0

THE KINGDOM chapter 12

Judul                : The Kingdom

Penulis             : Honey Park.

Karakter           : OC, TVXQ ft. Super Junior, Rain, MBLAQ, SNSD, SHiNee, dll.

Pairings            : YunJae, KangTeuk, EunHae, HeeWon, YooSu, dll.

Genre               : Romantic/drama, komedi, gender switch.

Chapter            : Chapter 12: Labor and…War?!

Ringkasan        : Tak seorangpun tahu bagaimana wajah Putri Jaejoong. Bahkan orang tuanya pun belum pernah melihat wajahnya sejak ia tumbuh. Wajah Putri Jaejoong selalu ditutupi, sehingga tak ada seorangpun yang tahu. Dan suatu hari kerajaan tetangga menginginkan pangeran mereka menikah dengan Putri Jaejoong. Bagaimana tanggapang sang pangeran dan Putri Jaejoong atas keputusan orang tua mereka?

Disclaimer       : the story, plot, and OC BELONG to ROYAL COMPANY, that’s mean MY COMPANY!

Anyeong…..

Saya muncul membawa ff yang udah bulukan ini kembali kepermukaan…*halah*

Semoga readers masih inget sama ff ini juga authornya…

karena authornya udah lama ngilang -______-

bagi yg nyari chapter2 awal langsung kesini ne honeystoryland,, author males repost karena ternyata di arsip ga ada -__________- disitu ada semua…

Hehe…

Royal Company presented …

Royal Entertainment production …

Continue reading

15

Away #2

Away #2

Rumah sedang kosong. Tidak kutemukan satu orang pun di dalamnya. Setelah meletakkan komik di meja Mir, segera aku terbang menuju studio tempat MBLAQ biasa berlatih. Seungho pasti ada di sana bersama Cheondung dan Byunghee.

Kuintip ruang latihan MBLAQ, memastikan apakah aman masuk ke dalam sana. Masih ingat ‘tragedi kamar Seungho’ bukan? Aku tidak mau hal itu terjadi lagi. Sebenarnya saat itu aku tidak melihat ‘itu’. Aku berani bersumpah. Yang kulihat saat itu hanya…

Ah! Lupakan saja!

Di sana, duduk di kursi sebuah piano. Sendirian, sambil sesekali melihat kertas di depannya. Sebuah nada sederhana mengalun merdu memenuhi ruangan yang kosong tanpa seorang pun kecuali dia. Melodi yang sangat indah.

Dia, Yang Seungho. Seseorang yang duduk di kursi sebuah piano tersebut.

Baru kali ini aku melihatnya bermain piano. Benar-benar seperti seorang pemain yang andal. Jari-jarinya menari di atas tuts berwarna hitam putih tersebut dengan lincah. Aura bintangnya terpancar. Seolah-olah dia ingin mengatakan bahwa dialah Leader MBLAQ, Yang Seungho.

Dan, dia sangat tampan dan keren.

Tanpa kusadari aku sudah berada di depannya. “Mosshita…” gumamku.

Seungho berhenti memainkan pianonya. “Saki? Bukankah kau sedang bersama Cheolyong?”

Aku tersadar. Segera aku duduk di sebelahnya, kemudian mengambil kertas partitur di depannya. “Dia sedang piket.” Kubaca sekilas kertas partitur tersebut. Sad Memories… Bukankah ini lagu yang dibuatnya beberapa hari yang lalu?

“Tidak membantunya?”

Aku menggeleng. “Ya! Seungho-ssi!” Aku mengembalikan kertas partitur tersebut. “Mengapa kau tidak mengatakan kau bisa bermain piano?”

Seungho tersenyum, kemudian mulai memainkan piano dari awal lagu. “Apakah itu penting?”

Aku menatapnya tajam. Selalu saja begitu. Beberapa bulan sudah aku menjadi dewa pelindungnya. Tetapi dia tetap seperti itu, tidak berubah sama sekali. Tidak pernah sepaham denganku, sedikit pun!

