12

Love In Seoul part 1

 

Tittle: Love in seoul [part 1]

Author : Viehyun♥

Cast : Leeteuk, Nam Min Hyo (you)

Support Cast: donghae

Rating :16

Genre : Romance and friendship

Type: continue

 

Annyeong ketemu lagi ma author viehyun, kali ini author pake castnya teuki oppa…cerita ini author bikin wat para penggermar teuki oppa. Oke biar tampah rame baca ffnya kalian dengerin lagu leeteuk ft joo yang ice cream pas baca ff ini. SIP  d(>,<)b   Kalau dah di puter lagunya kita langsung ke cerita…^^

 

-Leeteuk POV-

Hari ini aku sendirian di drom. Semua dongsaengku keluar drom karena mereka memiliki jadwal kecuali aku. Aku merebahkan tubuhku diatas sofa merah yang ada di ruang tengah drom. Rasanya sangat sepi disini biasanya ada heechul yang cerewet disampingku atau donghae yang bertingkah manja padaku. Tapi mereka semuanya sedang sibuk bekerja diluar sana. Aku memutuskan untuk keluar drom mencari udara segar, kuambil topi dan kacamata hitamju tidak lupa aku menyambar kunci mobilku.

– Nam Min Hyo POV-

Ini adalah hari pertama aku bisa melihat indahnya dunia ini selama 24 tahun aku berada dalam kegelapan yang mengerikan. Sungguh beruntungnya aku ini meski harus menunggu belasan tahun tapi akhirnya aku bisa mendapatkan donor mata untukku.

Continue reading

30

Married? Umma…Aish! [part 1]

Author : iz a.k.a Park yeon rie

Cast : CHOI siwon,,Donghae,,Kyuhyun,,Leeteuk,,yoona,,seohyun,,sooyoung,,jessica,,yunhoo,,jaejoong dll

Genre : Romance

Ratting : PG 16+

Yoona Pov :

“Yoo,kenapa selalu memakai sepedamu,khan appa tlah belikan mobil terbaru tukmu ?” Tanya appaku (Yunho).

Continue reading

8

[Freelance] Let Me Into Your World

Author : Amy Lee

Categories : One shoot, All Ages, Fanfiction

Genre : Love, Melow Story

Cast :

-Im Sang Hee

-Choi Siwon

-Cho Kyuhyun

-Lee Donghae

-Park Jung Soo

-Kim Hee Chul

-BoA

-another casts

Your browser may not support display of this image. NB : WAJIB KOMEN!, sedikit gaje *seperti biasa! :3*, n menurut author cukup mellow.Happy reading, readers! ^^

”’

Tentang bintang yang bersinar di hatiku,

Tentang kegelapan malamku,

Tentang pelita yang kini perlahan menjauh dariku…

”’

*Sang Hee POV*

Aku tahu kau di sana. Aku tahu kau peduli. Dan aku tahu segalanya. Tetapi, kenapa kau tidak pernah datang menemuiku. Kenapa kau hanya bisa melihatku dari jauh? Jika memang semua itu benar, kenapa kau harus takut? Dan jangan pernah salahkan aku jika semua yang kau lakukan saat ini menjadi sia-sia….

”’

*Siwon POV*

“Wonie-ah! Kau sudah dengar berita terbaru tentang dia belum?”Tanya Donghae siang itu ketika jam makan siang

Aku tidak menanggapinya. Memang, aku belum mengetahui berita apa itu, namun di ujung sana, semuanya sudah tergambar jelas. Bahkan lebih jelas daripada penjelasan Donghae yang biasanya sangat detail itu.

Ya. Im Sang Hee. Ia sedang bersama namja itu. Cho Kyuhyun.

Apakah aku terlambat untuk semuanya? Apakah yang sedang ia lakukan saat ini sudah sangat ‘menjelaskan’ bahwa aku tidak bisa lagi masuk ke dunianya yang kelam itu? Apakah itu semua –baru- akan menghapus segala harapanku?

“Yaa, kau akhirnya sudah tahu,”ucap Donghae setelah mengikuti arah pandangku

Aku kembali tertunduk menikmati makan siangku yang terasa hambar kali ini. Nafsu makanku seketika hilang setelah melihatnya bersama namja yang bernama Kyuhyun itu.

Ini memang salahku. Salahku ketika saat ia membutuhkan seseorang, aku tidak langsung masuk ke dalam dunianya. Dan baru ‘akan’ masuk setelah seluruh ‘penyebab’ kegelapan di dunianya itu kembali. Namja itu kembali membawa pelita yang kembali hadir di dunianya. Apa aku salah jika aku mencintaimu,Im Sang Hee-ssi?

”’

*Sang Hee POV*

Hari ini, setelah jam makan siang, aku ada kelas biologi. Hari ini akan ada praktek dengan Park Jung Soo seonsaengnim. Tidak buruk setelah semuanya-kembali-pada-titik-awalnya. Aku bahkan mulai-bisa-tersenyum lagi setelah ia datag kembali padaku.

Jung Soo seonsaengnim mulai mengabsen sekaligus mengumumkan nama kelompok kami. Satu kelompok terdiri dari dua orang. Dengan siapakah aku sekelompok hari ini?
“Choi Siwon,”absen seonsaengnim

Aku menoleh pada namja yang duduk di pojok kelas itu. Ia tampak seperti biasanya. Berekspresi dingin seperti biasanya. Bahkan nyaris tidak memiliki ekspresi apapun di wajahnya.

“Kau sekelompok dengan Im Sang Hee hari ini,”

Aku mengangkat alisku sambil menatap seonsaengnim dari bangkuku. Aku ingin menolak.

“Ciiieeee!!!”teriak koor seluruh kelas

Apa? Apa ada yang salah jika aku sekelompok dengannya? Apa ada yang merasa dirugikan jika aku sekelompok dengannya? Tidak. Kurasa tidak sama sekali. Dan, aku tahu apa penyebab mereka semua berteriak koor. Choi Siwon menyukai seorang Im Sang Hee, yeoja yang terkenal karena sikap dinginnya terhadap seorang namja.

Andwe! Kurasa itu tidak akan berlaku lagi saat ini. Saat ini, ketika ia kembali padaku. Kembali kepadaku setelah apa yang dilakukannya dua tahun yang lalu. Ia, Kyuhyun, meninggalkanku demi seorang yeoja lain dua tahun yang lalu. Namun, anehnya aku tidak pernah bisa marah padanya. Ia selalu membuatku seperti terhipnotis olehnya. Aku sadar, aku tidak bisa terus selalu mencintainya. Tetapi, jika itu yang terjadi?

“Silahkan amati sel otot lurik yang sudah diberikan, lalu buat laporannya hari ini juga,”jelas seonsaengnim singkat

Aku melirik Siwon yang sedang menulis sesuatu di bukunya, lalu aku memutuskan untuk mengambil mikroskop yang ada di hadapannya. Tepat ketika itu, tangannya menyentuh tanganku. Refleks, kami saling menarik tangan.

“Kau duluan,”ucapku bersamaan dengannya

Aku mengangkat alis dan menatapnya.

Ada perasaan lain yang menyeruak di hatiku saat mataku bertemu pandang dengan matanya. Sebuah getaran lain yang kurasakan. Sama seperti saat aku mengenal Kyuhyun dulu.

“Silahkan,”ucapnya sopan sambil menyodorkan mikroskop siswa itu padaku

Gomawo,”ucapku tertunduk. Aku tidak lagi ingin menatap wajahnya. Karena, jika aku tetap terus menatap wajahnya, semuanya –yang selama ini aku rahasiakan darinya- akan terbongkar. Bukankah mata bisa menjelaskan ‘segalanya’?

”’

*Siwon POV*

Aku tahu ia memperhatikanku saat ini. Dan… selesai juga akhirnya!

Setelah ‘tulisan’ku selesai, aku langsung meraih mikroskop siswa yang diberikan untuk kelompok kami. Tepat pada saat itu, tangannya juga menyentuh gagang *aduh, gw lupa apa namanya* mikroskop itu. Refleks, kami sama-sama menarik tangan dan saling bertatapan.

“Kau duluan,”ucapku. Kali ini juga kembali bersamaan dengannya.

Ia menatapku dengan alis yang terangkat. Yaah, ia tetap cantik. Tetapi, ada semburat lain di mata coklatnya. Aku tidak tahu pasti.

“Silahkan,”ucapku mempersilahkannya

Jantungku selalu berdetak lebih cepat saat aku berada di dekatnya. Apalagi saat ia menatapku seperti tadi yang baru saja terjadi. Aku tidak tahu kenapa tanganku juga ikut gemetaran an berubah menjadi dingin. Apakah aku masih mencintainya walaupun aku tahu ia sudah milik orang lain?

Aku mengamati wajahnya yang sedang serius mengamati objek melalui lensa okuler mikroskop sederhana ini. Beberapa helai rambut coklatnya tergerai dan terlepas dari ikatannya. Aku tidak tau apa yang aku lakukan saat ini benar atau salah, yang jelas tanganku terangkat untuk menyelipkan helaian rambutnya itu ke telinganya.

“Ada masalah?”tanyanya seketika itu. Dan aku kembali menarik tanganku, lalu menggeleng

“Boleh aku lihat?”tanyaku

“Tentu,”jawabnya dingin. Ia tidak menatapku. Aku tahu itu. Memang wajahnya sedang menghadap ke arahku,tetapi matanya tidak menatapku. Kenapa? Kenapa Sang Hee?

”’

*Sang Hee POV*

Hujan turun begitu derasnya sore ini. Aku semakin merapatkan jaket tipis yang sudah kupersiapkan dari rumah tadi. Tapi nyatanya udara saat ini tidak cukup bisa ditahan oleh jaketku ini. Malahan aku makin menggigil olehnya.

Aish-! Kenapa ia tidak menjemputku? Padahal tadi janjinya jam dua siang. Sudah jam tiga, kenapa belum datang juga?!

Hhhuufffttt…. Kemana Kyuhyun sampai ia lupa pada janjinya sendiri?

Ini adalah hari minggu. Aku datang ke sekolah karena diperintahkan oleh Heechul seonsaengnim. Ternyata ia meminta bantuanku untuk mengajar kelas tambahan siang ini. Dan, tadi sebelum beliau pulang, ia sempat menawarkan untuk mengantarku, namun kutolak karena sudah janji dengan namjachinguku,Kyuhyun yang KATANYA akan menjemputku. Tapi,toh sampai saat ini batang hidungnya belum kelihatan di sekolah ini.

Aku memutuskan untuk duduk di bangku yang ada di dekatku.

Keadaan sekolah mulai sepi. Para cheerleaders sekolah yang hari ini ada jadwal latihan sudah lebih dahulu pulang. Dan para atlit basket sekolah juga sudah selesai latihan. Lagian, siapa yang akan datang ke sekolah ditengah cuaca yang tidak menentu seperti ini?

Tapi, tunggu!

Ada suara dentingan piano dan orang bernyanyi dari ruang kesenian.

Bulu kudukku mulai meremang. Apakah ada hantu di sekolah ini? Tapi, inikan masih siang? Kenapa Kyuhyun belum datang sih? Aku takut!

Semakin lama, dentingan itu semakin keras, dan suara orang yang bernyanyi pun semakin jelas terdengar. Mungkin lagunya sudha memasuki bagian reffren. Aish-! Mana ada hantu yang bernyanyi sampai bagian reffren?!

Entah dengan dorongan apa aku berdiri untuk mengintip ke ruang kesenian yang ada tidak jauh dari tempatku duduk saat ini. Dan aku melihat seorang yeoja yang sedang berkonsentrasi memainkan music piano. Di sebelah piano itu, seorang namja sedang serius bernyanyi. Dan…. BUKAN HANTU! Ada BoA seonsaengnim di dalam sana.

Aah, akhirnya!

Kuputuskan untuk masuk karena udara yang semakin membeku karena kupikir di dalam akan lebih hangat.

Yongwonhi idaero, jamdeul gil baredo, yeojonhi geunyeoro, geonado… Dasineun geumgeuji, angireul baredo, oneul do geunyeoro, naneun jami deultende….

Ia terhenti di pertengahan lagu itu saat ia menatapku.

Mworaeyo,Siwon ssi?”Tanya BoA seonsaengnim,”Kenapa kau berhenti?Penghayatanmu ba…”

Seonsaengnim, sepertinya kita harus istirahat dulu,”ucap si yeoja pianis itu sambil menoleh kepadaku

BoA seonsaengnim ikut menoleh ke arahku. Lalu, mereka beranjak meninggalkan kami berdua di dalam sini.

