Author : Wella
Tags : Sungmin, Leeteuk
Genre : Romance, angst
Sebelunya uda di post :
http://ourfanfictionhouse.wordpress.com/
Cerita sebelumnya :
Min Rin yang lebih mempercayai Sungmin akhirnya melarikan diri. Ia menyetir ugal-ugalan karena ingin secepatnya sampai di tempat dimana ia telah berjanji akan menemui Sungmin. Namun sayangnya sebelum Min Rin berhasil sampai dan menemui Sungmin sebuah kecelakaan menimpanya, akankah Min Rin berhasil mengalahkan mautnya atau…..
Cast :
~ Park Jung Soo
~ Park Min Rin
~ Sungmin
~ XXX (Heed)
~ Jung Soo P.O.V ~
Aku bersumpah tidak akan membiarkan Min Rin menemui brengsek biadab itu, bagaimana bisa Min Rin lebih mempercayai dia dibanding aku yang telah bersamanya belasan tahun? Aku yakin Sungmin telah mengatakan sesuatu yang sangat mengerikan hingga Min Rin percaya begitu saja dan malah menuduhku memfitnah Sungmin.
Kalaupun aku harus mati itu lebih baik daripada Min Rin tersakiti, sampai titik dari terakhir pun aku akan mempertahankannya.
Betapa lengahnya aku sampai bisa membiarkan Min Rin lari dengan membawa mobilku, Sial! Hujan deras sekali dan Min Rin sudah pergi jauh dengan mobilku. Satu-satunya cara adalah mengejarnya dengan taksi, tapi itu tidak mudah untuk mencari taksi di malam dengan cuaca sejelek ini.
Seluruh badanku sudah basah akan terpaan hujan, persetan akan itu semua yang penting aku dapat mengejarnya dan menyelamatkan Min Rin.
Akhirnya aku berlari menyusuri jalanan yang dilewati Min Rin sambil mencari taksi yang lewat.
Tuhan begitu baik, sebuah taksi melaju mengarah kepadaku. Refleks saja kakiku berlari didepan taksi itu untuk memberhentikannya, aku tidak sama sekali berpikir kalau taksi itu bisa saja menabrakku yang ada hanya Min Rin an Min Rin
Taksi itu berdecit karena rem mendadak, bisa kulihat taksi itu membawa penumpang. Seorang namja duduk dijok belakang, ia menatapku bingung.
Tanpa minta izin aku langsung membuka pintu taksi itu
“Biar aku yang menyetir” kutarik sopir taksi itu dengan paksa agar membiarkanku duduk di jok pengemudi
“Yha!” ajussi yang kutarik itu agaknya terlampau shock hingga hanya bisa mengatakan’yha’
“Ini penting! Akan kubayar 1000x lebih mahal dari namja itu” tanpa melihat lagi aku menancap gas dengan kecepatan maksimal menyamakan Min Rin yang ugal-ugalan jauh di depanku
“Keluar! Aku bisa melaporkanmu pada polisi!” ajussi itu menarik-narik baju basahku
“Silahkan tapi setelah aku menyelamatkan adikku” aku tidak memperdulikannya dan masih mengejar mobil putih milikku itu
“Aku tidak peduli kau mau menyelamatkan siapa! Itu urusanmu! Sekarang keluar! Aku ada penumpang yang harus kuantar! Kalau mau mati jangan bawa kami” ajussi sialan itu tidak berhenti mengoceh dan memarahiku, siapa peduli? Aku tidak menghiraukannya sama sekali
“Yha kau budeg?! Aku ada penumpang! Berhenti atau aku yang akan menghentikanmu” pria paruh baya itu membelokkan setirku agar merapat kesamping namun dengan cepat aku membanting setir dan melanjutkan pekerjaan genting ini
“Gwaenchana, biarkan saja” namja yang daritadi diam itu akhirnya membuatku lega
“Ta… tapi”
“Tidak apa-apa, biar aku yang bayar. Sepertinya ini sangat penting, anggap saja aku minta diantar olehnya ke tempat yang akan ditujunya” aku mengintip dari kaca yang mengarah ke jok belakang, lelaki sejati itu tersenyum padaku, aku bersumpah akan membalasnya dengan hal yang luar biasa
“Gomawo, aku akan membalasmu nanti” kupalingkan pandanganku darinya dan kembali melanjutkannya
Apa Min Rin kerasukan? Sejak kapan dia menyetir seperti ini?! Hampir semua mobil menghidarinya dan mengklaksonnya agar berhenti namun semuanya sia-sia. Yang ada dia semakin ugal-ugalan
Tepat ketika ia melihat taksi yang kubawa mengejarnya, mobil yang dibawanya seakan terbang saking cepatnya
“Berpeganglah, pasang sabuk pengamanmu” aku menatap ajussi itu, memperingatinya sebelum sesuatu terjadi
Agaknya ajussi itu mempelototiku saat aku menginjak pedal gas maksimal, aku hampir menyamai kecepatan Min Rin. Bagaimanapun dia seorang wanita dan aku tidak mungkn kalah darinya.
“Itu adikmu? Dia tangguh sepertinya” namja bermata sipit itu menatap mobil putihku dan menggeleng-geleng
“Dia wanita bodoh!” aku memutar tubuhku dan menatapnya, apa dia buta sampai tidak bisa membedakan?
“AWAS!!!!!!!” baru akan kulihat wajahnya, ia berteriak amat nyaring yang membuatku menginjak rem mendadak
Begitu aku melihat sebuah mobil Hummer biru mengahantam samping kiri mobilku rasanya aku akan pingsan.
Mobil itu seketika penyok………
Aku tidak peduli apa mobilku akan seperti apa, tapi Min Rin…..
Tanpa berpikir lagi langsung aku berlari sekencangnya kearah Min Rin
“Min Rin yha!!!!!!! Park Min Rin!!!” suaraku sudah bergetar ketika namanya kusebut
Aku berteriak histeris meminta bantuan pada orang-orang, air mataku sudah bercampur dengan air hujan yang menerpaku.
Aku memukul-mukul kaca mobilku agar pecah dan memberiku celah untuk membawa Min Rin keluar dari mobil yanf benar-benar rusak parah itu, bisa kulihat Min Rin yang terjepit di dalam, dari dahinya darah mengalir deras.
Dan ketika aku sedang berteriak meminta pertolongan aku melihat Sungmin, dia duduk di dalam mobilnya memandang kearahku. Senyum itu tersungging di mulutnya, dan mulutnya membentuk kata ‘Annyeong’ satelah itu ia membawa mobilnya pergi dari tempat itu. Aku tidak peduli lagi si bejat itu melakukan apa, yang kutau sekarang aku harus mengeluarkan Min Rin secepatnya.