“Saki… Apakah kau dulu seorang manusia juga?”

“Tentu!”

“Lalu bagaimana bisa menjadi dewa pelindung?”

Continue reading

13

Away #1

selamat puasa~~~ selamat puasa~~~

mohon maaf jika L~ banyak salah~~~

happy reading, special for A+, love ya all ^^

Away #1

 

“Fujioka Saki. Sudah saatnya kau turun ke bumi untuk menjadi dewa pelindung…”

***

Bug.

Tubuhku terjatuh dekat pintu sebuah apartemen. Benar-benar pendaratan yang buruk. “Eh? Dimana ini?” Aku melihat sekelilingku. Di dekat pintu tersebut terdapat beberapa tulisan huruf berbentuk sedikit aneh. Aku mendekatinya untuk memastikan. “Hangul?”

“Ne, hyung…” kata seseorang di dalam sana. Tiba-tiba pintu dibuka. “Omo! Nuguseyo? Mengapa ada di depan dorm kami?”

Aku mematung. Terkejut karena orang tersebut bisa melihatku. “Kau bisa melihatku?”

Orang di depanku sedikit bingung. “Jogi… Aku tidak berbicara bahasa Jepang…”

Ternyata benar, aku memang berada di Korea. “Ah, maaf. Apakah kau bisa melihatku?” tanyaku. Kali ini aku berbicara dengan menggunakan bahasa Korea.

“Tentu saja!”

“Andwae…” lagi-lagi aku terkejut. Mengapa aku dikirim ke Korea? Bukankah sensei sudah berjanji untuk mengirimku kembali ke Osaka?

“Eh? Aneh sekali yoja ini… Sudahlah aku sudah terlambat ke sekolah.” Katanya, kemudian pergi meninggalkanku yang masih mematung.

“Nuguseyo?”

Aku menoleh. Kali ini seorang namja sedikit chubby sedang menatapku tajam. “Eh? Kau juga bisa melihatku?”

  Continue reading

Gallery
19

Love from Heaven

Author : Hyuniminnie a.k.a Lee Hyunjin

Title : Love from Heaven

****

Aku berdiri di depan danau ini, danau favorit kami. Baru beberapa menit yang lalu dia pergi dari sini. Tapi, dadaku rasanya sesak. Kenapa kau melakukan itu? Ini terlalu menyakitkan. Tak kuasa rasanya aku menahan air mata ini, dan saat ini juga aku menjadi laki-laki terlemah sedunia.

”HWAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriakanku masih belum cukup untuk mengobati rasa sakit yang kau tanam didiriku. Aku terlalu mencintaimu, sampai-sampai aku tak bisa membiarkan kau memilih bersamanya. Bersama laki-laki yang kau anggap paling mencintaimu itu. Kau tidak tau kalau aku disini sangat, sangat, sangat mencintaimu.

Aku tidak peduli jika semua orang memandangiku sekarang, memandangiku yang sedang menangis, menangisimu.

***

”Joon-ah, kenapa kau hujan-hujanan seperti ini?” tanya Eomma saat aku menginjakkan kakiku dirumah.

”Anio” jawabku lemah, dan melanjutkan melangkahkan kakiku kekamarku.

”Cepat mandi, keringkan tubuhmu. Nanti kau sakit” pesan Seungho hyung.

”Aku sudah terlanjut sakit hyung” jawabku, senyum menyakitkan terukir dibibirku.

”Apa maksudmu?” tanyanya lagi. Aku hanya menggelengkan kepalaku, dan masuk kekamarku.

Dikamar ini, dipenuhi dengan fotonya bersamaku. Foto disaat kami masih bersama. Baru satu jam yang lalu dia memutuskanku, rasanya masih sangat terasa.

”Jagiya, kau mau menikah denganku?” tanyaku padanya. Dia menganggukkan kepalanya dengan sedikit malu-malu. Mendengar jawabannya, aku langsung memeluknya dan mengecup puncak kepalanya.

