darinya untukku? Apa ini? Ah, Ada surat didalamnya
Isinya sebuah anting dan unik. Star dan Otter yang berbentuk Giwang yang disambung dengan rantai. Dan diujung nya menjuntai One Winged Silver, Black Cross dan White Key. Aku tersenyum melihat anting itu..
Dear YongSaeng,
Saengil Chukahae~ \(~^0^~)/
Ini hadiah dariku. Semoga kau suka.
Aku mendesign nya sendiri. Jadi sama seperti kalung darimu, Hanya ada 1.
Kudoakan kau selalu bahagia dan mendapatkan apa yang kau inginkan.
Keep Smile~ Saranghae nae lovely Chingu~ kkkk..
– S.Y –
Ps : Jangan sampai hilang!
Kulipat kembali kartu darinya dan kulihat lagi anting darinya.
Kenapa hanya sebelah? Mana pasangannya? Sebaiknya kupindahkan dia ke tempat tidur.
Saat aku membaringkannya di tempat tidur, kulihat dia masih menggunakan kalung yang kuberikan padanya. Aku duduk disebelahnya dan tanpa sadar, tanganku mengusap kepalanya lagi.
Aku senang kau masih memakai kalung pemberianku. Aku tersenyum. Namun banyangan semalam kembali muncul di kepalaku.
SumYeong ah~ jeongmal saranghaeyo. Apakah kau memang tidak bisa mencintaiku? Tapi tidak apa-apa, walaupun kau tidak akan pernah membalasnya. Aku tidak akan memaksakan perasaanku padamu. Aku akan tetap mencintaimu.
Kukecup keningnya dan kurapihkan selimut agar menutupi tubuhnya dengan sempurna. Aku beranjak ke kamar mandi. Seselesainya mandi, kulihat SumYeong masih tertidur pulas. Sepertinya dia benar-benar lelah.
Dengan handuk kecil masih menggantung di leher ku dan rambut yang setengah basah, aku keluar dari kamarku dan menuju ke dapur. Perutku lapar.. dari semalam aku belum makan. Seingatku begitu. Yang pasti aku lapar.
Saat sampai di dapur, kulihat Kyu ada disana. Memasak? Hahaha.. sepertinya tidak. Aku mendekat ke minibar, kutarik kursi yang ada disana. Kyu yang sedang asyik dengan –entah-apa-yang-dilakukan melihat ke arahku.
”Ah Hyung kau sudah bangun.” sapanya. ”kau sudah mandi juga sepertinya.” Aku mengangguk untuk menjawab pertanyaannya. Dia kembali sibuk dengan apa yang dikerjakannya tadi. ”Kau lapar tidak hyung?”
”Kalau aku tidak lapar, aku tidak akan ke dapur.”
”Hehehe.. benar juga ya. Tunggu sebentar.” tidak lama Kyu menghampiriku sambil membawa kimbab buatannya. ”Ini makanlah. Kau mau minum apa hyung?”
”Kopi.” Kyu langsung menoleh kearahku bingung. ”Aku butuh kafein. Atau Latte. Pfhhtt..” aku menahan tawaku.
Pemandangan yang ada di depanku saat ini, cukup bisa membuat mood ku lebih baik. Kyu dengan kaos singlet hitam tanpa lengan dan celana pendek menggunakan apron kuning. Rambutnya dikuncir kecil dan memakai kacamata.
Ehm.. Seingatku aku tidak punya apron kuning. Ah tidak, aku tidak punya apron. Dapat dari mana dia?
”Ini.” Teh? Aku kan minta kopi atau latte. Aku mengernyit melihat minuman yang ada dihadapanku dan menatap Kyu. ”Teh lebih baik untukmu saai ini. Teh juga mengandung kafein. Yah walaupun ringan.” jawabnya saat aku akan protes. ”Bagaimana noona?”
”Dia sedang tidur.”
”oh.. kalau kau?”
”hm? Aku?” aku berpikir sejenak. ”aku baik-baik saja. Tidak demam atau flu. Hanya sedikit pusing.” jawabku sambil minum teh buatannya. Teh apa ini?
”Bukan itu. Kalau itu aku juga sudah tau.” jawabnya sambil memasukkan sepotong kimbab kemulutnya. Bukannya kimbab ini untukku? ”Maksudku, apa yang terjadi semalam sampai kau seperti itu.”
”Ohok.. Eh? Semalam?” Kyu.. kenapa kau harus membuatku mengingat kejadian semalam lagi. Aku harus bilang apa?
”Hyung?”
”ehm.. mm.. itu..”
”WAAAAAA!!!! KYYUUUUUUUUU!!!!!!! YOUNGSAENG HILAAAANNNNGGGG~~~”
SumYeong? Aku dan kyu bertukar pandang. BRAK! Suara pintu menabrak dinding. Drap.. drap.. drap.. Yang ini pasti dia sedang berlari.
”Kyu! YoungSaeng hilang la-” kata-katanya terhenti didepan pintu saat melihatku. Aku melambai padanya. ”Oh.. Kupikir hilang lagi.” jawab SumYeong salah tingkah. Aku tersenyum.
”Hehehe.. noona sini. Sarapan sama-sama.” panggil Kyu. SumYeong hanya mengangguk dan jalan perlahan.
Saat SumYeong berjalan kearah kami, kulhat HyunJoong sudah ada dibelakangnya. BRUK. Dia tersandung dan menubruk setengah memeluk SumYeong untuk tumpuan.
”HUAAAAA!!!” teriak SumYeong. DUK! SumYeong menyikut Hyunjoong dan berlari kearahku. Aku tertawa melihatnya seperti ini.
”YA! SumYeong!” protes HyunJoong yang terjengkang di lantai. ”Aiishh.. sakit.”
”Ups.. mianhae..” katanya di belakangku.
”Hehehehehe.. pagi ini ramai sekali ya. Noona ayo duduk dan sarapan. Kau juga Hyunjoong Hyung.”
Untuk sementara, untuk pagi ini saja dan semoga untuk kedepannya juga. Mari kita lupakan dulu kejadian semalam.
—————————————————————————————————————-
— To Be Continued —