Perasaan itu. Perasaan itu kembali datang. Ada apa ini? Kenapa jantungku berdetak lebih cepat? Aku tidak mungkin mencintai dua orang dalam waktu yang bersamaan! Aku tidak mencintainya. Tetapi, kenapa setiap kali ia menatapku, selalu begini?

Siwon mendekatiku.

“Kenapa kau masih di sekolah?”tanyanya lalu duduk berhadapan denganku

“Mmm… aku… aku hanya…”

“Dia pasti lupa menjemputmu kan?”

Tidak. Kyuhyun tidak lupa. Mungkin saja jalanan sedang macet saat ini karena hujan. Ia pasti ingat dengan janjinya!

“Ini sudah ketiga kalinya ia lupa menjemputmu,kan?”

Ya. Memang. Dua kali sebelumnya, Kyu beralasan sangat sibuk dengan aktivitasnya sebagai ketua OSIS di sekolahnya. Dan yang kali ini?

“Ia tidak sibuk ataupun lupa menjemputmu,Sang Hee,”ucapnya,”Ia hanya melupakannya saja,”

Tidak. Kyu tidak mungkin lupa! Ia pasti datang menjemputku.

Tetapi kapan?

“Baiklah,”ucap Siwon kemudian,”Aku tidak akan mempersulitmu saat ini,”

Mwo?”

Ia tersenyum,”Kyuhyun melupakanmu, dan kau mencintainya, lalu tanpa sengaja akulah yang tertarik ke dalam lingkaran hidupmu, Sang Hee-a,”

Aku menatapnya tidak mengerti. Apa yang dibicarakannya?

“Kau tahu ia berbohong padamu, tetapi kau masih mempertahankan cintamu untuknya, dan membiarkanku tersiksa karena hal itu,”

“Tersiksa?”

Ia mengangguk mantap,”Saranghae,Sang Hee-a!”

Aku mengerjap beberapa kali untuk memastikan ini benar-benar alam sadarku. Ia masih duduk sambil menatapku. Kali ini tidak tersenyum. Hanya ekspresi datar. Saat pandangan kami bertemu, cepat-cepat kualihkan pandanganku.

Otokhe? Jinchanayo?

Aku medengar suara pintu ruang kesenian yang terbuka. Aku dapat melihat dari sudut mataku Siwon langsung berdiri akibatnya. Matanya menatap seseorang yang berdiri di balik pintu.

Dan bukan seseorang.

Seorang namja dan seorang yeoja sedang menatap kami bergantian.

“Sang Hee-a,”ucap Kyu

Apa? Apa lagi yang akan kau katakan? Maaf karena terlambat menjemputku lagi? Lalu, siapa wanita ini?

“Dia Choi Min Ra,”jelas Kyu. Apa dia bisa membaca pikiranku?

Aku melirik Siwon yang masih berdiri diam di tempatnya.

“Dia kekasihku,”ucap Kyu sambil merangkul bahu Choi Min Ra

Tatapan tajam itu kembali bisa kumiliki, setelah selama dua minggu ini lenyap tanpa bekas.

Aku menatap tajam gadis itu. Ia tampak tersenyum tanpa menyadari tatapan tajam dariku.

We broken,”ucapku memperjelas segalanya. SEGALANYA!

“Pergilah kalau dia lebih baik dariku,”kataku selanjutnya

“Maaf….,”ucap Kyuhyun

NAGA!!”bentakku tak lagi mampu menahan emosi dan perasaanku yang lain

“Kuharap kau akan bahagia…”ucap Min Ra

“Kubilang KELUAR!!!”bentakku lagi, memotong ucapan Min Ra. Gadis itu tampak sangat kaget dan ketakutan melihat ekspresiku

Ia benar-benar pergi. Keluar dari ruangan ini. Meninggalkanku tanpa pernah lagi menoleh padaku. Semuanya lenyap. Lenyap bersama hujan yang kulihat semakin deras. Tersapu air hujan yang turun dengan derasnya tanpa pernah memikirkan perasaanku.

Aku menangis. Inilah kedua kalinya ia meninggalkanku demi seorang gadis lain. Semudah itukah baginya untuk jatuh cinta? Semudah itukah baginya mencintai orang lain? Kenapa aku tidak bisa? Kenapa aku tidak bisa semudah itu jatuh cinta?

Siwon meraih bahuku dan membiarkanku menangis di pundaknya. Ia mengelus pelan kepalaku.

“Biarkan aku mncoba untuk masuk ke duniamu, Sang Hee,”ucapnya

”’

*Siwon POV*

Let me into your world. Let me give you a happiness. Let I make you smile again. Saranghae….

Ia tetap tersenyum, walaupun kutahu hatinya masih kosong tanpa pemilik. Setelah hujan hari itu menghanyutkan segalanya. Termasuk cahaya pelitanya.

Dan kini, aku akan menjadi cahayamu dengan sukarela. Walaupun saat ini hatimu bukan milikku seutuhnya, tapi aku yakin, hatimu akan menjadi milikku seutuhnya saat waktunya nanti…

”’

__FLASCHBACK 2 years ago__

*Sang Hee POV*

Hari ini, Kyuhyun mengajakku ke pantai di Incheon sepulang sekolah. Aku tidak tahu alas an apa yang membuatnya membawaku kemari. Ia sama sekali tidak berbicara banyak padaku saat di mobil tadi.Ia hanya diam, dan begitu juga aku.

“Sangie-ah,”ucap Kyuhyun

Ne?”tanyaku sambil tersenyum padanya

“Kau tahu program beasiswa yang ditawarkan Departemen Pendidikan?”

Aku menatapnya heran. Kenapa ia mendadak bertanya tentang beasiswa? Apa dia ‘sudah sadar’ dan ingin mendapatkan program beasiswa? Yaah, kuharap ia sudah sadar untuk belajar, tidak bermain game terus.

“Aku tahu. Kenapa? KAu ingin mendapatkannya? Beasiswa yang ke China atau Jepang?”

Sebenarnya, ada tiga program beasiswa yang ditawarkan oleh departemen pendidikan. Ke China, Jepang, dan Amerika. Aku tahu kemampuan Kyuhyun dan sangatimpossible baginya untuk mendapatkan beasiswa sekolah ke Amerika itu. Temanku Kibum saja tidak lolos, apalagi dia yang kerjanya main game saja.

“Aku akan ke Amerika,”ucapnya

“Mwo? Liburan?”

Ia menggeleng, dan menatapku sedih,”Aku mendapatkan beasiswa itu,”

“Ja…jadi kau adalah salah satu dari dua… orang itu?”

Kudengar langsung dari guruku, kalau hanya dua orang dari Negara ini yang berhasil mendapatkan beasiswa sekolah di Amerika itu. Dan salah satunya adalah Kyuhyun? Apakah itu benar?

Kyuhyun mengangguk,”Hari ini, kuminta kau untuk melupakanku,”

Aku tidak lagi menatapnya dengan tatapan meremehkan itu lagi. Memintaku melupakannya? Hah, yang benar saja!

“AKu akan berada di Amerika selama dua tahun bersama Mi Young,”

“Mi Young? Siapa dia?”tanyaku

“Maaf, aku belum memberitahumu soal ini,”ucapnya tertunduk,”Dia… dia…”

Aku menatap Kyuhyun meminta penjelasannya. Siapa Mi Young itu?

“Dia yeojachinguku,”ucanya masih tertunduk

PLAAKKK…

“Kenapa kau bisa berlaku seperti itu?! Kenapa kau berpacaran dengan orang lain saat kau juga berpacaran denganku?! Apa kau pikir aku tidak punya hati?! Kau pikir aku ini anak-anak?!”bentakku kemudian, lalu aku pergi meninggalkannya yang ‘sepertinya masih’ berdiri menatap punggungku.

Aku benci dia! Aku benci kau,Cho Kyuhyun!

Tapi, kenapa aku hanya bisa memarahinya seperti itu? Apa aku masih ‘terlalu’ mencintainya? Apakah sedalam itu arti first love untukku? Kenapa?

__FLASHBACK END__

”’

WAJIB KOMEN!!!! Satu kata saja, sangat berarti bagi saya! Hehehe….

11

[Freelance] May I Love You [part 7]

 

Author : Wella

Tags : Sungmin, Leeteuk

Genre : Romance, angst

Sebelunya uda di post :

http://ourfanfictionhouse.wordpress.com/

Cerita sebelumnya :

Min Rin yang lebih mempercayai Sungmin akhirnya melarikan diri. Ia menyetir ugal-ugalan karena ingin secepatnya sampai di tempat dimana ia telah berjanji akan menemui Sungmin. Namun sayangnya sebelum Min Rin berhasil sampai dan menemui Sungmin sebuah kecelakaan menimpanya, akankah Min Rin berhasil mengalahkan mautnya atau…..

Your browser may not support display of this image.

Cast :

~ Park Jung Soo

~ Park Min Rin

~ Sungmin

~ XXX (Heed)

~ Jung Soo P.O.V ~

Aku bersumpah tidak akan membiarkan Min Rin menemui brengsek biadab itu, bagaimana bisa Min Rin lebih mempercayai dia dibanding aku yang telah bersamanya belasan tahun? Aku yakin Sungmin telah mengatakan sesuatu yang sangat mengerikan hingga Min Rin percaya begitu saja dan malah menuduhku memfitnah Sungmin.

Kalaupun aku harus mati itu lebih baik daripada Min Rin tersakiti, sampai titik dari terakhir pun aku akan mempertahankannya.

Betapa lengahnya aku sampai bisa membiarkan Min Rin lari dengan membawa mobilku, Sial! Hujan deras sekali dan Min Rin sudah pergi jauh dengan mobilku. Satu-satunya cara adalah mengejarnya dengan taksi, tapi itu tidak mudah untuk mencari taksi di malam dengan cuaca sejelek ini.

Seluruh badanku sudah basah akan terpaan hujan, persetan akan itu semua yang penting aku dapat mengejarnya dan menyelamatkan Min Rin.

Akhirnya aku berlari menyusuri jalanan yang dilewati Min Rin sambil mencari taksi yang lewat.

Tuhan begitu baik, sebuah taksi melaju mengarah kepadaku. Refleks saja kakiku berlari didepan taksi itu untuk memberhentikannya, aku tidak sama sekali berpikir kalau taksi itu bisa saja menabrakku yang ada hanya Min Rin an Min Rin

Taksi itu berdecit karena rem mendadak, bisa kulihat taksi itu membawa penumpang. Seorang namja duduk dijok belakang, ia menatapku bingung.

Tanpa minta izin aku langsung membuka pintu taksi itu

“Biar aku yang menyetir” kutarik sopir taksi itu dengan paksa agar membiarkanku duduk di jok pengemudi

“Yha!” ajussi yang kutarik itu agaknya terlampau shock hingga hanya bisa mengatakan’yha’

“Ini penting! Akan kubayar 1000x lebih mahal dari namja itu” tanpa melihat lagi aku menancap gas dengan kecepatan maksimal menyamakan Min Rin yang ugal-ugalan jauh di depanku

“Keluar! Aku bisa melaporkanmu pada polisi!” ajussi itu menarik-narik baju basahku

“Silahkan tapi setelah aku menyelamatkan adikku” aku tidak memperdulikannya dan masih mengejar mobil putih milikku itu

“Aku tidak peduli kau mau menyelamatkan siapa! Itu urusanmu! Sekarang keluar! Aku ada penumpang yang harus kuantar! Kalau mau mati jangan bawa kami” ajussi sialan itu tidak berhenti mengoceh dan memarahiku, siapa peduli? Aku tidak menghiraukannya sama sekali

“Yha kau budeg?! Aku ada penumpang! Berhenti atau aku yang akan menghentikanmu” pria paruh baya itu membelokkan setirku agar merapat kesamping namun dengan cepat aku membanting setir dan melanjutkan pekerjaan genting ini

“Gwaenchana, biarkan saja” namja yang daritadi diam itu akhirnya membuatku lega

“Ta… tapi”

“Tidak apa-apa, biar aku yang bayar. Sepertinya ini sangat penting, anggap saja aku minta diantar olehnya ke tempat yang akan ditujunya” aku mengintip dari kaca yang mengarah ke jok belakang, lelaki sejati itu tersenyum padaku, aku bersumpah akan membalasnya dengan hal yang luar biasa

“Gomawo, aku akan membalasmu nanti” kupalingkan pandanganku darinya dan kembali melanjutkannya

Apa Min Rin kerasukan? Sejak kapan dia menyetir seperti ini?! Hampir semua mobil menghidarinya dan mengklaksonnya agar berhenti namun semuanya sia-sia. Yang ada dia semakin ugal-ugalan

Tepat ketika ia melihat taksi yang kubawa mengejarnya, mobil yang dibawanya seakan terbang saking cepatnya

“Berpeganglah, pasang sabuk pengamanmu”  aku menatap ajussi itu, memperingatinya sebelum sesuatu terjadi

Agaknya ajussi itu mempelototiku saat aku menginjak pedal gas maksimal, aku hampir menyamai kecepatan Min Rin. Bagaimanapun dia seorang wanita dan aku tidak mungkn kalah darinya.