Itu adalah kejadian waktu aku melamarnya, seminggu yang lalu. Setelah itu kami segera menyiapkan pernikahan. Ya, kami sudah memesan gedung,  sudah memilih gaun pengantin, bahkan aku sudah memilih cincin yang sebenarnya akan kuberikan padanya tadi…tapi~

”Joon-ah, sepertinya aku tidak bisa melanjutkan pernikahan kita. Aku lebih nyaman berada bersamanya” katanya sambil merangkul namja yang ada disampingnya itu. Sama sekali tidak ada rasa bersalah diwajahnya. Aku hanya bisa menatap nanar kepergiannya. Sungguh sangat sakit.

”Joon-ah” terdengar panggilan Seungho hyung dari luar. Sekarang aku sedang dikamar mandi. Aku tidak tau apa yang aku lakukan sekarang, pikiranku hanya tertuju padanya. Setelah beberapa saat aku sudah tak melihat apapun, semuanya gelap.

***

Author POV

Seungho sedikit kaget melihat kamar Joon yang kosong. ”Apa mungkin dia dikamar mandi??” tanyanya. Seungho menempelkan telinganya di pintu kamar mandi, tapi tak ada suara apapun. ”ANDWAE!” Seungho langsung mendobrak pintu dengan keras.

”Joon-ah!” teriaknya panik saat melihat Joon yang tergeletak lemah dilantai kamar mandi. Dengan segera Seungho mengangkat Joon ke tempat tidur. Mengeringkan badan Joon dengan handuk.

”Astaga! Badannya panas sekali!” Seungho mulai panik, karena wajah Joon yang sangat pucat. ”EOMMA!!” teriaknya memanggil Eommanya.

”Wae?” tanya Eommanya saat sampai didepan kamar Joon.

”Sepertinya dia demam” jawab Seungho. Dengan cepat Eomma langsung memeriksa keadaan anak keduanya itu.

***

Pagi sudah tiba, tapi Joon masih belum sadar dari pingsannya. Seungho dengan setia merawatnya. ”Dongsaeng-ah, waeguraeyo?? Kenapa kau bisa seperti ini?” pertanyaan itu selalu terngiang dikepala Seungho. Dia tidak pernah melihat Joon selemah ini.

”Sebaiknya aku menghubungi calonnya itu” Seungho merogoh koceknya, tapi saat akan menekan tombol hijau di keypadnya sebuah tangan yang hangat menahannya.

”Andwae hyung” tahan Joon lemah. ”Aku tidak boleh mengganggu kebahagiaannya” lanjutnya lagi.

”Wae? Ada apa sebenarnya denganmu?” ceritakan padaku.

”Dia membatalkan pernikahan kami. Jadi aku tidak akan mengganggunya mulai sekarang” Joon kembali menitikkan air matanya.

”Mwo? Hah, bangkitlah kembali. Cepat sembuh, aku akan mengambil sarapanmu dulu” Seungho langsung mengusap rambut dongsaengnya itu, kemudian keluar kamar menuju dapur, dimana Eommanya sedang menyiapkan sarapan.

Joon mengalihkan pandangannya ke meja yang ada disamping tempat tidurnya. Fotonya bersama mantannya itu. Dengan lemah Joon menjatuhkan foto itu. ”Aku harap bisa melupakanmu” senyum lemah terukir dibibirnya. Dan dia membenamkan kepalanya dibantal, menangis kembali.

***

Seungho sedikit kaget saat melihat seseorang yang asing sedang membantu Eommanya memasak. Seorang yeoja cantik yang sedang memasak dengan senyum yang selalu merekah dibibirnya.

”Eomma! Joon sudah sadar” lapor Seungho pada Eommanya.
”Baguslah, sekarang cepat kau sarapan. Semalaman kau tidak tidurkan?” Eomma memberikan semangkuk sup pada Seungho.

”Bagaimana dengan Joon?” tanya Seungho lagi.