Teriakanku semakin menggila karena tidak ada satu pun orang yang menolongku, orang-orang yang lewat tidak menghiraukanku sama sekali, apa mereka BUTA?!
“Aku sudah menelpon polisi, sebentar lagi mereka akan datang kesini” namja bermata sipit itu tiba-tiba saja ada dibelakangku
“Tapi adikku! Dia bisa mati kalau menunggu polisi datang!” tanpa sadar aku berteriak padanya, padahal dia sudah membantu sangat banyak
“Aku akan membantumu menggeluarkannya” dia meninju kaca mobilku dengan kepalannya, tangannya mengeluarkan darah namun kaca itu tidak juga pecah. Aku membantunya menghancurkan kaca itu, kami berdua memukul kaca itu semakin menggila sampai seseorang menepuk punggung kami
“Biar kubantu” ajussi sopir itu tersenyum padaku dan menghantam kaca mobil yang sudah mulai retak itu dengan sikunya, kaca itu akhirnya pecah juga namun hanya terdapat celah yang kecil sekali “Pakailah siku lenganmu, anak muda seperti kalian lebih kuat” ajussi itu mundur dan member tempat untukku dan namja yang tidak kukenal itu
Tanpa menunggu lagi aku langsung menggunakan lengan siku-ku untuk membuka kaca itu, kaca yang menancap dikulitku tidak lagi terasa sakit sekarang. Celah yang terbuka semakin lebar, secara bergiliran aku dan namja itu menghantukan siku kami untuk membuka kaca itu.
“Masuklah” namja itu menunjuk celah yang mengangga lebar yang kami buat, aku menggangguk dan langsung merayap masuk. Serpihan kaca yang tajam menusuk perutku bahkan ada beberapa yang menancap di perutku dan melukai kulitku, ini bukan masalah lagi sekarang, matipun tidak lagi masalah.
Celah itu sebenarnya tidak cukup luas untukku masuk namun karena kupaksakan akhirnya aku dapat masuk walaupun itu menyakiti diriku sendiri. Begitu tubuhku masuk semua aku langsung menarik Min Rin yang terkulai di tempatnya
Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, langsung kubuka pintu yang terkunci dari dalam itu dan membawa Min Rin keluar dari mobil yang sudag peyot itu.
Begitu akan kumasukkan Min Rin kedalam taksi polisi sudah tiba dan memintaku untuk tinggal dan menjadi saksi dan juga karena mobil itu milikku jadi aku harus bertanggung jawab. Aku menolak berulang kali karena Min Rin berada dalam taksi dan harus kubawa ke Rumah Sakit secepatnya, namun polisi itu tidak mau tau sama sekali, kesabaranku sudah habis…
“APA NYAWA SESEORANG TIDAK PENTING?! AKU HANYA MENGANTARNYA! AKU AKAN BERTANGGUNG JAWAB!” aku meneriaki pollisi itu dengan geram, bagaimana bisa ia menyuruhku menjelaskan disaat segenting ini
“Biar aku yang mengantarnya ke Rumah Sakit, kau disini saja” namja paling baik hati itu menepuk punggungku dan masuk kedalam taksi bersama ajussi dan langsung melaju dari pandanganku
Semoga Min Rin tidak apa-apa, semoga…..
~ Author P.O.V ~
Kedua manja yang telah basah kuyup itu melaju menuju Rumah Sakit terdekat yang bisa mereka jangkau, gadis yang mereka bawa tidak sadarkan diri. Darah segar mengalir dari keningnya, darah mengalir dari keningnya yang bocor. Gadis itu sudah terlampau pucat, tidak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali.
“Cepat! Nadinya semakin melemah!” pria berkumis yang mengenakan seragam panik karena nadi gadis itu semakin melemah
Namja yang disuruhnya itu hanya diam dan mempercepat laju mobil yang dibawanya, lampu merah dilanggarnya, klakson tidak dihiraukannya, bahkan ia tidak lagi melihat kiri kanan ketika membelok, mobil lainlah yang menghindarinya.
Setelah melawan maut akhirnya mereka sampai pada Rumah Sakit yang dituju, namja yang menyetir itu langsung menggendong gadis itu kedalam sembari berteriak kepada perawat yang ditemuinya, kepanikannya sudah mencapai titik puncak.
Gadis itu dibawa ke ruang ICU, karena lukanya yang juga parah maka tidak ada tempat lain lagi yang akan dibawa dokter untuk menyelamatkannya.
“Ajussi berapa yang harus kubayar? Biar aku yang bayar” namja itu menatap pria yang sebaya dengan ayahnya itu
“Ani, hanya jaga gadis itu. Kau sudah membayar semuanya dengan kebaikan hatimu” ia tersenyum dan menepuk lengan pria muda itu “Ajussi pamit, sampaikan salamku pada orang tadi ‘miane aku sudah kasar padamu, jaga adikmu dengan baik’ tolong sampaikan itu pada namja tadi” ajussi itu berjalan menjauhi pria yang mematung ditempatnya, senyum menghiasi kepergiannya, ada kebanggaan dalam dirinya melihat lengannya yang luka……
~ Jung Soo P.O.V ~
Semalaman aku ditahan dikantor polisi, kejadian semalam adalah murni kesalahan Min Rin. Keluarga dari pria yang mengaku ditabrak Min Rin meminta ganti rugi dan uang pengobatannya hingga pulih. Aku tidak menolak sama sekali, namun polisi ini menahanku padahal aku sudah berjanji untuk bertanggung jawab. Mereka tidak henti-hentinya menanyaiku pertanyaan konyol, apa mereka pikir aku punya mata dewa hingga bisa merekam semua kejadian itu secara jelas?! Tidak cukupkah dengan bertanggung jawab?!
Sebenarnya aku menjawab dengan sembarangan, aku tidak bisa menjawab lagi sebenarnya karena yang ada dibenakku hanya ada Min Rin dan Min Rin, apa dia baik-baik saja?!
Ketika polisi mengatakan aku boleh pergi rasanya aku akan terbang menuju Rumah Sakit yang paling dekat, aku tidak tau namja itu membawa Min Rin ke Rumah Sakit mana. Feelingku mengatakan kalau ia berada di Rumah Sakit yang paling dekat, tidak mungkin mereka membawa Min Rin ke Rumah Sakit yang jauh dalam keadaan sekarat seperti itu.