“Itu adikmu? Dia tangguh sepertinya” namja bermata sipit itu menatap mobil putihku dan menggeleng-geleng

“Dia wanita bodoh!” aku memutar tubuhku dan menatapnya, apa dia buta sampai tidak bisa membedakan?

“AWAS!!!!!!!” baru akan kulihat wajahnya, ia berteriak amat nyaring yang membuatku menginjak rem mendadak

Begitu aku melihat sebuah mobil Hummer biru mengahantam samping kiri mobilku rasanya aku akan pingsan.

Mobil itu seketika penyok………

Aku tidak peduli apa mobilku akan seperti apa, tapi Min Rin…..

Tanpa berpikir lagi langsung aku berlari sekencangnya kearah Min Rin

“Min Rin yha!!!!!!! Park Min Rin!!!” suaraku sudah bergetar ketika namanya kusebut

Aku berteriak histeris meminta bantuan pada orang-orang, air mataku sudah bercampur dengan air hujan yang menerpaku.

Aku memukul-mukul kaca mobilku agar pecah dan memberiku celah untuk membawa Min Rin keluar dari mobil yanf benar-benar rusak parah itu, bisa kulihat Min Rin yang terjepit di dalam, dari dahinya darah mengalir deras.

Dan ketika aku sedang berteriak meminta pertolongan aku melihat Sungmin, dia duduk di dalam mobilnya memandang kearahku. Senyum itu tersungging di mulutnya, dan mulutnya membentuk kata ‘Annyeong’ satelah itu ia membawa mobilnya pergi dari tempat itu. Aku tidak peduli lagi si bejat itu melakukan apa, yang kutau sekarang aku harus mengeluarkan Min Rin secepatnya.

Teriakanku semakin menggila karena tidak ada satu pun orang yang menolongku, orang-orang yang lewat tidak menghiraukanku sama sekali, apa mereka BUTA?!

“Aku sudah menelpon polisi, sebentar lagi mereka akan datang kesini” namja bermata sipit itu tiba-tiba saja ada dibelakangku

“Tapi adikku! Dia bisa mati kalau menunggu polisi datang!” tanpa sadar aku berteriak padanya, padahal dia sudah membantu sangat banyak

“Aku akan membantumu menggeluarkannya” dia meninju kaca mobilku dengan kepalannya, tangannya mengeluarkan darah namun kaca itu tidak juga pecah. Aku membantunya menghancurkan kaca itu, kami berdua memukul kaca itu semakin menggila sampai seseorang menepuk punggung kami

“Biar kubantu” ajussi sopir itu tersenyum padaku dan menghantam kaca mobil yang sudah mulai retak itu dengan sikunya, kaca itu akhirnya pecah juga namun hanya terdapat celah yang kecil sekali “Pakailah siku lenganmu, anak muda seperti kalian lebih kuat” ajussi itu mundur dan member tempat untukku dan namja yang tidak kukenal itu

Tanpa menunggu lagi aku langsung menggunakan lengan siku-ku untuk membuka kaca itu, kaca yang menancap dikulitku tidak lagi terasa sakit sekarang. Celah yang terbuka semakin lebar, secara bergiliran aku dan namja itu menghantukan siku kami untuk membuka kaca itu.

“Masuklah” namja itu menunjuk celah yang mengangga lebar yang kami buat, aku menggangguk dan langsung merayap masuk. Serpihan kaca yang tajam menusuk perutku bahkan ada beberapa yang menancap di perutku dan melukai kulitku, ini bukan masalah lagi sekarang, matipun tidak lagi masalah.

Celah itu sebenarnya tidak cukup luas untukku masuk namun karena kupaksakan akhirnya aku dapat masuk walaupun itu menyakiti diriku sendiri. Begitu tubuhku masuk semua aku langsung menarik Min Rin yang terkulai di tempatnya

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, langsung kubuka pintu yang terkunci dari dalam itu dan membawa Min Rin keluar dari mobil yang sudag peyot itu.

Begitu akan kumasukkan Min Rin kedalam taksi polisi sudah tiba dan memintaku untuk tinggal dan menjadi saksi dan juga karena mobil itu milikku jadi aku harus bertanggung jawab. Aku menolak berulang kali karena Min Rin berada dalam taksi dan harus kubawa ke Rumah Sakit secepatnya, namun polisi itu tidak mau tau sama sekali, kesabaranku sudah habis…

“APA NYAWA SESEORANG TIDAK PENTING?! AKU HANYA MENGANTARNYA! AKU AKAN BERTANGGUNG JAWAB!” aku meneriaki pollisi itu dengan geram, bagaimana bisa ia menyuruhku menjelaskan disaat segenting ini

“Biar aku yang mengantarnya ke Rumah Sakit, kau disini saja” namja paling baik hati itu menepuk punggungku dan masuk kedalam taksi bersama ajussi dan langsung melaju dari pandanganku

Semoga Min Rin tidak apa-apa, semoga…..

~ Author P.O.V ~

Kedua manja yang telah basah kuyup itu melaju menuju Rumah Sakit terdekat yang bisa mereka jangkau, gadis yang mereka bawa tidak sadarkan diri. Darah segar mengalir dari keningnya, darah mengalir dari keningnya yang bocor. Gadis itu sudah terlampau pucat, tidak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali.

“Cepat! Nadinya semakin melemah!” pria berkumis yang mengenakan seragam panik karena nadi gadis itu semakin melemah

Namja yang disuruhnya itu hanya diam dan mempercepat laju mobil yang dibawanya, lampu merah dilanggarnya, klakson tidak dihiraukannya, bahkan ia tidak lagi melihat kiri kanan ketika membelok, mobil lainlah yang menghindarinya.

Setelah melawan maut akhirnya mereka sampai pada Rumah Sakit yang dituju, namja yang menyetir itu langsung menggendong gadis itu kedalam sembari berteriak kepada perawat yang ditemuinya, kepanikannya sudah mencapai titik puncak.

Gadis itu dibawa ke ruang ICU, karena lukanya yang juga parah maka tidak ada tempat lain lagi yang akan dibawa dokter untuk menyelamatkannya.

“Ajussi berapa yang harus kubayar? Biar aku yang bayar” namja itu menatap pria yang sebaya dengan ayahnya itu

“Ani, hanya jaga gadis itu. Kau sudah membayar semuanya dengan kebaikan hatimu” ia tersenyum dan menepuk lengan pria muda itu “Ajussi pamit, sampaikan salamku pada orang tadi ‘miane aku sudah kasar padamu, jaga adikmu dengan baik’ tolong sampaikan itu pada namja tadi” ajussi itu berjalan menjauhi pria yang mematung ditempatnya, senyum menghiasi kepergiannya, ada kebanggaan dalam dirinya melihat lengannya yang luka……

~ Jung Soo P.O.V ~

Semalaman aku ditahan dikantor polisi, kejadian semalam adalah murni kesalahan Min Rin. Keluarga dari pria yang mengaku ditabrak Min Rin meminta ganti rugi dan uang pengobatannya hingga pulih. Aku tidak menolak sama sekali, namun polisi ini menahanku padahal aku sudah berjanji untuk bertanggung jawab. Mereka tidak henti-hentinya menanyaiku pertanyaan konyol, apa mereka pikir aku punya mata dewa hingga bisa merekam semua kejadian itu secara jelas?! Tidak cukupkah dengan bertanggung jawab?!

Sebenarnya aku menjawab dengan sembarangan, aku tidak bisa menjawab lagi sebenarnya karena yang ada dibenakku hanya ada Min Rin dan Min Rin, apa dia baik-baik saja?!

Ketika polisi mengatakan aku boleh pergi rasanya aku akan terbang menuju Rumah Sakit yang paling dekat, aku tidak tau namja itu membawa Min Rin ke Rumah Sakit mana. Feelingku mengatakan kalau ia berada di Rumah Sakit yang paling dekat, tidak mungkin mereka membawa Min Rin ke Rumah Sakit yang jauh dalam keadaan sekarat seperti itu.

Dengan taksi aku berangkat ke Rumah Sakit yang terdekat, aku bertanya pada resepsionis apakah ada pasien bernama Park Min Rin namun data Min Rin tidak ada. Yang ada hanya seorang gadis yang tidak diketahui namanya, itu pasti Min Rin!

Aku mengikuti perawat itu menuju tempat dimana gadi itu dirawat, dan benar saja namja semalam itu duduk di depan pintu kamar ICU.

“Akhirnya” namja itu menatapku dan bernapas lega

“Bagaimana adikku?” aku tidak bisa lagi mengucapkan kata lain lagi, terima kasih saja tidak

“Dia belum sadarkan diri, dia kekurangan darah dan karena darahnya sama denganku aku mendonorkan darahku” aku menatapnya, dengan sekali lihat aku tau darahnya terkuras habis, wajahnya tidak lagi berwarna

“Aku tidak tau lagi apa yang harus kuucapkan padamu, aku tidak bisa mengucapkan terima kasih, itu tidak seimbang dengan apa yang telah kau lakukan” mataku berkaca-kaca sekarang

“Gwaenchana, untung saja darah adikmu AB” ia tertawa kecil, darah Min Rin memang AB. Darah eomma A dan appa B, Min Rin berdarah AB sedangkan aku A

“Mungkin jika tidak ada kau aku yakin aku ….”

“Adikmu cantik”

“Ne?! maksudmu?!”

“Tidak ada alasan untuk tidak menolong gadis malaikat sepertinya, kalau aku membiarkannya aku akan menyesal seumur hidup”

“Kau masih bisa bergurau?” aku tertawa kecil, bagaiman bisa dia mengatakan hal ini

“Aku menolongnya hanya karena aku tidak mau menyesal” pria itu tiba-tiba duduk di kursi

“Yha gwaenchana?!” aku duduk disampingnya dan menepuknya pelan

“Tidak makan, hanya kurang makan, aku lari dari rumahku” namja itu masih tersenyum

“Akan kubelikan makanan, siapa namamu?! Akan kuhubungi keluargamu” aku menepuk jaket kulit yang masih lembab ditubuhnya

“Jangan hubungi mereka, belikan saja aku makanan” ia mendorongku masih dengan senyumnya

“Baiklah, tunggu disini” aku bergegas dari tempatku

“Yha tunggu sebentar” ia memanggilku dengan suara lemahnya

“Wae?” aku membalikkan tubuhku

“Jangan masukkan daging, aku sedang diet” aku hanya bisa geleng-geleng, dia itu humoris atau tidak waras?!

Dia itu tidak makan berapa bulan?! Dia makan seperti ini makanan terakhir yang bisa dinikmatinya, tidak lebih dari 2 menit makanan yang kubelikan sudah ludes. Apa dia monster?!

“Apa perlu kubelikan lagi?” aku menatapnya kasian

“Eng? Ka..lau ka..u ma.u ke..na.pa tida…k?” dia menjawabku dengan mulut penuh

“Biar kubelikan lagi saja” aku berjalan lagi menuju kantin Rumah Sakit, apa pantas aku membayar jasanya dengan 2 bungkus nasi?!

Lagi-lagi dia melahapnya tanpa berhenti, aku jadi berpikir kalau dia bahkan sudah lama sekali tidak melihat nasi. Dia itu terlihat sangat polos, namja baik yang mungkin sangat jarang ditemui

“Kau baik sekali!” ia akhirnya bersuara setelah semua nasi itu habis tanpa tersisa sebutir pun

“Ini tidak ada apa-apanya dengan jasamu” aku menatapnya sambil tertawa kecil

“Begitukah? Kalau begitu kenalkan aku dengan malaikat itu, mungkin aku bisa menjadikannya istriku” ia berbicara begitu tanpa mimik yang serius, dia itu sedang bercanda bukan?!