”Ah, biar Hyunjin yang mengantarkan sarapannya” jawab Eommanya sambil mendelik ke yeoja itu.

”Nuguya?” tanya Seungho.

”Dia datang dari Daegu, ingin menginap disini beberapa hari sambil menunggu apartemennya yang baru untuk diperbaiki. Jadi dia akan tinggal disini bersama kita beberapa hari” Seungho menganggukkan kepalanya. ”Hyunjin-ah, kau bawakan sarapannya ini untuk Joon ya. Dia ada dikamarnya, sedang sakit” perintah Eomma. Hyunjin segera menganggukkan kepalanya dan membawa sarapan itu untuk Joon.

”Oh iya, keadaannya sangat parah. Tolong bantu dia ya” pesan Seungho.

”Memangnya dia kenapa?” tanya Hyunjin.

”Calon istrinya meninggalkannya” jawaban Seunghomembuat Eomma terbelalak.

”Mwo? Bagaimana bisa. Dasar yeoja tak berperasaan!!” Eomma langsung tak terkendali emosinya.

”Ahjumma tenanglah” Hyunjin menenangkan Eomma. ”Aku mengantarkan sarapan ini dulu” Hyunjin segera berjalan menuju kamar Joon.

***

”Pemisi, aku membawa sarapan untukmu” Hyunjin meletakkan sarapan Joon di meja kecil yang ada disamping tempat tidur. ”Hmm, apa ini?” Hyunjin mengambil bingkai foto yang sudah pecah dilantai. Dan saat melihat apa foto itu Hyunjin langsung tersenyum kemudian membuang ketempat sampah bingkai foto itu. Kemudian berjalan mengelilingi kamar Joon.

Joon memperhatikan gerak gerik yeoja yang tak dikenalnya itu dengan sedikit bingung. Tapi setelah mengetahui apa maksud dari Hyunjin, amarahnya memuncak. ”Yak! Neo micheo!!” marahnya langsung turun dari tempat tidur dan menghampiri Hyunjin yang sedang melepaskan tempelan beberapa foto yang tertempel didinding itu. ”YAK!!” Joon semakin marah karena Hyunjin tidak mendengarkannya. ”Hentikan!” dalam sekali sentakan Hyunjin menghentikan tingkahnya.

”Wae??” tanya Hyunjin tanpa dosa. Membuat Joon memiringkan wajahnya, bingung.

”Nugu?” tanya Joon, ”siapa kau, micheo yeoja?!” tambahnya lagi.

”Mwo? Micheo yeoja?? Gurae, naega Hyunjininyeyo. Neo Joon?” Hyunjin malah menundukkan kepalanya formal.

”Ne, kenapa kau bisa ada disini, dikamarku?” Joon masih kesal.

”Ah ye, tadi Ahjumma menyuruhku untuk mengantarkan sarapan untukmu. Karena Seungho oppa harus istirahat setelah menjagamu semalaman tanpa tidur sedikit pun. Karena pekerjaanku sudah selesai jadi aku yang mengantarkan sarapanmu. Seungho oppa juga bilang kalau sakitmu sangat parah, jadi aku membawakan obat untukmu…”

”Stop!!” teriak Joon pada Hyunjin. ”Apa kau tidak kehabisan nafas berbicara sepanjang itu?? Kau bisa membuat kupingku pecah! OMO, kepalaku pusing lagi” Joon memegang kepalanya dan sedikit meringis.

Hyunjin langsung memapah Joon untuk rebahan di tempat tidurnya. ”Tuh kan, harusnya kau tidak marah-marah. Itu akan membuat sakitmu tambah parah..” Hyunjin kembali berbicara panjang lebar membuat Joon sedikit bising.

”Berhentilah mengoceh micheo!” Hyunjin kaget dan dia hanya bisa nyengir lebar. ”Aishh, dasar!” Joon memejamkan matanya.