Dengan taksi aku berangkat ke Rumah Sakit yang terdekat, aku bertanya pada resepsionis apakah ada pasien bernama Park Min Rin namun data Min Rin tidak ada. Yang ada hanya seorang gadis yang tidak diketahui namanya, itu pasti Min Rin!
Aku mengikuti perawat itu menuju tempat dimana gadi itu dirawat, dan benar saja namja semalam itu duduk di depan pintu kamar ICU.
“Akhirnya” namja itu menatapku dan bernapas lega
“Bagaimana adikku?” aku tidak bisa lagi mengucapkan kata lain lagi, terima kasih saja tidak
“Dia belum sadarkan diri, dia kekurangan darah dan karena darahnya sama denganku aku mendonorkan darahku” aku menatapnya, dengan sekali lihat aku tau darahnya terkuras habis, wajahnya tidak lagi berwarna
“Aku tidak tau lagi apa yang harus kuucapkan padamu, aku tidak bisa mengucapkan terima kasih, itu tidak seimbang dengan apa yang telah kau lakukan” mataku berkaca-kaca sekarang
“Gwaenchana, untung saja darah adikmu AB” ia tertawa kecil, darah Min Rin memang AB. Darah eomma A dan appa B, Min Rin berdarah AB sedangkan aku A
“Mungkin jika tidak ada kau aku yakin aku ….”
“Adikmu cantik”
“Ne?! maksudmu?!”
“Tidak ada alasan untuk tidak menolong gadis malaikat sepertinya, kalau aku membiarkannya aku akan menyesal seumur hidup”
“Kau masih bisa bergurau?” aku tertawa kecil, bagaiman bisa dia mengatakan hal ini
“Aku menolongnya hanya karena aku tidak mau menyesal” pria itu tiba-tiba duduk di kursi
“Yha gwaenchana?!” aku duduk disampingnya dan menepuknya pelan
“Tidak makan, hanya kurang makan, aku lari dari rumahku” namja itu masih tersenyum
“Akan kubelikan makanan, siapa namamu?! Akan kuhubungi keluargamu” aku menepuk jaket kulit yang masih lembab ditubuhnya
“Jangan hubungi mereka, belikan saja aku makanan” ia mendorongku masih dengan senyumnya
“Baiklah, tunggu disini” aku bergegas dari tempatku
“Yha tunggu sebentar” ia memanggilku dengan suara lemahnya
“Wae?” aku membalikkan tubuhku
“Jangan masukkan daging, aku sedang diet” aku hanya bisa geleng-geleng, dia itu humoris atau tidak waras?!
—
Dia itu tidak makan berapa bulan?! Dia makan seperti ini makanan terakhir yang bisa dinikmatinya, tidak lebih dari 2 menit makanan yang kubelikan sudah ludes. Apa dia monster?!
“Apa perlu kubelikan lagi?” aku menatapnya kasian
“Eng? Ka..lau ka..u ma.u ke..na.pa tida…k?” dia menjawabku dengan mulut penuh
“Biar kubelikan lagi saja” aku berjalan lagi menuju kantin Rumah Sakit, apa pantas aku membayar jasanya dengan 2 bungkus nasi?!
—
Lagi-lagi dia melahapnya tanpa berhenti, aku jadi berpikir kalau dia bahkan sudah lama sekali tidak melihat nasi. Dia itu terlihat sangat polos, namja baik yang mungkin sangat jarang ditemui
“Kau baik sekali!” ia akhirnya bersuara setelah semua nasi itu habis tanpa tersisa sebutir pun
“Ini tidak ada apa-apanya dengan jasamu” aku menatapnya sambil tertawa kecil
“Begitukah? Kalau begitu kenalkan aku dengan malaikat itu, mungkin aku bisa menjadikannya istriku” ia berbicara begitu tanpa mimik yang serius, dia itu sedang bercanda bukan?!
“EH?!” aku kehilangan kata-kata, dia itu aneh
“Yha aku langsung suka padanya, meskipun dia berlumuran darah aku bisa melihat inner beauty-nya. Aku kabur karena dijodohkan, jadi kalau aku pulang dengan membawanya kemungkinan besar aku akan diizinkan menikah dengannya, boleh aku menikahinya?” namja ini kembali tersenyum padaku menampakkan gigi putihnya, sepertinya dia tidak sedang melucu
“Aku bahkan tidak kenal siapa kau, dan yang akan kau nikahi itu adikku bukan aku jadi kenapa kau bertanya padaku?!” aku menatapnya heran, entah kenapa aku tidak marah sama sekali ketika dia mengatakan akan menikahi Min Rin, mungkin kalau aku akan melepas Min Rin hanya pada dialah aku rela
“Ah betul. Kenalkan aku Kim Jong Woon, aku bekerja sebagai penyanyi kafe, setiap hari aku dimarahi orang tuaku karena aku menyanyi, aku pria yang baru pertama kali jatuh cinta dan itu dengan adikmu, siapa namanya?” ia berkata seakan dalam hidupnya tidak pernah ada masalah sama sekali
“Mwo?! Kau penyanyi? Kenapa aku tidak pernah melihatmu? Kau se..rius dengan perkataanmu?” aku menelan ludah, astaga dia ini manusia macam apa
“Aku penyanyi kafe, kalau kau sering ke kafe tempatku bekerja pasti kau akan tau. Hanya menunggu waktu saja sampai aku terkenal. Apa kau mau tanda tangan?” dia lagi-lagi tersenyum padaku, benar-benar namja aneh
“Tidak perlu” aku tertawa pelan menanggapinya, aku tidak yakin Min Rin akan menganggapnya
Siang itu aku lewati dengannya, dia itu namja yang nyentrik, aku menyukainya.
—
Aku terbangun dari lelapku, aku tidak tidur semalaman jadi aku dengan gampangnya tidur di kursi tempatku menunggu Min Rin. Sudah malam ternyata, Jong Woon menghilang? Kemana dia?
Aku melihat ke ruangan Min Rin
MWO?!
Dia sudah berada disamping Min Rin?!
Dan…..
Min Rin tertawa bersamanya? Aku tidak pernah melihat Min Rin tertawa selepas ini sebelumnya, ini ajaib….