“EH?!” aku kehilangan kata-kata, dia itu aneh

“Yha aku langsung suka padanya, meskipun dia berlumuran darah aku bisa melihat inner beauty-nya. Aku kabur karena dijodohkan, jadi kalau aku pulang dengan membawanya kemungkinan besar aku akan diizinkan menikah dengannya, boleh aku menikahinya?” namja ini kembali tersenyum padaku menampakkan gigi putihnya, sepertinya dia tidak sedang melucu

“Aku bahkan tidak kenal siapa kau, dan yang akan kau nikahi itu adikku bukan aku jadi kenapa kau bertanya padaku?!” aku menatapnya heran, entah kenapa aku tidak marah sama sekali ketika dia mengatakan akan menikahi Min Rin, mungkin kalau aku akan melepas Min Rin hanya pada dialah aku rela

“Ah betul. Kenalkan aku Kim Jong Woon, aku bekerja sebagai penyanyi kafe, setiap hari aku dimarahi orang tuaku karena aku menyanyi, aku pria yang baru pertama kali jatuh cinta dan itu dengan adikmu, siapa namanya?” ia berkata seakan dalam hidupnya tidak pernah ada masalah sama sekali

“Mwo?! Kau penyanyi? Kenapa aku tidak pernah melihatmu? Kau se..rius dengan perkataanmu?” aku menelan ludah, astaga dia ini manusia macam apa

“Aku penyanyi kafe, kalau kau sering ke kafe tempatku bekerja pasti kau akan tau. Hanya menunggu waktu saja sampai aku terkenal. Apa kau mau tanda tangan?” dia lagi-lagi tersenyum padaku, benar-benar namja aneh

“Tidak perlu” aku tertawa pelan menanggapinya, aku tidak yakin Min Rin akan menganggapnya

Siang itu aku lewati dengannya, dia itu namja yang nyentrik, aku menyukainya.

Aku terbangun  dari lelapku, aku tidak tidur semalaman jadi aku dengan gampangnya tidur di kursi tempatku menunggu Min Rin. Sudah malam ternyata, Jong Woon menghilang? Kemana dia?

Aku melihat ke ruangan Min Rin

MWO?!

Dia sudah berada disamping Min Rin?!

Dan…..

Min Rin tertawa bersamanya? Aku tidak pernah melihat Min Rin tertawa selepas ini sebelumnya, ini ajaib….

Aku membuka pintu kamar Min Rin, bisa kulihat perban diwajahnya, kakinya juga terluka, dia belum bisa duduk maupun bersandar, Min Rin hanya berbaring disamping Jong Won

“Kau sudah bangun? Yha adikmu lucu sekali! Dia tadi menangis dan sekarang tertawa! Dia mencari Sungmin! Siapa itu?! Bukankah namamu Jung Soo? Apa kau punya dua nama?” Jong Won mencercaku dengan begitu banyak pertanyaan, aku tidak memperdulikannya, yang ada diotakku hanya Min Rin

“Kau sudah baikan? Jangan mencari Sungmin, namja brengsek itu sudah pergi meninggalkanmu apa kau tau dia pergi begitu saja tanpa menolongmu? Dia bahkan tersenyum melihatmu! Dia mempermainkamu” aku mendekatkan diriku padanya

“Bohong….” Ia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan suara bergetar

“Kau mau menangis lagi?! Yha kau bisa berubah dengan cepat! Yang kutau shi hanya kami bertiga yang menolongmu. Aku, oppamu dan ajussi, siapa itu Sungmin?” Jong Woon menatap Min Rin dengan tatapan bingung

“Katakan ini bohong… Sungmin tidak seperti itu” air mata Min Rin jatuh, dan sebelum air matanya jatuh menuju pipinya Jong Won menempelkan tangannya di pipi Min Rin

“Walau aku tidak tau siapa Sungmin, tapi aku bisa tau dia itu brengsek. Bagaimana bisa malaikatku menangis karenanya? Uljima…. Kan ada aku” Jong Won kembali tersenyum “Menikah saja denganku” Jong Woon tertawa pelan. Namun Min Rin tidak menanggapi Jong Woon

“Aku tidak percaya… aku harus menghubunginya” Min Rin mencoba bangun tetapi tidak bisa

“Yha kakimu itu tidak bsa digerakkan, kata dokter kakimu lumpuh temporer. Kau harus diterapi sampai bisa berjalan normal, mobil itu menjepit tubuhmu untung saja tulangmu tidak remuk, hanya lumpuh saja kok” Jong Woon menunjuk kaki Min Rin dengan santai, aku syock dengan perkatannnya tapi tidak bisa dipungkiri memamng luka Min Rin parah

“MWO?! Kau siapa?! Kuakui tadi kau bisa melucu dengan baik, tapi sekarang kau jadi menyebalkan!” Min Rin meneriaki Jong Woon keras

“Yha jangan begitu! Dia yang menolongmu, kalau tidak ada dia kau tidak akan selamat. Kau harusnya berterima kasih padanya bukan meneriakinya, cepat minta maaf” aku menatap Min Rin tidak suka, sejak mengenal Sungmin sikapnya jadi berubah drastis

“Aku tidak menyuruhnya menolongku” sekarang dia malah membalasku

“Kau sudah berubah, tunggulah pujangga hatimu itu, aku tidak mengerti lagi. Kau akan tau sebenarnya manusia macam apa dia itu, tunggulah dia” aku menarik Jong Woon keluar dari ruang Min Rin, aku sudah muak!

Sudah lewat dua minggu, namun Sungmin tidak pernah datang sekalipun. Aku tau Min Rin setiap hari mencoba menghubunginya tapi tetap saja tidak bisa. Awalnya hanya tidak diangkat namun lama-lama nomor Sungmin sudah tidak aktif lagi, aku yakin dia mengganti nomornya supaya tidak diganggu Min Rin lagi.

Aku tidak lagi menasehatinya, dia sudah besar, dia tau apa yang harus dilakukannya. Aku juga tau setiap malam Min Rin menangisi namja brengsek itu, entah kenapa aku tidak merasa kasian pada Min Rin. Dia terlalu bodoh sampai menangis setiap malam.

Aku sengaja tidak terlalu sering datang menjenguknya, aku sangat sibuk akhir-akhir ini dan juga aku ingin member kesempatan pada Jong Woon untuk mendekati Min Rin. Namja itu masih datang setiap hari, bahkan dia meginap di Rumah Sakit. Sepertinya dia tidak punya tempat tinggal lagi setelah kabur dari keluarganya.

Aku juga heran kenapa dia tidak menyerah saja, padah Min Rin tidak menganggapnya sama sekali, Min Rin sangat cuek padanya malah tidak jarang dia dimarahi Min Rin. Tapi tetap saja dia tersenyum dan melucu lagi, aku tidak tau isi hatinya seperti apa, kurasa dia juga akan bosan kalau setiap hari diperlakukan judes seperti ini.

Akhir-akhir ini aku sedang dekat dengan Hasang, aku perlu seseorang untukku bersandar disaat seperti ini, dan Hasang selalu ada untukku. Aku selalu curhat semua masalahku padanya bahkan aku juga mengatakan kalau aku mencintai Min Rin adikku.

Dia tidak memojokkanku dan juga dia selalu memberiku saran, dia sangat baik dan juga aku suka kepribadiannya.

Aku pernah mendegar kata orang kalau manusia yang bisa kita jatuhi cinta bukan satu orang, dulu aku menepis kata itu jauh-jauh, namun sekarang aku percaya akan kata itu. Perasaanku terhadap Min Rin semain berubah, aku tidak lagi suka Min Rin yang sekarang, dia bukan lagi yeoja yang kupuja, melainkan hanya adik yang kukasihani. Aku juga tidak tau kenapa aku bisa berubah, perasaaan cintaku yang teramat sangat sudah lenyap diganti aksih seorang oppa.

^^

~ Jong Woon P.O.V ~

Sungmin itu siapa shi?! Apa aku kurang ganteng sampai dia tidak menghiraukanku? Aku akui dia memang gadis yang cantik, tapi kalau dia terus menerus seperti ini aku harus pergi. Dia sepertinya membenciku, setiap ucapanku selalu dibantahnya, dia bahkan menangis disaatku melucu! Apa kehilangan seorang Sungmin begitu susah?! Padahal Sungmin tidak mengangkat telpon Min Rin, bahkan sekarang HP-nya sudat tidak aktif lagi.

Setiap hari aku menemaninya melakukan terapi, Jung Soo agak jarang datang. Sepertinya dia sibuk sekali, kalau datang juga malam dan hanya sebentar, aku jadi merasa seperti eomma Min Rin, haha.

Ini sudah sebulan, kurasa eomma pasti kelabakan mencariku. Bukankah sudah kubilang aku tidak mau dijodohkan? Mana mungkin aku hidup dengan orang yang baru kulihat. Tidak akan!

Apa mereka pikir aku peduli dengan perusahaan?! Apa mereka tidak pernah dengar kalau aku tidak akan bekerja dengan mereka?! Aku hanya akan menjadi penyanyi! Aku hanya melakukan hal yang kusenangi saja

Sebenarnya aku sudah akan pergi dari Rumah Sakit ini, aku tidak pernah dihiraukan. Sebagai seorang lelaki aku juga punya rasa malu dan gengsi, bagaimana mungkin aku masih saja berada ditempat yang bahkan aku tidak diharapkan?! Tapi semuanya berubah ketika Jung Soo memintaku agar tetap disamping Min Rin, dia menceritakan semuanya mulai dari masalah orang tuanya sampai tentang Sungmin.

Sebenarnya aku kaget tapi aku menanggapinya sesantai mungkin dengan mengatakan “Benarkah? Ah aku akan menjaga malaikatku lebih lama lagi, selamanya mungkin”

Terdengar mudah? Tapi sebenarnya aku juga merasa sakit, dan kata-kata itu akan benar-benar kulakukan, menjaga Min Rin seumur hidup.

Dan juga Jung Soo mengatakan kalau dia sempat mencintai Min Rin, aku juga kaget dengan yang ini tapi aku hanya membalas

“Lupakan itu, menikah dengan orang lain karena dia sudah ku-booking!” Jung Soo hanya tertawa mendengarku, kata Jung Soo itu hanya masa lalu. Dia sedang mendekati wanita lain, haha dia itu bodoh kalau kataku, bagaimana bisa dia melepas Min Rin. Kalau aku jadi dia aku tetap akan menikahi Min Rin, apa peduliku dengan sedarah atau tidak?! Apa salahnya? Orang saja bisa dengan santainya menunjukkan kalau dia menyukai sesama jenis, kenapa dia tidak? Haha aku yang bodoh atau dia shi!?

Apa yang harus kulakukan untuk mencairkan perasannnya dan mendapatkan perhatiannya? Dia itu seperti berhala yang kusembah, sial dia semakin membuatku penasaran.

Seharusnya aku menemui Sungmin dan bertanya padanya bagaimana trik yang tepat, ha jangan! Untuk apa aku menjadi orang lain? Aku harus tetap jadi diriku sendiri, aku pasti bisa meluluhkannya dengan caraku, pasti!

Kakinya baru bisa melangkah beberapa langakh kedepan, itupun masih bergetar hebat. Aku tidak bisa berhenti menertawakannya, aku selalu mengatakan

“Bagaimana bisa gadis sepertimu jalan seperti itu? Cacat!”

Dan aku dimarahinya lagi, aduh bagaimana bisa aku bisa membuatnya tertawa seperti pertama kali shi?! Huaaaaaaa aku bisa gila

~ Min Rin P.O.V ~

Aku sudah putus asa, aku bahkan membanting Hp-ku hingga bertebaran di lantai. Apa dia brengsek seperti yang dikatakan Jung Soo oppa? Tidak…. Aku tidak percaya….

Aku tidak bisa melupakan Sungmin, aku sudah memenuhi dinding Twitter-nya dengan pertanyaan yang selalu sama namun tidak ada respon darinya sam sekali. Air mataku tidak berhenti jatuh setiap kali mengingatnya….

Sampai siang ini, sepuluh menit sebelum terapi aku menyempatkan diri untuk mengecek apa dia ada membalas twit-ku atau tidak, dan twit-ku dib alas oleh orang lain

Aku tidak tau itu siapa yang kutau di menulis

@Mirhaemin : berhenti menggangu Sungmin! Apa kau tidak punya malu sampai melakukan ini pada namjachinggu orang?!, dia milikku

Darahku seakan membeku, apa maksud semua ini? Milikku?! Jadi semua kata oppa benar? Sungmin hanya mempermainkan aku?! Dia telah meninggalkanku?!