”Hehe..mianhae. Sebaiknya kau makan dulu sarapanmu. Setelah itu minum obatmu..hmm” Hyunjin menyodorkan mangkuk yang berisi bubur kepada Joon sambil tersenyum riang. Sambil menghela nafas Joon mengambil mangkuk itu dan memakan bubur yang ada didalamnya.

Acara sarapannya sedikit terganggu karena Hyunjin yang menatapnya dari tadi. ”Kenapa kau masih disini?” tanya Joon akhirnya.

”Ne? Ahh..aku harus memastikan kau meminum obatmu. Sebagai calon perawat aku harus merawat pasienku dengan sungguh-sungguh. Kau pasien pertamaku loh” Hyunjin tersenyum bangga.

”Yak! Aku bukan anak kecil. Dasar kau ini! Dengan ocehanmu itu, kau bukan membuatku sembuh, tapi malah membuatku MATI” Joon menekankan kata ’mati’ pada perkataannya, dan itu berhasil membuat Hyunjin berhenti tersenyum.

”mati??” katanya pelan raut wajahnya berubah. ”Kau boleh mengatakan apapun, tapi…” Hyunjin terlihat seperti orang lain, ”tapi, tolong jangan mengatakan kata ’itu’ padaku” permintaan itu membuat Joon sedikit bingung. ’Ada apa dengan yeoja ini?’ batin Joon.

”Yak! Kenapa melamun! Habiskan sarapanmu, setelah itu kau minum obatnya. Aku akan tetap disini memastikan kau menghabiskan dan meminum obatmu” senyum kembali hadir dibibir yeoja cantik itu.

”Hah, iya, iya..daripada kau mengoceh terus” Joon menyerah.

***

Keesokan harinya, Joon sudah sembuh dari demamnya karena ’perawatan’ yang diberikan oleh Hyunjin. Dia bertekad untuk cepat sembuh daripada harus mendengar ocehan dari Hyunjin.

”Seungho oppa! Antarkan aku ke toko buku yuk!” ajak Hyunjin pada Seungho yang sedang main PS.

”Shireo~, ajak saja Mir” Seungho malah menunjuk Mir yang sedang menghapalkan rumus-rumus yang ada dibukunya. Maklum, mahasiswa jurusan teknik memang haru menghapalkan beberapa rumus untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pengerjaan tugasnya.

Hyunjin menghampiri Mir dan bertopang dagu dihadapan Mir. ”Noona, apa yang kau lakukan?” tanya Mir merasa terganggu. Kemudian Hyunjin memaerkan giginya yang putih.

”Temenin ke toko buku yuk!” ajaknya. Mir kelihatan sedikit berpikir.

”Toko buku? YUK! Kebetulan aku ada yang ingin dibeli juga” Mir berdiri dari duduknya dan menarik tangan Hyunjin.

Mereka pergi ke toko buku dengan berjalan kaki, menurut Hyunjin berjalan adalah cara olahraga yang paling ringan. ”Hey, kenapa sifat kalian bertiga berbeda satu sama lain, padahal kalian saudara?” tanya Hyunjin pada Mir.

”Molla, Seungho hyung lebih asik dibandingkan Joon hyung. Tapi mereka berdua sangat baik padaku” jawab Mir. Hyunjin menganggukkan kepalanya.

”Enak sekali jika mempunyai saudara. Jika kau sakit, maka pasti ada yang menjagamu jika orang tuamu tidak ada” Hyunjin tersenyum simpul.

”Memangnya noona tidak mempunyai saudara?” tanya Mir, Hyunjin menggelengkan kepalanya.

”Aku tidak mempunyai saudara. Dan orang tuaku juga sudah tidak ada” jawab Hyunjin riang. Membuat Mir menatapnya bingung, dan kemudian tersenyum.

”Noona, kau orang yang asik. Dan juga sedikit aneh” perkataan Mir hanya membuat Hyunjin tersenyum.

”Jeongmalyo? Kalau begitu kau juga aneh” balas Hyunjin.