Aku membuka pintu kamar Min Rin, bisa kulihat perban diwajahnya, kakinya juga terluka, dia belum bisa duduk maupun bersandar, Min Rin hanya berbaring disamping Jong Won
“Kau sudah bangun? Yha adikmu lucu sekali! Dia tadi menangis dan sekarang tertawa! Dia mencari Sungmin! Siapa itu?! Bukankah namamu Jung Soo? Apa kau punya dua nama?” Jong Won mencercaku dengan begitu banyak pertanyaan, aku tidak memperdulikannya, yang ada diotakku hanya Min Rin
“Kau sudah baikan? Jangan mencari Sungmin, namja brengsek itu sudah pergi meninggalkanmu apa kau tau dia pergi begitu saja tanpa menolongmu? Dia bahkan tersenyum melihatmu! Dia mempermainkamu” aku mendekatkan diriku padanya
“Bohong….” Ia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan suara bergetar
“Kau mau menangis lagi?! Yha kau bisa berubah dengan cepat! Yang kutau shi hanya kami bertiga yang menolongmu. Aku, oppamu dan ajussi, siapa itu Sungmin?” Jong Woon menatap Min Rin dengan tatapan bingung
“Katakan ini bohong… Sungmin tidak seperti itu” air mata Min Rin jatuh, dan sebelum air matanya jatuh menuju pipinya Jong Won menempelkan tangannya di pipi Min Rin
“Walau aku tidak tau siapa Sungmin, tapi aku bisa tau dia itu brengsek. Bagaimana bisa malaikatku menangis karenanya? Uljima…. Kan ada aku” Jong Won kembali tersenyum “Menikah saja denganku” Jong Woon tertawa pelan. Namun Min Rin tidak menanggapi Jong Woon
“Aku tidak percaya… aku harus menghubunginya” Min Rin mencoba bangun tetapi tidak bisa
“Yha kakimu itu tidak bsa digerakkan, kata dokter kakimu lumpuh temporer. Kau harus diterapi sampai bisa berjalan normal, mobil itu menjepit tubuhmu untung saja tulangmu tidak remuk, hanya lumpuh saja kok” Jong Woon menunjuk kaki Min Rin dengan santai, aku syock dengan perkatannnya tapi tidak bisa dipungkiri memamng luka Min Rin parah
“MWO?! Kau siapa?! Kuakui tadi kau bisa melucu dengan baik, tapi sekarang kau jadi menyebalkan!” Min Rin meneriaki Jong Woon keras
“Yha jangan begitu! Dia yang menolongmu, kalau tidak ada dia kau tidak akan selamat. Kau harusnya berterima kasih padanya bukan meneriakinya, cepat minta maaf” aku menatap Min Rin tidak suka, sejak mengenal Sungmin sikapnya jadi berubah drastis
“Aku tidak menyuruhnya menolongku” sekarang dia malah membalasku
“Kau sudah berubah, tunggulah pujangga hatimu itu, aku tidak mengerti lagi. Kau akan tau sebenarnya manusia macam apa dia itu, tunggulah dia” aku menarik Jong Woon keluar dari ruang Min Rin, aku sudah muak!
—
Sudah lewat dua minggu, namun Sungmin tidak pernah datang sekalipun. Aku tau Min Rin setiap hari mencoba menghubunginya tapi tetap saja tidak bisa. Awalnya hanya tidak diangkat namun lama-lama nomor Sungmin sudah tidak aktif lagi, aku yakin dia mengganti nomornya supaya tidak diganggu Min Rin lagi.
Aku tidak lagi menasehatinya, dia sudah besar, dia tau apa yang harus dilakukannya. Aku juga tau setiap malam Min Rin menangisi namja brengsek itu, entah kenapa aku tidak merasa kasian pada Min Rin. Dia terlalu bodoh sampai menangis setiap malam.
Aku sengaja tidak terlalu sering datang menjenguknya, aku sangat sibuk akhir-akhir ini dan juga aku ingin member kesempatan pada Jong Woon untuk mendekati Min Rin. Namja itu masih datang setiap hari, bahkan dia meginap di Rumah Sakit. Sepertinya dia tidak punya tempat tinggal lagi setelah kabur dari keluarganya.
Aku juga heran kenapa dia tidak menyerah saja, padah Min Rin tidak menganggapnya sama sekali, Min Rin sangat cuek padanya malah tidak jarang dia dimarahi Min Rin. Tapi tetap saja dia tersenyum dan melucu lagi, aku tidak tau isi hatinya seperti apa, kurasa dia juga akan bosan kalau setiap hari diperlakukan judes seperti ini.
Akhir-akhir ini aku sedang dekat dengan Hasang, aku perlu seseorang untukku bersandar disaat seperti ini, dan Hasang selalu ada untukku. Aku selalu curhat semua masalahku padanya bahkan aku juga mengatakan kalau aku mencintai Min Rin adikku.
Dia tidak memojokkanku dan juga dia selalu memberiku saran, dia sangat baik dan juga aku suka kepribadiannya.
Aku pernah mendegar kata orang kalau manusia yang bisa kita jatuhi cinta bukan satu orang, dulu aku menepis kata itu jauh-jauh, namun sekarang aku percaya akan kata itu. Perasaanku terhadap Min Rin semain berubah, aku tidak lagi suka Min Rin yang sekarang, dia bukan lagi yeoja yang kupuja, melainkan hanya adik yang kukasihani. Aku juga tidak tau kenapa aku bisa berubah, perasaaan cintaku yang teramat sangat sudah lenyap diganti aksih seorang oppa.
^^
~ Jong Woon P.O.V ~
Sungmin itu siapa shi?! Apa aku kurang ganteng sampai dia tidak menghiraukanku? Aku akui dia memang gadis yang cantik, tapi kalau dia terus menerus seperti ini aku harus pergi. Dia sepertinya membenciku, setiap ucapanku selalu dibantahnya, dia bahkan menangis disaatku melucu! Apa kehilangan seorang Sungmin begitu susah?! Padahal Sungmin tidak mengangkat telpon Min Rin, bahkan sekarang HP-nya sudat tidak aktif lagi.
Setiap hari aku menemaninya melakukan terapi, Jung Soo agak jarang datang. Sepertinya dia sibuk sekali, kalau datang juga malam dan hanya sebentar, aku jadi merasa seperti eomma Min Rin, haha.
—
Ini sudah sebulan, kurasa eomma pasti kelabakan mencariku. Bukankah sudah kubilang aku tidak mau dijodohkan? Mana mungkin aku hidup dengan orang yang baru kulihat. Tidak akan!