Aku menangis histeris, bagaimana bisa orang yang telah kupercaya, orang yang karena dia aku mengorbankan semuanya, orang yang hanya demi dia aku mengabaikan yang lainnya dan sekarang dia mengkhianatiku?! Badanku lemas……..

Aku telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupku, aku telah melakukan hal terbodoh dengan mempercayai Sungmin….  Cintaku padanya begitu membutakan.

Sedih, bersalah, menyesal, galau, semuanya bercampur menjadi satu. Dunia bagai akan runtuh bagiku, sungguh aku menyesal….

“Yha wae?” namja yang selalu mengganguku itu lari menghampiriku, aku tidak menjawabnya sama sekali, aku hanya menangis terus tanpa menghiraukannya

“Menangislah” dia menelungkupkan kepalaku didada bidangnya, aku menangis lepas didadanya sedangkan dia terus membelai rambutku, hatiku sakit sekali rasanya aku mau mati saja…

Bajunya mulai basah, aku menarik kepalaku dari dadanya, aku merasa tidak enak padanya, kuhapus air mataku cepat

“Siapa yang menyuruhmu berhenti?!” dia lagi-lagi menarik kepalaku seenaknya, kapan dia bisa mengerti perasaan seorang gadis? Tidak bisakah dia bersikap sebagai seorang namja sekali saja?

Entah kenapa aku menangis lagi, tanganku memukul-mukul pundaknya sekuat yang aku bisa

“Kau brengsek!! Kau meninggalkanku! Dasar bajingan!!!!!!! Aku membencimu! Jangan lagi kemba….li” aku berteriak seakan Jong Woon adalah Sungmin si brengsek itu

“Huaaaaaaaaaaaaaaaaaa” aku menghantam Jong Woon dengan tinjuku, perasaanku ada baikan sedikit dengan memukul Jong Woon

“Kau monster! Berhenti memukulku! Sakit bodoh! Kalau mau hantam saja dinding!” Jong Woon melepasku dan melangkah menjauh dariku

“Biar aku saja” suara itu, Jung Soo oppa masuk dan memelukku erat “Pukul saja oppa bodohmu ini, miane…..” aku hanya diam entah kenapa aku tidak bisa memukul Jung Soo oppa

“Mian, mian mian…. Aku terlalu bodoh” air mata itu tidak bisa berhenti mengalir dari pelupuk mataku

“Gwaenchana, akhirnya kau sadar juga…. Kau tidak mau minta maaf pada Jong Woon?” Jung Soo oppa tersenyum padaku

“Eh?” aku melihat kearah Jong Woon, wajahnya yang kusut membuatku tertawa

“Apa lucu? Tanganku memar! Aku menyesal mencoba menjadi sandaranmu! Dasar monster” sekarang dia malah menatapku sinis

“Miane…” aku menghapus ingus yang belepotan karena tangisanku

“Aish jorok” Jong Woon mengeluarkan sapu tangan kuningnya dan menyodorkannya padaku “Pakai saja, aku tidak akan mengambilnya kembali, untukmu saja”

Aku mengelap hidungku secepat mungkin, wajahku mulai merah. Aku dibilang jorok oleh seorang namja? Aish bodohnya aku…..

“Aku sudah bisa menikahimu, kan?” dia menyeringai setan kearah Jung Soo oppa bukan padaku!

“MWO?!” aku berteriak kaget, apa-apaan dia? Aku baru patah hati dan dia melucu lagi?!

“Pacaran saja dulu, aku yang akan menikah dulu bukan kalian” Jung Soo oppa tertawa melihat tampangku, ini tidak benar! Bagaimana bisa Jung Soo oppa mengatakan hal ini? Bukannya dia mencintaiku? Dia tidak marah seperti ketika aku berpacaran dengan Sungmin dulu!

“Oppa….” Aku menatap Jung Soo oppa minta penjelasan

“Itu panjang ceritanya, oppamu ini sudah punya kekasih, aku tidak suka denganmu lagi gadis cengeng! Ada yeoja yang lebih baik darimu beribu kali lipat” Jung Soo oppa tertawa lagi, sepertinya virus gila Jong Woon sudah menularinya

“Benarkah? Syukurlah….” Aku mengusap dadaku lega, dia sudah normal!

“Ayo kita menikah” Jong Woon lagi-lagi ngebanyol, apa ini lucu? Tidak!!

“Aku sedang tidak mood mendengar ocehanmu” aku menatapnya sinis, apa dia tidak bisa mengubah hobinya saja, menggangu terus!

“Ah bukankah ini waktunya untuk terapi calon istriku?”

“Diam!” aku menutup mulutnya kesal, Jung Soo oppa malah tertawa, sial!

~ Author P.O.V ~

3 months later

Hubungan Jung Soo dan Hasang semakin serius, Jung Soo sudah mantap akan menikahi Hasang, sedangkan hubungan Min Rin dan Jong Woon tetap begitu(?)

Hubungan mereka sudah melampau pertemanan pada batas wajar, hanya saja Jong Woon tidak pernah mengungkapkan perasaannya ada Min Rin dan juga Min Rin tidak benar-benar mengerti hubungan apa yang mereka jalani karena keanehan Jong Woon

Keadaan Min Rin sudah pulih meskipun kakinya masih belum dapat diajak kompromi jika akan berjalan jauh, dan sasaran Min Rin pasti KIM JONG WOON

“Yha sebenarnya kau menganggapku apa shi?” Min Rin sudah tidak tahan lagi menanyakan hal yang sudah dipendamnya itu

“Aku sendiri tidak tau” Jong Woon menatap Min Rin bingung

“Yha! Jadi selama ini kau menganggapku apa?!” Min Rin nyaris berteriak

“Apa ya? Kau menganggapku apa?” Jong Woon malah balik bertanya

“Aish aku tidak akan mau jawab sebelum kau duluan”

“Bukan pacar” Jong Woon menatap Min Rin yang shock

“Bukan juga teman dekat” Jong Woon mengedipkan matanya pada Min Rin

“Lalu aku ini apa?” Min Rin sudah terlampau shock akan jawaban Jong Woon, jadi selama ini Jong Woon hanya menggapnya apa? Padahal hubungan mereka sudah sangat jauh

“Kau adalah gadis yang akan kukenalkan pada ommaku, gadis yang pertama kali kujatuhi cinta sekaligus terakhir, gadis yang dikirim Tuhan untuk kujadikan pajanganku, gadis yang akan kujaga bak berlian, gadis yang tidak akan kujadikan apa-apa selain istriku, gadis yang hanya dengan rahimnya anak-anakku akan lahir, gadis yang akan kupenjarakan dalam istanaku, gadis yang tidak akan pernah bisa lepas lagi dariku, itulah kau Park Min Rin” Jong Woon tertawa kecil melihat Min Rin yang hanya bisa melonggo “Tidak ada alasan lagi untuk menolakku”

“Kau ambil kata-kata itu dari novel mana? Aku harus membelinya” Min Rin masih melonggo tidak percaya

“Itu kuambil dari novel yang tersimpan dalam hatiku, kau tidak akan bisa membeli buku itu, kau harus membeli dengan pengarangnya juga”

“Kau yakin? Aku tidak mau pengarangnya, aku hanya mau kata-katanya saja” Min Rin tersenyum lepas

“Berarti kau hanya akan menerima jantung hati orang itu, dengan kata lain kau membunuhnya, itu tidak adil!” Jong Woon memandangi wajah gadis dihadapannya lekat-lekat, tidak akan ada wanita manapun yang akan menandingi keindahannya, dia terlalu sempurna

“Kenapa kau berubah? Biasanya kau tidak begini, wae?” Min Rin mendekatkan wajahnya pada Jong Woon

“Aku bukan namja yang bisa melakukan hal yang disukai oleh yeoja pada umumnya, aku payah dalam merayu, aku tidak bisa mengatakan hal-hal indah semanis madu, ucapanku lebih kearah racun pahit. Aku hanya mengatakan kebenaran, kalau aku tidak suka aku akan bilang aku benci, kalau aku suka aku akan bilang itu bagus, jika aku membencimu aku akan menyuruhmu jangan menemuiku lagi, kalau aku sakit aku akan mengatakan kau buruk. Tidak akan menjadi namja pengecut yang akan mengatakan gwaenchana padahal aku sangat tidak baik-baik, kalau aku tidak menyukaimu lagi aku akan bilang kau membosankan, dan kalau aku sudah suka pada seseorang dia tidak akan pernah kulepas lagi. Itulah aku Kim Jong Woon, jangan pernah main drama padaku” aku menggengam tangannya, rasanya hangat… jantungku memompa darah lebih cepat sepertinya

“Kau aneh….” Min Rin menatap Jong Woon tidak percaya

“Aku tidak tau apa yang Sungmin lakukan padamu, aku tidak tau apa yang dia lakukan padamu sampai kau begitu menggilainya. Mungkin aku tidak bisa memperlakukan seorang gadis dengan baik tapi aku bisa memperlakukan seorang manusia dengan baik. Aku tidak akan membuat seseorang menangis karena aku, kalau aku akan meninggalkanmu aku akan melakukannya dengan cara yang baik, bukan membiarkanmu menemui maut. Kalau aku meyukaimu aku tidak akan mengatakan sarange, tidak akan pernah. Cukup dengan satu kata, menikahlah denganku” Jong Woon mengeluarkan unek-uneknya, ada kelegaan yang dirasakannya

“Kau me..lamar..ku?”

“Sejak kapan aku melamarmu? Aku hanya mengatakan perumpamaan, asal kau tau aku tidak perlu melamarmu, aku sudah membookingmu, tidak perlu mengatakan hal-hal menjijikan, hanya lakukan dengan tindakan saja” Jong Woon senyum

“Apa kau tau aku menyukaimu tapi dalam hatiku masih ada tempat kosong untuk Sungmin, mungkin kalau dia datang lagi aku akan meninggalkanmu dan pergi bersamanya” Min Rin melepas tangan Jong Woon cepat

“Tidak apa-apa, aku tinggal mengusirnya dari hatimu”

“Semudah itu? Bagimana caranya?”

“Mudah, menikahimu lalu menghamilimu dan punya anak sebelas, tidak akan ada tempat lagi dihatimu untuk Sungmin, yang ada hanya ada aku dan anak-anak kita, kau tidak akan punya ruang lagi untuk manusia itu, hanya ada anak-anakku, hanya aku”

“Apa kau pikir aku mau menikahimu?”

“Apa alasanmu menolakku? Tidak ada”

“Seyakin itu?”

“Tentu. Aku tidak pernah meragukan kata-kataku, karena aku Kim Jong Woon”

“Kau gila”

“Kau baru tau? Dari lahir aku sudah abnormal”

“Aku bisa ikut gila”

“Kau sudah gila! Kalau kau tidak gila tidak mungkin kau menyukai Sungmin, dia itu juga saudaramu, akan lebih baik kau menyukai Jung Soo daripada Sungmin”

“Kau!”

“Aku hanya mengatakan kebenaran, kau cantik”

“…”

~ Author P.O.V ~

Waktu berjalan begitu cepat, Jung Soo telah mantap akan pilihannya dengan Hasang. Usia mereka tidak lagi muda, sebentar lagi Jung Soo akan menginjak kepala 3 dan sudah saatnya mereka menjalani hidup yang mereka pilih. Memang waktu pacaran mereka terbilang singkat, hanya 7 bulan namun mereka saling mengenal sudah lebih dari 4 tahun.

Min Rin-lah yang paling bahagia akan pernikahan ini, dia akan segera memiliki seorang onnie yang akan menjaganya selain Jung Soo dan Jong Woon tentunya. Sejak kecil Min Rin jarang mendapat perhatian dari seorang ibu maupun kakak, sudah saatnya Min Rin dibimbing untuk menjadi seorang gadis dalam sentuhan seorang wanita.

Hubungan Min Rin dengan Jong Woon juga semakin baik, mereka bahkan sudah saling mngenal keluarga masing-masing. Min Rin baru mengetahui kalau Jong Woon sebenarnya adalah anak seorang konglomerat, dari sejak bertemu pertama Jong Woon tidak memunculkan sisi itu sama sekali, pakaian dan gayanya sangat biasa dan terbilang cuek, namun siapa sangka dia adalah pewaris perusahaan kain terbesar di Korea?

Tidak ada yang berubah dari seorang Kim Jong Woon, dia tetap menjadi pribadi yang jujur dan ceplas-ceplos, hanya saja dia agak lembut sekarang. Tidak ada lagi meludah sembarangan, tidak ada lagi menutup pintu dengan kaki, tidak ada lagi tidur sebelum gosok gigi, semua itu dia lakukan karena seorang wanita, Park Min Rin.