”Mwo? Kenapa bisa seperti itu?” Mir tidak terima.

”Karena kau bilang aku aneh”

”Alasan seperti apa itu?”

”Molla~~” Hyunjin menutup kedua telinganya takut dimarahi oleh Mir.

”Noona” panggil Mir pelan. Membuat Hyunjin menurunkan tangannya. ”Apa Noona menyukai Joon hyung??” tanya Mir serius.

”Aniyo” jawab Hyunjin tenang.

”Jinja? Padahal aku berharap Noona bisa menjadi Noonaku sesungguhnya” Mir terlihat kecewa.

”Kenapa harus Joon?” tanya Hyunjin lagi.

”Apa maksud noona, noona menyukai Seungho hyung?” Mir kembali antusias.

”Tidak” Hyunjin menggelengkan kepalanya, membuay Mir kembali menundukkan kepalanya. ”Aku tidak menyukai siapapun” jawab Hyunjin lebih tegas.

”Apa Noona sudah mempunyai orang yang disukai?” tanya Mir lagi.

”Untuk sekarang aku lebih menyukai diriku sendiri, aku ingin tetap ada disini. Tidak ingin pergi” Hyunjin menjawab sambil melihat kelangit, dan menepuk dadanya sendiri sambil tersenyum. Mir yang melihat itu sama sekali tidak mengerti maksud tersirat dari Hyunjin.

”Aku hanya berharap noona menjadi noonaku seutuhnya” kemudian mereka masuk ke toko buku dan memilih beberapa buku yang ingin mereka beli.

***

”Joon-ah! Ayo kita kumpul. Sudah lama tidak berkumpul bersama” sahut seseorang diseberang telpon. Joon menatap wajahnya dicermin.

”Ya, sepertinya aku memang harus merefreshingkan pikiranku. Ketemu dimana?” tanya Joon.

”Hmm..bagaimana kalau di restoran milikku. Dara noona akan menyiapkan menu spesial hari ini” Joon menganggukkan kepalanya.

”Baiklah, kita bertemu disana” telpon terputus, Joon langsung mengambil jaketnya dan kunci motor.

”Apa tadi Cheondung yang menghubungimu?” tanya Eomma yang berdiri di depan pintu kamar Joon.

”Ne, dia mengajak untuk bertemu” jawab Joon.

”Apa kau ingin keluar? Malam ini?” tiba-tiba saja Hyunjin ikut-ikut bertanya.

”Aishh, micheo yeoja. Tolong jangan campuri urusanku. Aku sudah sembuh dan tidak perlu perawatanmu yang mengerikan itu” Joon sewot.

“Aku boleh ikut??” Tanya Hyunjin tanpa mengindahkan omelan Joon. ”Boleh ya, jebaa~~ll. Sudah lama aku tidak merasakan keluar malam” Hyunjin memohon.

”Shireo!” tolak Joon.

”Joon-ah, jebaa~~llllllll” Hyunjin menarik-narik baju Joon, memohon seperti anak kecil.

”Joon-ah, bawa saja” suruh Seungho.

”Tapi, hyung~~”

”Sudahlah hyung, kasihan noona sudah seperti anak kecil seperti itu” tambah Mir.

”Yak, kau anak kecil. Kenapa ikut-ikutan?” Joon menepak kepala Mir dengan buku milik Mir yang sedikit tebal.

”Hyung, kau membuatku pusing” Mir mengusap-usap kepalanya.

”Ini, pakailah. Sekarang kalian pergi saja. Kasihan Dara yang sudah masak enak untuk kalian” Eomma memberikan jaket kepada Hyunjin, yang secara tidak langsung menyuruh Joon untuk membawa Hyunjin juga.

”Eomma~~” Joon masih bersikeras. Tapi apa boleh buat, semua orang lebih mendukung Hyunjin. ”Baiklah, ayo!” Joon menarik tangan Hyunjin agar cepat masuk kedalam mobil.