Apa mereka pikir aku peduli dengan perusahaan?! Apa mereka tidak pernah dengar kalau aku tidak akan bekerja dengan mereka?! Aku hanya akan menjadi penyanyi! Aku hanya melakukan hal yang kusenangi saja
Sebenarnya aku sudah akan pergi dari Rumah Sakit ini, aku tidak pernah dihiraukan. Sebagai seorang lelaki aku juga punya rasa malu dan gengsi, bagaimana mungkin aku masih saja berada ditempat yang bahkan aku tidak diharapkan?! Tapi semuanya berubah ketika Jung Soo memintaku agar tetap disamping Min Rin, dia menceritakan semuanya mulai dari masalah orang tuanya sampai tentang Sungmin.
Sebenarnya aku kaget tapi aku menanggapinya sesantai mungkin dengan mengatakan “Benarkah? Ah aku akan menjaga malaikatku lebih lama lagi, selamanya mungkin”
Terdengar mudah? Tapi sebenarnya aku juga merasa sakit, dan kata-kata itu akan benar-benar kulakukan, menjaga Min Rin seumur hidup.
Dan juga Jung Soo mengatakan kalau dia sempat mencintai Min Rin, aku juga kaget dengan yang ini tapi aku hanya membalas
“Lupakan itu, menikah dengan orang lain karena dia sudah ku-booking!” Jung Soo hanya tertawa mendengarku, kata Jung Soo itu hanya masa lalu. Dia sedang mendekati wanita lain, haha dia itu bodoh kalau kataku, bagaimana bisa dia melepas Min Rin. Kalau aku jadi dia aku tetap akan menikahi Min Rin, apa peduliku dengan sedarah atau tidak?! Apa salahnya? Orang saja bisa dengan santainya menunjukkan kalau dia menyukai sesama jenis, kenapa dia tidak? Haha aku yang bodoh atau dia shi!?
Apa yang harus kulakukan untuk mencairkan perasannnya dan mendapatkan perhatiannya? Dia itu seperti berhala yang kusembah, sial dia semakin membuatku penasaran.
Seharusnya aku menemui Sungmin dan bertanya padanya bagaimana trik yang tepat, ha jangan! Untuk apa aku menjadi orang lain? Aku harus tetap jadi diriku sendiri, aku pasti bisa meluluhkannya dengan caraku, pasti!
Kakinya baru bisa melangkah beberapa langakh kedepan, itupun masih bergetar hebat. Aku tidak bisa berhenti menertawakannya, aku selalu mengatakan
“Bagaimana bisa gadis sepertimu jalan seperti itu? Cacat!”
Dan aku dimarahinya lagi, aduh bagaimana bisa aku bisa membuatnya tertawa seperti pertama kali shi?! Huaaaaaaa aku bisa gila
—
~ Min Rin P.O.V ~
Aku sudah putus asa, aku bahkan membanting Hp-ku hingga bertebaran di lantai. Apa dia brengsek seperti yang dikatakan Jung Soo oppa? Tidak…. Aku tidak percaya….
Aku tidak bisa melupakan Sungmin, aku sudah memenuhi dinding Twitter-nya dengan pertanyaan yang selalu sama namun tidak ada respon darinya sam sekali. Air mataku tidak berhenti jatuh setiap kali mengingatnya….
Sampai siang ini, sepuluh menit sebelum terapi aku menyempatkan diri untuk mengecek apa dia ada membalas twit-ku atau tidak, dan twit-ku dib alas oleh orang lain
Aku tidak tau itu siapa yang kutau di menulis
@Mirhaemin : berhenti menggangu Sungmin! Apa kau tidak punya malu sampai melakukan ini pada namjachinggu orang?!, dia milikku
Darahku seakan membeku, apa maksud semua ini? Milikku?! Jadi semua kata oppa benar? Sungmin hanya mempermainkan aku?! Dia telah meninggalkanku?!
Aku menangis histeris, bagaimana bisa orang yang telah kupercaya, orang yang karena dia aku mengorbankan semuanya, orang yang hanya demi dia aku mengabaikan yang lainnya dan sekarang dia mengkhianatiku?! Badanku lemas……..
Aku telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupku, aku telah melakukan hal terbodoh dengan mempercayai Sungmin…. Cintaku padanya begitu membutakan.
Sedih, bersalah, menyesal, galau, semuanya bercampur menjadi satu. Dunia bagai akan runtuh bagiku, sungguh aku menyesal….
“Yha wae?” namja yang selalu mengganguku itu lari menghampiriku, aku tidak menjawabnya sama sekali, aku hanya menangis terus tanpa menghiraukannya
“Menangislah” dia menelungkupkan kepalaku didada bidangnya, aku menangis lepas didadanya sedangkan dia terus membelai rambutku, hatiku sakit sekali rasanya aku mau mati saja…
Bajunya mulai basah, aku menarik kepalaku dari dadanya, aku merasa tidak enak padanya, kuhapus air mataku cepat
“Siapa yang menyuruhmu berhenti?!” dia lagi-lagi menarik kepalaku seenaknya, kapan dia bisa mengerti perasaan seorang gadis? Tidak bisakah dia bersikap sebagai seorang namja sekali saja?
Entah kenapa aku menangis lagi, tanganku memukul-mukul pundaknya sekuat yang aku bisa
“Kau brengsek!! Kau meninggalkanku! Dasar bajingan!!!!!!! Aku membencimu! Jangan lagi kemba….li” aku berteriak seakan Jong Woon adalah Sungmin si brengsek itu
“Huaaaaaaaaaaaaaaaaaa” aku menghantam Jong Woon dengan tinjuku, perasaanku ada baikan sedikit dengan memukul Jong Woon
“Kau monster! Berhenti memukulku! Sakit bodoh! Kalau mau hantam saja dinding!” Jong Woon melepasku dan melangkah menjauh dariku
“Biar aku saja” suara itu, Jung Soo oppa masuk dan memelukku erat “Pukul saja oppa bodohmu ini, miane…..” aku hanya diam entah kenapa aku tidak bisa memukul Jung Soo oppa
“Mian, mian mian…. Aku terlalu bodoh” air mata itu tidak bisa berhenti mengalir dari pelupuk mataku
“Gwaenchana, akhirnya kau sadar juga…. Kau tidak mau minta maaf pada Jong Woon?” Jung Soo oppa tersenyum padaku
“Eh?” aku melihat kearah Jong Woon, wajahnya yang kusut membuatku tertawa
“Apa lucu? Tanganku memar! Aku menyesal mencoba menjadi sandaranmu! Dasar monster” sekarang dia malah menatapku sinis
“Miane…” aku menghapus ingus yang belepotan karena tangisanku
“Aish jorok” Jong Woon mengeluarkan sapu tangan kuningnya dan menyodorkannya padaku “Pakai saja, aku tidak akan mengambilnya kembali, untukmu saja”
Aku mengelap hidungku secepat mungkin, wajahku mulai merah. Aku dibilang jorok oleh seorang namja? Aish bodohnya aku…..