Begitu juga dengan Min Rin, tidak ada lagi Sungmin dalam hatinya, ia sudah ikut ajaran Jong Woon, tidak ada lagi kata bohong. Ketika ia lelah ia tidak akan memperdulikan semua orang dan hanya akan mengatakan ‘aku akan tidur, hubungi aku nanti’. Hari-harinya diisi dengan tawa karena Jong Woon selalu melakukan hal-hal ajaib setiap harinya, mereka tidak mempunyai panggilan kesayangan seperti pasangan lainnya, mereka memanggil sesuai dengan mood. Bodoh, Gila, Monyet, adalah nama-nama yang paling sering mereka berdua gunakan. Meski begitu mereka berdua tidak pernah bertengkar karena kejujuran yang mereka berdua bina dalam hubungannya.

Setiap orang yang bertanya pada Jong Woon ‘siapa dia?’ akan dijawab dengan cepat oleh Jong Woon ‘orang yang tidak akan kujadikan apa-apa selain istriku’. Tidak ada kemarahan sama sekali, karena memang begitulah hubungan mereka, pacar bukan teman dekat juga bukan.

~ Jong Soo wedding day ~

Acara sakral itu berlangsung dengan sempurna, acara sederhana itu dihelat pada hari minggu dengan nuansa pesta kebun. Mempelai pria dan pengantin wanita tidak hentinya tersenyum bahagia, mereka telah resmi menjadi sepasang suami-istri yang akan memulai lembaran baru mulai dari hari ini.

Jong Woon diminta menjadi saksi Jung Soo dan Min Rin saksi Hasang.

Awalnya Jong Woon menolak dengan alasan tidak dibayar namun dengan tatapan maut Min Rin semuanya berubah, tidak ada kata kedua yang dikeluarkan Jong Woon.

“Apa kau akan menyumbang sebuah lagu untuk kami? Bukannya kau penyanyi?” Jung Soo mengahampiri Jong Woon yang sedang mengkritik gaun yang dikenakan Min Rin dengan Hasang dalam gandengannya

“Kau kira aku penyanyi apa? Aku hanya menyanyi untuk dibayar, suaraku mahal” Jong Woon kembali menatap Min Rin tanpa menghiraukan Jung Soo

“Kau mau kubayar berapa memangnya? Baiklah, akan kusewa kau untuk menyanyi hari ini” Jung Soo tertawa pelan melihat calon adik ipar anehnya itu

“Aku tidak butuh uangmu, baiklah hari ini aku akan bekerja amal, untukmu gratis” Jong Woon mengganguk tidak jelas dan menarik Min Rin menuju tempat yang telah tersedia pengiring lagu dan alat musik untuk bernyanyi tentu saja.

“Kau bernyanyi untuk apa menarikku?! Lepas!” Min Rin menghentak tangan Jong Woon dan menatapnya tidak mengerti

“tunggu disini sampai aku selesai menyanyi, jangan pandang siapapun selain aku, awas!” Jong Woon berjalan menuju tempat yang telah disediakan

“Emeh… tes, ah mohon perhatiannya. Artis akan bernyanyi! Berhenti sebentar dan dengarkan aku” Jong Woon berteriak dengan mice-nya begitu nyaring

“Aku akan bernyanyi sebuah lagu untuk seorang gadis yang bernama Park Min Rin, semoga kau tidak berpaling dariku, jangan memandang arah lain hanya tatap aku” Jong Woon menatap Min Rin yang tersipu malu dan tertawa pelan dan mulai mengeluarkan suara emasnya

‘oneuldo nae gieogeul ttarahemaeda

i gil kkeuteseo seoseongineun na

dasin bol sudo eomneun niga nareul butjaba

naneun tto i gireul mutneunda’

Today, i wander in my memory

‘Today, i wander in my memory

I’m pasing around on the end of this way

You’re still holding me tightly, even though i can’t see you any more

I’m losing my way again’

‘neol bogo sipdago

tto ango sipdago

jeo haneulbomyeo gidohaneun nal’

‘I’m praying to the sky i want see you and hold you more

that i want to see you and hold you more’

‘niga animyeon andwae

neo eobsin nan andwae

na ireoke haru handareul tto illyeoneul

na apado joha

nae mam dachyeodo joha nan

geurae nan neo hanaman saranghanikka’

‘It can’t be if it’s not you

i can’t be without you

it’s okay if i’m hurt for a day and a year like this

it’s fine even if my heart’s hurts

yes because i’m just in love with you’

‘na du beon dasineun

bonael su eopdago

na neoreul itgo salsun eopdago’

‘i cannot send you away one more time

i can’t live without you’

‘niga animyeon andwae

neo eobsin nan andwae

na ireoke haru handareul tto illyeoneul

na apado joha

nae mam dachyeodo joha nan

geurae nan neo hanaman saranghanikka’

‘it can’t be if it’s not you

i can’t be without you

it’s okay if i’m hurt for a day and a year like this

it’s fine even if my heart’s hurts

yes because i’m just in love with you’

‘nae meongdeun gaseumi

neol chajaorago

sorichyeo bureunda’

‘my bruised heart

is screaming to me to find you

where are you?

can’t you hear my voice?

to me…’

‘neon eodinneungeoni

naui moksori deulliji annni

naegeneun

na dasi sarado

myeot beoneul taeeonado

harudo niga eobsi sal su eomneun na

naega jikyeojul saram

naega saranghal saram nan

geurae nan neo hanamyeon chungbunhanikka

neo hanaman saranghanikka’

‘if i live my life again

if i’m born over and over again

i can’t live without you for a day

You’re the one i will keep

you’re the one i will love

i’m…yes because i’m happy enough if i could be with you’

Dengan suara yang terlampau merdu lagu itu selesai dinyanyikan Jong Woon dengan sempurna, semua yang hadir bertepuk tangan riuh

Min Rin hanya bisa diam melihat namja yang bernyanyi untuknya itu tersenyum, dia tidak pernah bernyanyi didepan Min Rin sebelumnya, apa itu suara Jong Woon? Semerdu itu?

Jong Woon berjalan mendekati Min Rin yang masih membatu, ia tertawa melihat gadis itu tidak berkedip sedari tadi

“PARK MIN RIN, HARI INI AKU KIM JONG WOON SECARA RESMI MENGATAKAN MENYUKAIMU, KARENA ITU KAU HARUS BERTANGGUNG JAWAB DAN MENIKAHIKU. AKU HANYA BUTUH SATU JAWABAN, IYA ATAU MENGGANGUK. AKU TIDAK MENERIMA JAWABAN LAIN, KAU HARUS MENIKAHIKU” Jong Woon berteriak dengan mice di tangannya, dia tidak peduli orang-orang menutup telingga karena suara lengkingannya itu, yang ia tau hanya Min Rin

“Kau memaksaku? Bagaimana kalau aku tidak mau?” Min Rin menggoda Jong Woon

“KALAU TIDAK AKU AKAN MEMBAWAMU PULANG DAN MENIDURIMU, KAU HARUS MENIKAH DENGANKU” lagi-lagi Jong Woon berteriak, dan kali ini semakin melengking

“Kau mempermalukanku bodoh! Tutup mulutmu! Apa kau mau mati?” Min Rin menginjak kaki Jong Woon keras

Jong Woon berlutut didepan Min Rin dan mengeluarkan sepasang cincin berlian dari kocek celananya

“Please Marry me”

Seketika semuanya menjadi diam, tidak ada satu pun yang bersuara, ini adalah moment yang tidak akan terjadi 2x. Jung Soo tersenyum melihat pemandangan itu, tidak ada yang lebih baik dari Jong Woon, hanya dia yang bisa menjaga Min Rin.

“What must I do? I can’t refuse you” Min Rin menjawab dengan malu-malu, namun wajah Jong Woon menjadi pucat pasi

“Wae? Kau baik-baik saja?” Min Rin menjadi panic melihat Jong Woon

“Kau me..no..la..kku?” Jong Woon menatap Min Rin tidak percaya

“Mwo? Kau tidak mendengar kata-kataku? Aku tidak bisa menolakmu bodoh!” Min Rin menjitak kepala Jong Woon kesal

Seketika Jong Woon memeluk Min Rin erat

“Kau tidak bercandakan?” Jong Woon berbisik di sela teriakan riuh

“Menurutmu? Kenapa kau jadi bertanya padaku bodoh?!” Min Rin menjadi cemberut, moment yang seharusnya indah malah dirusak Jong Woon

“Karena kata temanku kau akan menjawab yes, ido kalau kau mau. Aku tidak tau ungkapan lain selain itu karena hanya itu yang diajarkannya” Jong Woon nyengir lebar

“Bisa tidak kau tidak mempermalukanku? Jangan gunakan bahasa asing kalau kau tidak bisa!” Min Rin berteriak kesal

“Haha tidak apa-apa, yang penting kau menerimaku” Jong Woon memeluk Min Rin semakin erat

“Kenapa kau memilihku?”

“Karena kau yang kusukai”

“Selain itu?”

“Karena kau jodohku”

“Kau percaya jodoh?”

“Tentu saja, karena Jung Soo yang meyakinkanku kalau aku pasti menikahimu”

“Benarkah? Bagaimana kau bisa yakin?”

“Karena kau tercipta dari rusukku”

“Itu benar?”

“Bukankah aku hanya mengatakan kebenaran?”

“Itu indah….”

FIN

hehe selesai juga

bagaimana? aneh? gaje? kkk~ itu sudah biasa kalo authornya saya

mian kalo mengecewakan

kalau readers mau bakal dibikinin after storynya, itu kalau mau loh

makanya komen biar author tau minat pembaca hehe

ok, selamat ketemu di kesempatan lain

sekali lagi komen yak…..

 

5

[Freelance] May I Love You [part 5]

Author : Wella

 

Tags : Sungmin, Leeteuk

Genre : Romance, angst

Sebelunya uda di post :

http://ourfanfictionhouse.wordpress.com/

Cerita Sebelumnya :

Sungmin yang hanya mempermainkan Min Rin akhirnya meluluhkan hati Min Rin dan memulai rencananya untuk menyakiti Jung Soo yang belasan tahun yang lalu telah menyakitinya. Namun Sungmin sadar bahwa tidak mudah baginya untuk melakukan hal tersebut pada Jung Soo, dan pilihan terakhirnya adalah dengan membalaskan dendamnya pada Min Rin yang merupakan adik kandung Jung Soo. Akan hal tersebut berhasil? Lantas apa yang akan dilakukan Jung Soo begitu mengetahui bahwa adik yang sekaligus gadis yang teramat sangat dicintainya itu telah menjadi pacar seorang Sungmin?

Your browser may not support display of this image.

Cast :

~ Park Jung Soo

~ Park Min Rin

~ Sungmin

~ Jung Soo P.O.V ~

“Oppa…” Min Rin mengguncang badanku yang telah kaku itu dengan panik, namun tidak ada respon sama sekali dariku, badanku sudah sekeras hatiku

“Oppa!” dengan setengah teriak Min Rin memanggilku, ottokhe? Hatiku seakan telah beku. Jadi selama ini dia hanya menganggap aku bermain-main padanya? Betapa bodohnya ku sampai bisa berpikir Min Rin menyukaiku…..

Untuk beberapa saat kami berdua terdiam, aku bingung harus bagaimana. Tidak mungkin bagiku untuk marah padanya, apa dia salah? Kurasa tidak, bagaimana mungkin aku marah padanya hanya karena dia menyukai namja lain dan tidak membalas cinta ‘konyol’ku ini? Tapi aku tidak bisa ikut tersenyum bahagia bersamanya, hatiku sudah hancur…..

“Wae? Miane….” Min Rin menundukkan kepalaku, aku tau meski hatiku sudah luluh lantak tapi tetap saja aku harus menjadi oppa yang akan selalu turut bersamanya, aku bukanlah namja yang pantas bahagia disampingnya sebagai orang yang dicintainya, hanya sekedar oppa..