***

Mereka sudah ada disebuah restoran. Hyunjin langsung menghampiri jendela yang langsung menghadap ke Sungai Han. ”Wah~~~” kagumnya.

”Noona, apa Cheondung sudah datang?” tanya Joon pada yeoja yang ada di pantry.

”Ah, Joon-ah. Belum, tunggu saja di balkon. Aku akan menyiapkan makanan untuk kalian. Apa kau membawa teman?” tanya Dara.

”Ne” jawab Joon, kemudian dia berjalan menghampiri Hyunjin yang masih terkagum dengan keindahan suasana malam kota Seoul.

”Apa yang kau lakukan?” tanya Joon membuat Hyunjin berhenti terkagum.

”Anio, aku hanya merindukan pemandangan ini. Sudang sangat lama aku tidak melihat yang seperti ini” jawab Hyunjin.

”Baru 2 hari aku mengenalmu, kau sudah membuatku pusing” Joon menggelengkan kepalanya. ”Ayo ikut aku, disana kau akan melihat dengan lebih jelas” Joon menunjuk balkon restoran itu. Hyunjin langsung tersenyum melihatnya.

”Joon-ah, ini tempat VIP. Apa kau membawa banyak uang?” Tanya Hyunjin.

“Yang mengajakku bertemu pemilik restoran ini. Dan kami sudah kenal sejak restoran ini belum dibangun” jelas Joon langsung duduk di kursi. Setelah mendengar penjelasan Joon, Hyunjin langsung berlari dengan riang ke tepi balkon.

”WHOA~~!!!!” teriaknya kagum.

”Yak! Micheo! Memalukan!” marah Joon sama sekali tidak digubris oleh Hyunjin.

”Sudah lama menunggu??” tanya seorang namja ganteng menghampiri Joon.

”Anio, baru beberapa menit yang lalu” jawab Joon. Cheondung mengalihkan perhatiannya pada Hyunjin.

”Yeochin??” tanyanya meminta penjelasan tentang keberadaan Hyunjin.

”NE!!” ”Aniyo” jawab Joon dan Hyunjin berbarengan. Joon menatap kesal Hyunjin, tapi yeoja itu hanya tersenyum dan berjalan menghampiri kedua namja itu.

Cheondung kelihatan bingung dengan jawaban kedua orang itu. “Yang mana yang benar?” tanyanya.

Dengan cepat Hyunjin menggandeng tangan Joon. ”Ya, aku yeojachingu-nya” kata Hyunjin cepat sebelum Joon menjawab.

”Yak! Apa maksudmu?” marah Joon.

”Wae? Kau kenapa jagi? Apa kau sakit lagi?” tanya Hyunjin tanpa dosa.

”Kau yang sakit, micheo!” Joon tampak kesal sekali.

”Haha..pasangan yang serasi. Dia lebih baik dibanding yang dulu. Kalian lebih cocok” sahut Dara sambil membawa nampan yang berisi makanan. Cheondung langsung membantu Dara membawakan nampan itu.

”Kuharap kalian langgeng” pesan Dara. Joon hanya tersenyum miris, sementara Hyunjin terdiam kemudian tersenyum.

”Yeoja aneh” bisik Joon.

***

Setelah makan malam, Joon, Cheondung, dan Dara mengobrol dengan asik. Sementara Hyunjin masih asik memperhatikan pemandangan bintang yang bertaburan dilangit.

”Aku ingin tetap disini. Aku tidak ingin menjadi bagian diantara kalian” gumamnya. Joon sedikit terheran dengan gumaman Hyunjin itu. Kemudian dia kembali mengobrol lagi.

Setelah melewati beberapa jam, Joon melirik ke arah Hyunjin yang sedang tertidur di kursi santai yang disediakan memang untuk bersantai. Joon sedikit tersenyum melihat tingkah yeoja itu. Dia kelihatan lebih tenang saat tidur, tidak seperti waktu ia sadar, sangat hiperaktif.