“Aku sudah bisa menikahimu, kan?” dia menyeringai setan kearah Jung Soo oppa bukan padaku!
“MWO?!” aku berteriak kaget, apa-apaan dia? Aku baru patah hati dan dia melucu lagi?!
“Pacaran saja dulu, aku yang akan menikah dulu bukan kalian” Jung Soo oppa tertawa melihat tampangku, ini tidak benar! Bagaimana bisa Jung Soo oppa mengatakan hal ini? Bukannya dia mencintaiku? Dia tidak marah seperti ketika aku berpacaran dengan Sungmin dulu!
“Oppa….” Aku menatap Jung Soo oppa minta penjelasan
“Itu panjang ceritanya, oppamu ini sudah punya kekasih, aku tidak suka denganmu lagi gadis cengeng! Ada yeoja yang lebih baik darimu beribu kali lipat” Jung Soo oppa tertawa lagi, sepertinya virus gila Jong Woon sudah menularinya
“Benarkah? Syukurlah….” Aku mengusap dadaku lega, dia sudah normal!
“Ayo kita menikah” Jong Woon lagi-lagi ngebanyol, apa ini lucu? Tidak!!
“Aku sedang tidak mood mendengar ocehanmu” aku menatapnya sinis, apa dia tidak bisa mengubah hobinya saja, menggangu terus!
“Ah bukankah ini waktunya untuk terapi calon istriku?”
“Diam!” aku menutup mulutnya kesal, Jung Soo oppa malah tertawa, sial!
~ Author P.O.V ~
3 months later
Hubungan Jung Soo dan Hasang semakin serius, Jung Soo sudah mantap akan menikahi Hasang, sedangkan hubungan Min Rin dan Jong Woon tetap begitu(?)
Hubungan mereka sudah melampau pertemanan pada batas wajar, hanya saja Jong Woon tidak pernah mengungkapkan perasaannya ada Min Rin dan juga Min Rin tidak benar-benar mengerti hubungan apa yang mereka jalani karena keanehan Jong Woon
Keadaan Min Rin sudah pulih meskipun kakinya masih belum dapat diajak kompromi jika akan berjalan jauh, dan sasaran Min Rin pasti KIM JONG WOON
“Yha sebenarnya kau menganggapku apa shi?” Min Rin sudah tidak tahan lagi menanyakan hal yang sudah dipendamnya itu
“Aku sendiri tidak tau” Jong Woon menatap Min Rin bingung
“Yha! Jadi selama ini kau menganggapku apa?!” Min Rin nyaris berteriak
“Apa ya? Kau menganggapku apa?” Jong Woon malah balik bertanya
“Aish aku tidak akan mau jawab sebelum kau duluan”
“Bukan pacar” Jong Woon menatap Min Rin yang shock
“Bukan juga teman dekat” Jong Woon mengedipkan matanya pada Min Rin
“Lalu aku ini apa?” Min Rin sudah terlampau shock akan jawaban Jong Woon, jadi selama ini Jong Woon hanya menggapnya apa? Padahal hubungan mereka sudah sangat jauh
“Kau adalah gadis yang akan kukenalkan pada ommaku, gadis yang pertama kali kujatuhi cinta sekaligus terakhir, gadis yang dikirim Tuhan untuk kujadikan pajanganku, gadis yang akan kujaga bak berlian, gadis yang tidak akan kujadikan apa-apa selain istriku, gadis yang hanya dengan rahimnya anak-anakku akan lahir, gadis yang akan kupenjarakan dalam istanaku, gadis yang tidak akan pernah bisa lepas lagi dariku, itulah kau Park Min Rin” Jong Woon tertawa kecil melihat Min Rin yang hanya bisa melonggo “Tidak ada alasan lagi untuk menolakku”
“Kau ambil kata-kata itu dari novel mana? Aku harus membelinya” Min Rin masih melonggo tidak percaya
“Itu kuambil dari novel yang tersimpan dalam hatiku, kau tidak akan bisa membeli buku itu, kau harus membeli dengan pengarangnya juga”
“Kau yakin? Aku tidak mau pengarangnya, aku hanya mau kata-katanya saja” Min Rin tersenyum lepas
“Berarti kau hanya akan menerima jantung hati orang itu, dengan kata lain kau membunuhnya, itu tidak adil!” Jong Woon memandangi wajah gadis dihadapannya lekat-lekat, tidak akan ada wanita manapun yang akan menandingi keindahannya, dia terlalu sempurna
“Kenapa kau berubah? Biasanya kau tidak begini, wae?” Min Rin mendekatkan wajahnya pada Jong Woon
“Aku bukan namja yang bisa melakukan hal yang disukai oleh yeoja pada umumnya, aku payah dalam merayu, aku tidak bisa mengatakan hal-hal indah semanis madu, ucapanku lebih kearah racun pahit. Aku hanya mengatakan kebenaran, kalau aku tidak suka aku akan bilang aku benci, kalau aku suka aku akan bilang itu bagus, jika aku membencimu aku akan menyuruhmu jangan menemuiku lagi, kalau aku sakit aku akan mengatakan kau buruk. Tidak akan menjadi namja pengecut yang akan mengatakan gwaenchana padahal aku sangat tidak baik-baik, kalau aku tidak menyukaimu lagi aku akan bilang kau membosankan, dan kalau aku sudah suka pada seseorang dia tidak akan pernah kulepas lagi. Itulah aku Kim Jong Woon, jangan pernah main drama padaku” aku menggengam tangannya, rasanya hangat… jantungku memompa darah lebih cepat sepertinya
“Kau aneh….” Min Rin menatap Jong Woon tidak percaya
“Aku tidak tau apa yang Sungmin lakukan padamu, aku tidak tau apa yang dia lakukan padamu sampai kau begitu menggilainya. Mungkin aku tidak bisa memperlakukan seorang gadis dengan baik tapi aku bisa memperlakukan seorang manusia dengan baik. Aku tidak akan membuat seseorang menangis karena aku, kalau aku akan meninggalkanmu aku akan melakukannya dengan cara yang baik, bukan membiarkanmu menemui maut. Kalau aku meyukaimu aku tidak akan mengatakan sarange, tidak akan pernah. Cukup dengan satu kata, menikahlah denganku” Jong Woon mengeluarkan unek-uneknya, ada kelegaan yang dirasakannya
“Kau me..lamar..ku?”