“Kau punya pacar?! Yha oppa sampai shock! Bagaimana mungkin gadis kecil oppa sudah bisa mencintai namja lain selain oppa?! Chukae…….” Aku memeluk Min Rin erat, aku menahan agar suaraku tidak bergetar tapi ini sangat susah

“Oppa tidak marah?” Min Rin bertanya dengan nada ketakutan, dari kecil dia tidak pernah bisa menyembunyikan apapun dariku

“Marah? Menurutmu? Yha sejak kapan oppa bisa marah padamu? Yha kau ini mengada-ada saja! Oppa malah bahagia Min Rin a…. bawalah namja beruntung itu pada oppa, oppa harus memastikan dia orang yang bisa menjagamu” apa suaraku tidak bergetar? Kurasa aku akan menangis meraung-raung malam ini, rasanya seperti dihujat beribu belah samurai pada saat yang bersamaan, aku baru tau begini rasanya patah hati pantas saja orang lainnya sampai bunuh diri. Mungkin kalau bukan untuk menjaga Min Rin aku juga akan mengakhiri hidupku

“Oppa bukannya sangat marah kalau kau dengan namja manapun selain oppa? Kenapa sekarang oppa berbeda sekali?!” dia menatapku curiga, apa selama ini aku seperti itu?

“Eh? Kau tidak salah? Oppa tidak pernah begitu, yha tidurlah ini sudah tengah malam” aku mendorong tubuhnya untuk mengalihkan pembicaraan

“Ara! Aku rasa aku tidak akan bisa tidur malam ini, oppa harus cepat-cepat pacaran! Ini sangat menyenangkan oppa yha! Cepatlah cari yeoja, ini sangat memabukkan” Min Rin cekikikan dan berlari kearah kamarnya masih dengan senyum yang merekah

Pacar? Ha… bodohnya aku mengira dia mencintaiku, dia bahkan menertawakanku sekarang. Dia mengejekku? Memabukkan? Kaulah yang terlambat Min Rin yha, oppamu ini sudah merasakannya bahkan jauh sebelum kau tau apa itu cinta, jauh sebelum kau tau kejamnya dunia ini aku sudah menyukaimu. Belasan tahun yang lalu aku sudah mulai mencintaimu dan cinta ini tidak pernah padam sekeras apapun aku mencoba, setiap saat hanya ada kau yang menghiasi hariku bahkan mimpiku sekalipun. Kau tau itu memabukkan? Itulah sebabnya aku mencintaimu……

^^^^^^^^^

Min Rin sukses membuatku menangis semalaman, kamarku sudah akan banjir ketika aku sadar tangisanku terlalu keras untuk didengarnya dikamar sebelah. Sepertinya dia sudah mimpi sangat indah tadi malam, dia tidak sadar sama sekali kalau aku menangis sampai menggigit bantalku hingga robek. Kukira hatiku tidak akan sakit lagi kalau aku menggigit bantal itu hingga robek, faktanya sama saja. Meskipun bantalku sudah koyak sekalipun hasilnya tetap nihil, nol besar. Masih dengan rasa sakit ditusuk pelahan pedang aku mengaca di cermin putihku, mataku sembab. Kalau mataku tidak sembablah aku baru heran, apa kau bodoh sampai menangisi orang yang bahkan tidak sama sekali khawatir akan keadaanku orang yang bahkan sedang bahagia diatas kesedihanku yang teramat sangat. Hanya gadis itu yang bisa meluluhkan hatiku, hanya dia yang bisa membuatku rapuh seperti ini………

++++++++++

“Oppa! Matamu kenapa? Yha sembab! Oppa me..nangis?” Min Rin menunjuk-nunjuk mataku dengan semangat

“Ani, hanya salah tidur” Aku mengambil air putih dan meneguknya sebanyak yang kumampu, kata orang air putih itu sangat baik untuk kesehatan, dan aku membutuhkannya untuk menjaga agar jantungku tidak berhenti berdetak hanya karena hal itu

“Seumur hidup baru satu kali oppa salah tidur, isange!” Min Rin masih tidak percaya kata-kataku, sial kenapa dia memperhatikan mataku setiap hari?!

“Kau memperhatikan mataku? Apa karena jatuh cinta kau jadi begitu mengambang? Oppamu ini sudah sering seperti ini, kau saja yang kurang perhatian” entah kenapa aku merasa kesal ketika mengucapkan kata jatuh cinta, sepertinya aku agak kasar bicara padanya

“He? Oppa gwaenchana?” dia menatapku khawatir, wajar saja selama ini aku tidak pernah bersikap sekasar ini

“Gwaenchana….” Kali ini aku melembutkan nada bicaraku

“Sepertinya ada yang aneh, ah mulai hari ini aku diantar pacarku ya…” senyumnya kembali mengembang, tidak bisakah dia berhenti tersenyum? Senyum itu membuat hatiku semakin perih

“Benarkah? Baiklah” kuambil lagi air segelas penuh, aku harus tetap hidup walau nampaknya jantung dan hatiku tidak lagi berfungsi sebagaimana seharusnya

“Oppa berubah!” Min Rin menunjuk wajahku

“Berubah?! Apa tidak salah? Oppa tidak pernah berubah, yang berubah itu kau Min Rin yha, oppa tetap sama tetap Jung Soo yang biasanya” sebisa mungkin aku menjawab sesantainya walaupun aku agak gugup karena aku memang merasa agak berubah dari sebelumnya

“He?na? oppa yang berubah! Apa oppa tidak suka kalau aku pacaran?” gadis kecilku itu menatapku serius, aku ingin sekali berteriak IYA, AKU TIDAK SUKA! AKU BENCI ITU! Tapi itukah seorang oppa yang selama ini Min Rin kenal?!

“Apa harus oppa ulang lagi?! Oppa SENANG kalau kau SENANG” pada kata senang aku menggunakan penekanan yang sepetinya agak berlebihan

“Benar? Carilah yeoja! Aku yakin banyak yeoja yang menyukai oppa, aku juga mau punya onnie! Oppa sudah tua, pacar saja tidak punya. Payah!” aku tau dia sengaja memancingku, tapi aku sama sekali tidak tertarik makan pancingannya, jangan panggil aku Jung Soo kalau aku tidak kenal Park Min Rin

“Belum ada yeoja yang masuk kriteriaku” aku menjawab singkat berharap dia berhenti bertanya yang tidak-tidak lagi

Memang harus seperti apa?”

“Sepertimu”

“MWO?!”

“Kaget? Makanya jangan banyak tanya, oppa bisa mengurus masalah oppa sendiri. Urus saja namjamu itu” kulangkahkan kakiku menjauh darinya, dalam benakku hanya ada cara bagaimana aku harus melupakan yeoja itu

*0*

Setelah berkutat sekian lama akhirnya kuputuskan untuk menyuruh Min Rin memperkenalkan namja itu padaku agar aku bisa memastikan dia pantas menjaga malaikatku atau tidak . setelah itu aku akan pergi jauh darinya, aku tau aku akan amat sangat tersiksa karena ini tapi ini satu-satunya cara agar aku bisa melupakannya, selanjutnya aku hanya akan mencari yeoja yang akan kunikahi, kuharap aku akan sanggup mencintai yeoja lain selain Min Rin-ku….

~ Min Rin P.O.V ~

Akhir-akhir ini Jung Soo oppa aneh sekali, dia sudah bukan oppa yang dulu lagi. Aku tidak pernah mengerti kenapa dia selalu bersikap dingin padaku, seingatku dia berubah sejak aku memberitaunya bahwa aku sudah berpacaran. Tapi apa mungkin gara-gara itu semua dia berubah? Rasanya tidak mungkin, untuk apa Jung Soo oppa marah hanya karena aku sudah punya pacar? Lagipula dia selalu bahagia disaat bahagia, dia orang yang paling mengerti aku selain Sungmin tentunya.

Sudah 1 bulan ini Jung Soo oppa tidak terlalu memberi perhatiannya padaku seperti sebelumnya, dia lebih banyak keluar entah kemana, dia juga tidak pernah tanya apa-apa lagi. Aku kehilangan sosok seorang oppa yang telah membesarkanku sejak kecil, dia sudah berubah sekarang, bukan lagi Park Jung Soo yang kukenal.

Dia cuek sekali, dia tidak pernah peduli lagi apa yang kulakukan. Untung saja ada Sungmin yang walaupun belum bisa menggantikan peran Jung Soo oppa tapi setidaknya dialah yang menghiburku dan aku mendapat perhatian yang tidak lagi kudapat dari Jung Soo oppa padanya.

Tanpa kusadari aku sudah sangat dekat dengan Sungmin, namja yang selalu ada disampingku kapanpun kubutuhkan. Aku banyak curhat padanya tentang perubahan Jung Soo oppa, kurasa dia hanya ingin memihak padaku tapi perkataannya seperti menjelekkan Jung Soo oppa. Dari masukan yang selama ini dia berikan padaku kebanyakan menyuruhku menjauhi Jung Soo oppa, aku tidak tau kenapa dia sensitif sekali kalau aku curhat tentang Jung Soo oppa, dia selalu memojokkan Jung Soo oppa seakan-akan Jung Soo oppa 100% salah.

Aku tidak terlalu mengambil pusing masalah ini, mungkin dia hanya tidak senang aku yang pacarnya terlalu dekat dengan oppaku, aku selalu memaklumi hal ini. Sampai siang itu aku baru mengerti…………..

^^

Hari ini aku tidak kuliah, Sungmin juga sedang sibuk. Jadi aku putuskan hari ini untuk bersih-bersih rumah saja, sepertinya sudah lama sekali aku tidak mengurus rumah lagi. Pertama yang kumulai dari kamarku, tidak terlalu lama untuk mengatasi kamar petak itu. Selanjutnya ruangan lain seperti dapur, teras dan kawan-kawannya.

Semua sudut rumah sudah bersih kecuali satu ruangan, kamar Jung Soo oppa. Aku ragu apa harus membersihkan ruang yang 90% isinya berwarna putih itu, setelah bergulat dengan hatiku cukup lama kuputuskan untuk membereskan kamar itu juga. Memang sudah seharusnya kau membereskan kamar oppa kan?

Tidak terlalu kotor, walaupun ruangan berbentuk bujur sangkar itu identik dengan putih tapi tampak jelas kalau kamar oppa masih bersih. Hanya menyapu, ngepel dan membereskan file kerjanya yang berserakan dimeja kerjanya.

Kubereskan semua kertas yang sepertinya sangat penting itu kedalam laci meja kerjanya yang berwarna putih susu itu. Ketika kubuka isinya banyak foto, kuraih foto itu dengan semangat sepertinya itu foto masa kecil kami. Dan benar itu foto aku, oppa, seorang ajuma dan seorang ajussi yang sedang duduk disebuah teras rumah yang agak luas. Fotonya masih putih hitam, foto yang lama, meski aku tidak tau itu ajuma dan ajussi itu siapa tapi aku yakin itu pasti orang yang melahirkan aku dan Jung Soo oppa.

Dengan cepat aku mengganti foto itu dengan foto lainnya, terlalu menyakitkan untuk dikenang. Selanjutnya foto aku dan oppa di panti asuhan, disana aku sudah agak besar dengan menggandeng tangan Jung Soo oppa.

Kebanyakan tumpukan foto itu adalah foto masa kecil kami, sampai foto itu terganti menjadi fotoku dan oppa yang sudah dewasa. Aku tertawa pelan melihat foto itu, lucu.

Aku meletakkan kembali tumpukan foto itu ketempatnya semula, dan apa itu?

Kuraih sebuah note putih, ah diary! Diary Jung Soo oppa? Apa mungkin seorang namja menulis diary? Buka tidak buka, aku bingung sekali apa yang harus kulakukan dengan diary putih rapi itu, aku penasaran sekali apa isinya tapi itu privasi oppa kan?

Dengan keyakinan bahwa aku orang yang paling dekat dengannya akhirnya kuputuskan untuk membaca diary itu.

Aku mulai membuka lembaran pertamanya……

~ Sung Min P.O.V ~

Sudah 1 bulan, hah?

Aku sudah bersenang-senang selama satu bulan, meskipun aku agak kecewa dia tidak sama seperti yeoja lainnya. Dia tidak pernah sekalipun memberi lampu hijau kalau aku boleh menjamahnya lebih jauh, dia sangat tertutup.

Cih, pacaran seperti apa itu? Hanya untuk mengantarnya pulang balik kuliah, aku lebih mirip sopir pribadinya selama satu bulan ini. Dan bisakah dia berhenti membicarakan si brengsek Jung Soo OPPA-nya itu?!

Apa dia pikir aku dewa sampai bisa tau kenapa OPPA-nya itu berubah? Aku bersumpah akan membuatnya membenci Jung Soo, bukan kah bagus kalau sampai aku bisa menyakiti Jung Soo 2x lipat? Menyakitinya secara langsung dan tidak langsung.

Aku sudah menimbang semuanya secara matang-matang, dan ini rencana terbaik yang pernah ada. Jung Soo hanya tinggal tunggu saja aku, kau akan menyesal telah melakukan hal itu padaku.

~ Author P.O.V ~

Jung Soo menunggu dengan cemas, kakinya tidak berhenti mengitari ruang tamu berhias bulu-bulu putih itu dengan mimik cemas. Dia sedang menunggu seseorang yang mungkin akan mengubah hidupnya untuk selama-lamanya.

“Semuanya akan baik-baik saja, hanya memastikan dan semuanya selesai” Jung Soo bergumam sendiri untuk menghibur dirinya dari kesedihannya yang amat mendalam, tidak bisa disangkal lagi bahwa dirinya harus hidup jauh dari Min Rin setelah ini

“Aku tidak apa-apa, tidak masalah sakit ini masih bersamaku atau tidak yang penting aku tidak melihatnya dan aku akan melupakannya” masih bergumam lirih, Jung Soo menggenggam tangannya erat

Namja bertubuh tegap itu memegang dadanya “Masih perih? Kenapa bisa hal sekonyol ini terjadi?! Bahkan aku akan lebih memilih dikuliti daripada merasakan hal ini” namja itu tersenyum pelan, seluruh rencana sudah terancang sempurna diotaknya, hanya menunggu hari ini selesai dan semuanya juga akan selesai

Sebuah bunyi bel membuyarkan lamunannya, tangannya seketika bergetar hebat, ketakutan itu terlalu berlebihan pikirnya. Dengan kekuatan yang tersisa dibukanya pintu itu dengan lemas, dipasangnya seulas senyum tulus yang dipaksakan dan ini semua dilakukannya hanya untuk seorang gadis yang menunggunya diluar sana.

“Oppa aku menepati janjiku! Aku sudah membawa namaj itu kehadapanmu” gadis yang ditunggu-tunggunya tersenyum lebar tanpa tau sedikitpun kesedihannya amat sangat

“Ne, annyeong” Jung Soo menatap namja didepannya seksama, wajahnya tidak asing lagi dimata Jung Soo

“Annyeong” namja manis yang digandeng Min Rin menyunggingkan senyum kepada Jung Soo, senyum mengejek

“Masuklah” Jung Soo mempersilahkan namja itu masuk, ada keanehan yang dirasakannya. Memang tidak ada yang aneh dari pacar adiknya itu hanya saja wajah itu mengingatkannya pada sesuatu yang ia sendiri tidak mampu mengingatnya

“Min Rin yha masuklah kekamarmu, ada hal yang akan oppa bicarakan dengan namjachinggumu” tanpa menunggu lama Jung Soo sudah memulai semuanya, lebih cepat akan lebih baik pikirnya

“Owh, serahasia itukah? Ara, jangan lama-lama!” Min Rin melepas tangannya dari gandengan namja berambut hitam itu dan berlari kelantai atas tempat dimana kamarnya berada

“Duduklah, ada hal penting yang ingin kusampaikan padamu” setelah Min Rin menghilang dari pandangan Jung Soo langsung to the point

“Kau lupa denganku Park Jung Soo yha” namja itu kembali menyunggingkan senyum mengejek yang pernah ditunjukkannya belasan tahun yang lalu

“Ne? apa ada yang kulupakan? Kalau ada maafkan aku, ada hal yang jauh lebih penting” Jung Soo tidak terlalu menganggap omongan Sungmin penting

“Kau bahkan berubah ratusan kali lebih sombong! Kau tidak pernah berubah! Itulah yang kubenci darimu, Park Jung Soo-sshi” namja itu menatap Jung Soo serius, tatapan mata itu kembali mengingatkan Jung Soo akan seseorang yang telah dilupakannya

Nugu? Sepertinya kau sudah mengenalku dengan baik, pertama aku ingin tau namamu. Sangat tidak adil kalau kau bahkan mengetahui segalanya dariku sedangkan namamu saja aku tidak tau” Jung Soo tidak lagi tersenyum pada namja itu, namja itu bukan orang yang bisa diajak kompromi secara baik-baik

“Mungkin kau masih ingat kata ini ‘Kau siapa? Hebat? Apamu yang hebat? Bajumu saja pink! Dasar banci!! Kalau mau melawanku kau harus berkaca dulu!’ itu kata-kata siapa? Kata itulah yang membuatku membencimu hyung” selesai namja itu bicara, wajah Jung soo seketika berubah

“KAU?!!! Aku bahkan masih ingat baju pink yang kau gunakan namun sayangnya kau lupa namamu, bajumu itu bahkan lebih berharga dari nama busukmu itu” Jung Soo menatap namja itu tajam

“Aku akan membuatmu mengingatku selama-lamanya, aku akan menjadi orang yang akan selalu kau sebut namanya, PARK SUNGMIN” lelaki bernama Sungmin itu menaikkan alisnya tinggi

“Oh benar, Sungmin. Orang yang bahkan aku tidak sudi punya appa yang sama, aku lebih baik kehilangan appa daripada harus melihat wajahmu satu detik lebih lama” Jung Soo menaikkan bibirnya

“Kau lihat betapa sombongnya dirimu, sayangnya itu tidak cukup. Aku butuh satu hal lagi, PENDERITAAN-mu” Sungmin mengangkat wajahnya tinggi

“Rupanya penderitaanku selama belasan tahun itu tidak cukup?! Kau mau apa lagi? Hartaku? Ambillah yang kau mau, itu tidak lagi penting untukku bahkan aku rela melepas ayahku hanya untuk orang sampah sepertimu” emosi Jung Soo perlahan-lahan mulai tersulut

“Aku bahkan sudah ratusan kali lebih kaya darimu, aku hanya ingin mengambil satu darimu. Adikmu yang cantik, Park Min Rin.” Sungmin terkekeh puas melihat wajah ucatJung Soo

“Kau BRENGSEK BAJINGAN! KEPARAT! Berhenti mengejar Min Rin dan pergi, aku akan melupakan semua yang telah terjadi asal kau pergi dari sini SEKARANG!” Jung Soo menahan tinjunya agar tidak melayang ke wajah mulus Sungmin

“Hahaha… apa kau pikir aku orang bodoh yang bisa kau gertak? Melupakan semuanya? Yha aku mau kau MENGINGATNYA DENGAN BAIK! SELAMA-LAMANYA!” Sungmin tertawa puas

“KELUAR DARI SINI!” Jung Soo menarik kerah baju Sungmin dan menyeretnya menjauh

“Lepas! Kau tidak bisa mengusirku begitu saja! Aku bahakan butuh belasan tahun untuk mencapai ini semua, ini tidak akan berakhir secepat ini hyung” Sungmin menepis tangan Jung Soo dan kembali lagi ketempat duduk awalnya

“Hyung?! Harus kukatakan berapa kali kalau aku tidak punya adik selain Min Rin! Berhenti sekarang juga atau aku akan memanggil Min Rin! Kau tidak akan pernah bisa menyentuh Min Rin lagi” Jung Soo menghampiri Sungmin dan menariknya keluar lagi

“KUBILANG LEPAS!!!” Sungmin menghentak tangan Jung Soo dan menatap Jung Soo tajam “Kau pikir aku tidak tau?! Aku tau semuanya! Adik bodohmu itu juga sudah tau! Dialah yang menceritakan semuanya padaku! Kau MENCINTAINYA! Kau TERGILA-GILA padanya! Kau BODOH! Berhenti seolah-olah kau berhak! Kau terlalu naif!” Sungmin berteriak seakan-akan ini rumahnya

“A… Tidak mungkin! Ti…dak mungkin Min Rin tau…kan?” Jung Soo seketika lemas, tubuhnya roboh begitu saja, ketakutannya selama ini akhirnya terjadi juga

~ Flash Back ~

Min Rin menatap diary putih itu dengan air mata yang siap tumpah, tangannya bergetar hebat. Apa yang dia baca bagai petir yang menyambar tubuhnya, kaget, shock, bersalah, semuanya bercampur aduk menjadi satu. Perasaannya kini tidak berarah, gadis itu terus-menerus mengutuk dirinya sendiri yang bahkan tidak bisa mengartikan perhatian Jung Soo yang jelas-jelas berlebihan.

Gadis yang terduduk lemas itu hanya bisa menatap diary itu tidak percaya, semua rahasia Jung Soo telah terkuak. Semua telah dibaca Min Rin, tidak ada lagi salah paham diantara mereka. Permainan yang selama ini dikiranya hanya main-main ternyata diartikan lain oleh Jung Soo, bahkan tanpa sadar Min Rin telah memberi kebahagiaan palsu untuk Jung Soo.

Min Rin masih tidak mempercayai semua tulisan yang tertera rapi dalam note itu, kalimat yang singkat namun jelas sekali apa yang dituliskan disana. Kata-kata yang bahkan Min Rin tidak pernah terfikirkan akan ditujukan Jung Soo untuk dirinya. Bulu roma gadis itu berdiri, ketakutan melanda dirinya, imannya mulai goyah sekarang.

Min Rin tidak bisa menyalahkan oppanya itu, cinta itu tumbuh sendirinya seiring berjalannya waktu, Min Rin memang membutuhkan Jung Soo tapi ia hanya membutuhkan Jung Soo hanya sekedar butuh seorang oppa saja. Sayang Min Rin juga hanya sekedar sayang antar saudara saja, apakah salah jika Min Rin tidak bisa membalas perasaan Jung Soo?

“Oppa miane……” hanya kata itu yang terlontar dari bibir merahnya itu, perasaan bersalah mulai menggerogoti dirinya, air mata gadis itu tidak berhenti jatuh.

Hatinya sudah berlabuh pada Sungmin, namja yang dicintainya bukan Jung Soo…..

#.#

“Adikmu dan kau sama bodohnya! Dia menceritakan semuanya padaku, SEMUA!” Sungmin menatap Jung Soo kasihan “Silahkan saja kau racuni otak adikmu itu agar menjauhiku, katakana padanya kalau aku itu Park Sungmin, orang yang tidak jauh berbeda denganmu, aku oppanya juga bukan? Hanya saja dia lebih memilihku dari pada kau Jung Soo!”

“Hya! Jaga omonganmu! Aku bersumpah tidak akan membiarkan Min Rin meemuimu lagi! Apapun akan kulakukan, walau nyawa taruhannya aku tetap tidak akan membiarkan kalian melakukan hal ini!” Jung Soo menahan suaranya agar tidak terdengar oleh Min Rin

“Wae? Oh aku mengerti, kau sendiri bukan yang ingin memacari Min Rin? Kau sa…” sebuah tinju mendarat tepat di tulang pipi kiri Sungmin

“Berhenti mengatakan hal omong kosong!” Jung Soo menahan tangannya agar tidak melukai Sungmin lagi

“Kau! Kau berani memukulku HAH?! Bahkan orang tuaku saja tidak pernah menyakiti aku barang sehelai rambut pun! Kau akan menyesal! Kau tau apa yang akan kukatakan apa adikmu itu? ‘oppamu itu ingin memisahkan kita chagiya… kau tau kan kalau dia mencintaimu? Dia tidak suka kalau kita berpacaran, dia ingin mendapatkanmu’ kita lihat saja apa yang akan dilakukannya nanti” Sungmin memegang pipi kirinya yang lebam berkat Jung Soo

“Itu tidak masuk akal! Dia tidak akan mendengar ucapanmu, aku kenal betul siapa adikku” suara Jung Soo mulai bergetar, ada keraguan disana

“Baiklah, berpegang saja pada pendirianmu, tinggal kita lihat nanti” Sungmin melangkahkan kakinya menjauhi Jung Soo

“Jangan… jangan sakiti dia, lakukan saja apapun yang kau suka padaku, kumohon… jangan Min Rin” Jung Soo menahan Sungmin dan melemahkan suaranya

“Kau takut? Aigoo kau kasihan sekali yha Park Jung Soo… sayangnya aku lebih suka melihatmu tersiksa seperti ini, ini berkali-kali lipat lebih menyenangkan daripada aku langsung menyakitimu, ini jauh lebih sakit bukan?” Sungmin tertawa puas melihat wajah pucat Jung Soo “Ini belum apa-apa, lihat saja permainanku nanti” baru Sungmin akan melangkahkan kakinya lagi, kembali Jung Soo menahannya

“Lakukan apapun yang kau suka padaku” Jung Soo menekukkan kakinya dihadapan Sungmin, ia menundukkan kepalanya hingga kelantai. Jung Soo membuang segala keegoisannya, ia berlutut memohon-mohon bagai orang yang tidak lagi mempunyai harga diri

“Jilat kakiku” Sungmin mendekatkan kakinya pada Jung Soo

“Jilat dan aku akan melupakan semuanya”~~

TBC