“Sejak kapan aku melamarmu? Aku hanya mengatakan perumpamaan, asal kau tau aku tidak perlu melamarmu, aku sudah membookingmu, tidak perlu mengatakan hal-hal menjijikan, hanya lakukan dengan tindakan saja” Jong Woon senyum
“Apa kau tau aku menyukaimu tapi dalam hatiku masih ada tempat kosong untuk Sungmin, mungkin kalau dia datang lagi aku akan meninggalkanmu dan pergi bersamanya” Min Rin melepas tangan Jong Woon cepat
“Tidak apa-apa, aku tinggal mengusirnya dari hatimu”
“Semudah itu? Bagimana caranya?”
“Mudah, menikahimu lalu menghamilimu dan punya anak sebelas, tidak akan ada tempat lagi dihatimu untuk Sungmin, yang ada hanya ada aku dan anak-anak kita, kau tidak akan punya ruang lagi untuk manusia itu, hanya ada anak-anakku, hanya aku”
“Apa kau pikir aku mau menikahimu?”
“Apa alasanmu menolakku? Tidak ada”
“Seyakin itu?”
“Tentu. Aku tidak pernah meragukan kata-kataku, karena aku Kim Jong Woon”
“Kau gila”
“Kau baru tau? Dari lahir aku sudah abnormal”
“Aku bisa ikut gila”
“Kau sudah gila! Kalau kau tidak gila tidak mungkin kau menyukai Sungmin, dia itu juga saudaramu, akan lebih baik kau menyukai Jung Soo daripada Sungmin”
“Kau!”
“Aku hanya mengatakan kebenaran, kau cantik”
“…”
~ Author P.O.V ~
Waktu berjalan begitu cepat, Jung Soo telah mantap akan pilihannya dengan Hasang. Usia mereka tidak lagi muda, sebentar lagi Jung Soo akan menginjak kepala 3 dan sudah saatnya mereka menjalani hidup yang mereka pilih. Memang waktu pacaran mereka terbilang singkat, hanya 7 bulan namun mereka saling mengenal sudah lebih dari 4 tahun.
Min Rin-lah yang paling bahagia akan pernikahan ini, dia akan segera memiliki seorang onnie yang akan menjaganya selain Jung Soo dan Jong Woon tentunya. Sejak kecil Min Rin jarang mendapat perhatian dari seorang ibu maupun kakak, sudah saatnya Min Rin dibimbing untuk menjadi seorang gadis dalam sentuhan seorang wanita.
Hubungan Min Rin dengan Jong Woon juga semakin baik, mereka bahkan sudah saling mngenal keluarga masing-masing. Min Rin baru mengetahui kalau Jong Woon sebenarnya adalah anak seorang konglomerat, dari sejak bertemu pertama Jong Woon tidak memunculkan sisi itu sama sekali, pakaian dan gayanya sangat biasa dan terbilang cuek, namun siapa sangka dia adalah pewaris perusahaan kain terbesar di Korea?
Tidak ada yang berubah dari seorang Kim Jong Woon, dia tetap menjadi pribadi yang jujur dan ceplas-ceplos, hanya saja dia agak lembut sekarang. Tidak ada lagi meludah sembarangan, tidak ada lagi menutup pintu dengan kaki, tidak ada lagi tidur sebelum gosok gigi, semua itu dia lakukan karena seorang wanita, Park Min Rin.
Begitu juga dengan Min Rin, tidak ada lagi Sungmin dalam hatinya, ia sudah ikut ajaran Jong Woon, tidak ada lagi kata bohong. Ketika ia lelah ia tidak akan memperdulikan semua orang dan hanya akan mengatakan ‘aku akan tidur, hubungi aku nanti’. Hari-harinya diisi dengan tawa karena Jong Woon selalu melakukan hal-hal ajaib setiap harinya, mereka tidak mempunyai panggilan kesayangan seperti pasangan lainnya, mereka memanggil sesuai dengan mood. Bodoh, Gila, Monyet, adalah nama-nama yang paling sering mereka berdua gunakan. Meski begitu mereka berdua tidak pernah bertengkar karena kejujuran yang mereka berdua bina dalam hubungannya.
Setiap orang yang bertanya pada Jong Woon ‘siapa dia?’ akan dijawab dengan cepat oleh Jong Woon ‘orang yang tidak akan kujadikan apa-apa selain istriku’. Tidak ada kemarahan sama sekali, karena memang begitulah hubungan mereka, pacar bukan teman dekat juga bukan.
~ Jong Soo wedding day ~
Acara sakral itu berlangsung dengan sempurna, acara sederhana itu dihelat pada hari minggu dengan nuansa pesta kebun. Mempelai pria dan pengantin wanita tidak hentinya tersenyum bahagia, mereka telah resmi menjadi sepasang suami-istri yang akan memulai lembaran baru mulai dari hari ini.
Jong Woon diminta menjadi saksi Jung Soo dan Min Rin saksi Hasang.
Awalnya Jong Woon menolak dengan alasan tidak dibayar namun dengan tatapan maut Min Rin semuanya berubah, tidak ada kata kedua yang dikeluarkan Jong Woon.
“Apa kau akan menyumbang sebuah lagu untuk kami? Bukannya kau penyanyi?” Jung Soo mengahampiri Jong Woon yang sedang mengkritik gaun yang dikenakan Min Rin dengan Hasang dalam gandengannya
“Kau kira aku penyanyi apa? Aku hanya menyanyi untuk dibayar, suaraku mahal” Jong Woon kembali menatap Min Rin tanpa menghiraukan Jung Soo
“Kau mau kubayar berapa memangnya? Baiklah, akan kusewa kau untuk menyanyi hari ini” Jung Soo tertawa pelan melihat calon adik ipar anehnya itu
“Aku tidak butuh uangmu, baiklah hari ini aku akan bekerja amal, untukmu gratis” Jong Woon mengganguk tidak jelas dan menarik Min Rin menuju tempat yang telah tersedia pengiring lagu dan alat musik untuk bernyanyi tentu saja.
“Kau bernyanyi untuk apa menarikku?! Lepas!” Min Rin menghentak tangan Jong Woon dan menatapnya tidak mengerti
“tunggu disini sampai aku selesai menyanyi, jangan pandang siapapun selain aku, awas!” Jong Woon berjalan menuju tempat yang telah disediakan
“Emeh… tes, ah mohon perhatiannya. Artis akan bernyanyi! Berhenti sebentar dan dengarkan aku” Jong Woon berteriak dengan mice-nya begitu nyaring
“Aku akan bernyanyi sebuah lagu untuk seorang gadis yang bernama Park Min Rin, semoga kau tidak berpaling dariku, jangan memandang arah lain hanya tatap aku” Jong Woon menatap Min Rin yang tersipu malu dan tertawa pelan dan mulai mengeluarkan suara emasnya
‘oneuldo nae gieogeul ttarahemaeda
i gil kkeuteseo seoseongineun na
dasin bol sudo eomneun niga nareul butjaba
naneun tto i gireul mutneunda’
Today, i wander in my memory
‘Today, i wander in my memory
I’m pasing around on the end of this way
You’re still holding me tightly, even though i can’t see you any more
I’m losing my way again’
‘neol bogo sipdago
tto ango sipdago
jeo haneulbomyeo gidohaneun nal’
‘I’m praying to the sky i want see you and hold you more
that i want to see you and hold you more’
‘niga animyeon andwae
neo eobsin nan andwae
na ireoke haru handareul tto illyeoneul
na apado joha
nae mam dachyeodo joha nan
geurae nan neo hanaman saranghanikka’
‘It can’t be if it’s not you
i can’t be without you
it’s okay if i’m hurt for a day and a year like this
it’s fine even if my heart’s hurts
yes because i’m just in love with you’
‘na du beon dasineun
bonael su eopdago
na neoreul itgo salsun eopdago’
‘i cannot send you away one more time
i can’t live without you’
‘niga animyeon andwae
neo eobsin nan andwae
na ireoke haru handareul tto illyeoneul
na apado joha
nae mam dachyeodo joha nan
geurae nan neo hanaman saranghanikka’
‘it can’t be if it’s not you
i can’t be without you
it’s okay if i’m hurt for a day and a year like this
it’s fine even if my heart’s hurts
yes because i’m just in love with you’
‘nae meongdeun gaseumi
neol chajaorago
sorichyeo bureunda’
‘my bruised heart
is screaming to me to find you
where are you?
can’t you hear my voice?
to me…’
‘neon eodinneungeoni
naui moksori deulliji annni
naegeneun
na dasi sarado
myeot beoneul taeeonado
harudo niga eobsi sal su eomneun na
naega jikyeojul saram
naega saranghal saram nan
geurae nan neo hanamyeon chungbunhanikka
neo hanaman saranghanikka’
‘if i live my life again
if i’m born over and over again
i can’t live without you for a day
You’re the one i will keep
you’re the one i will love
i’m…yes because i’m happy enough if i could be with you’
Dengan suara yang terlampau merdu lagu itu selesai dinyanyikan Jong Woon dengan sempurna, semua yang hadir bertepuk tangan riuh
Min Rin hanya bisa diam melihat namja yang bernyanyi untuknya itu tersenyum, dia tidak pernah bernyanyi didepan Min Rin sebelumnya, apa itu suara Jong Woon? Semerdu itu?
Jong Woon berjalan mendekati Min Rin yang masih membatu, ia tertawa melihat gadis itu tidak berkedip sedari tadi
“PARK MIN RIN, HARI INI AKU KIM JONG WOON SECARA RESMI MENGATAKAN MENYUKAIMU, KARENA ITU KAU HARUS BERTANGGUNG JAWAB DAN MENIKAHIKU. AKU HANYA BUTUH SATU JAWABAN, IYA ATAU MENGGANGUK. AKU TIDAK MENERIMA JAWABAN LAIN, KAU HARUS MENIKAHIKU” Jong Woon berteriak dengan mice di tangannya, dia tidak peduli orang-orang menutup telingga karena suara lengkingannya itu, yang ia tau hanya Min Rin
“Kau memaksaku? Bagaimana kalau aku tidak mau?” Min Rin menggoda Jong Woon
“KALAU TIDAK AKU AKAN MEMBAWAMU PULANG DAN MENIDURIMU, KAU HARUS MENIKAH DENGANKU” lagi-lagi Jong Woon berteriak, dan kali ini semakin melengking
“Kau mempermalukanku bodoh! Tutup mulutmu! Apa kau mau mati?” Min Rin menginjak kaki Jong Woon keras
Jong Woon berlutut didepan Min Rin dan mengeluarkan sepasang cincin berlian dari kocek celananya
“Please Marry me”
Seketika semuanya menjadi diam, tidak ada satu pun yang bersuara, ini adalah moment yang tidak akan terjadi 2x. Jung Soo tersenyum melihat pemandangan itu, tidak ada yang lebih baik dari Jong Woon, hanya dia yang bisa menjaga Min Rin.
“What must I do? I can’t refuse you” Min Rin menjawab dengan malu-malu, namun wajah Jong Woon menjadi pucat pasi
“Wae? Kau baik-baik saja?” Min Rin menjadi panic melihat Jong Woon
“Kau me..no..la..kku?” Jong Woon menatap Min Rin tidak percaya
“Mwo? Kau tidak mendengar kata-kataku? Aku tidak bisa menolakmu bodoh!” Min Rin menjitak kepala Jong Woon kesal
Seketika Jong Woon memeluk Min Rin erat
“Kau tidak bercandakan?” Jong Woon berbisik di sela teriakan riuh
“Menurutmu? Kenapa kau jadi bertanya padaku bodoh?!” Min Rin menjadi cemberut, moment yang seharusnya indah malah dirusak Jong Woon
“Karena kata temanku kau akan menjawab yes, ido kalau kau mau. Aku tidak tau ungkapan lain selain itu karena hanya itu yang diajarkannya” Jong Woon nyengir lebar
“Bisa tidak kau tidak mempermalukanku? Jangan gunakan bahasa asing kalau kau tidak bisa!” Min Rin berteriak kesal
“Haha tidak apa-apa, yang penting kau menerimaku” Jong Woon memeluk Min Rin semakin erat
“Kenapa kau memilihku?”
“Karena kau yang kusukai”
“Selain itu?”
“Karena kau jodohku”
“Kau percaya jodoh?”
“Tentu saja, karena Jung Soo yang meyakinkanku kalau aku pasti menikahimu”
“Benarkah? Bagaimana kau bisa yakin?”
“Karena kau tercipta dari rusukku”
“Itu benar?”
“Bukankah aku hanya mengatakan kebenaran?”
“Itu indah….”
FIN
hehe selesai juga
bagaimana? aneh? gaje? kkk~ itu sudah biasa kalo authornya saya
mian kalo mengecewakan
kalau readers mau bakal dibikinin after storynya, itu kalau mau loh
makanya komen biar author tau minat pembaca hehe
ok, selamat ketemu di kesempatan lain
sekali lagi komen yak…..