”Joon-ah, sepertinya kau harus pulang. Kasihan yeojamu sampai tertidur seperti itu” saran Dara.

”Iya, lagian ini sudah pukul 11 malam. Dia pasti sudah kelelahan” tambah Cheondung.

”Hmm, kalian benar. Nanti Eomma memarahiku jika kami pulang terlalu malam” Joon berdiri dari duduknya.

”Kami pulang dulu” Joon berjalan mendekati Hyunjin, dan menggendongnya secara perlahan agar Hyunjin tidak terbangun. Kemudian dia keluar dari restoran dan dengan pelan dan hati-hati saat memasukkan Hyunjin ke mobil. Tak berapa lama mobil itu melaju di jalanan kota Seoul.

”Noona, yeoja yang bernama Hyunjin itu sangat menggemaskan. Noona lihat kan saat Joon memperhatikannya tadi saat kita mengobrol?” tanya Cheondung.

”Ya, kau benar. Aku rasa Joon akan tertarik padanya. Mereka sangat cocok, dibandingkan yeoja yang dulu yang tidak mempunyai perasaan itu. Hyunjin jauh lebih baik” jawab Dara.

”Komentarmu terlalu panjang” Cheondung langsung lari masuk kedalam restoran menghindari pukulan dari Dara.

”Yak! Cheondung babo!!!”

”Noona memang sudah cocok dipanggil Ahjumma. Sebentar lagi noona akan dipanggil Ahjumma” Cheondung langsung masuk keruangannya, dia mengambil barang-barangnya kemudian keluar.

”Apa katamu tadi??” tanya Dara dengan wajah menyeramkannya. Cheondung nyengir lebar.

”Tidak apa-apa. Noona aku pulang dulu, Eunmin menungguku dengan calon anakku. Malam~~~ Ahjumma!!!” Cheondung langsung lari dan masuk kedalam mobilnya dan melesat pergi.

”Cheondung BABO!!!!!!!!!!!” teriak Dara keras.

”Waw! Teriakanmu dahsyat” seorang namja beridiri didepan pintu restoran sambil menutup kedua telinganya.

”GD?!!” kaget Dara*gue ga’ rela!!!!!!*author frustasi*.

***

Joon terus melirik kearah Hyunjin yang tertidur. “Kalau tidur seperti ini dia lebih menenangkan” kata Joon. Tiba-tiba Hyunjin mengerjapkan matanya.

”Ngghh…” dia menggeliat, Joon berusaha menghilangkan kekagumannya yang sempat menghampiri dirinya itu.

Hyunjin melihat kesekeliling, kemudian matanya terbelalak ketika melihat sebuah bangunan yang ada diseberang jalan. ”STOP!!” teriaknya tiba-tiba, membuat Joon mengerem mendadak.

”YAK!! Neo micheo? Untung saja jalanan sudah sepi” omel Joon.

”Mianhae, aku ingin mampir kesana. Bolehkah??” pinta Hyunjin menunjuk gedung itu.

”Baiklah” Joon segera memarkirkan mobilnya dan mengikuti Hyunjin masuk kedalam gedung itu.

”Ini adalah apartementku, aku ingin melihat dekornya dulu” Hyunjin segera menaiki tangga. Joon memberi salam kepada satpam yang sedang berjaga malam itu.

”Anda siapa?” tanya satpam itu.

”Aku hanya ingin menemani yeoja itu melihat apartementnya” jawab Joon, satpam itu mengerutkan keningnya, bingung. Tak lama kemudian dia tersenyum.

”Silahkan” Joon membungkukkan kepalanya dan menyusul Hyunjin.

”Waahh~” kagum Hyunjin. ”Ini bagus sekali” gumamnya melihat apartement yang dinuansai warna biru itu. Joon tersenyum melihat tingkah Hyunjin yang sedang mengelilingi dengan semangat apartementnya itu.

”Bagaimana menurutmu? Bagus kan??” Hyunjin menanyakan pendapat Joon.

”Yah, seleramu tidak buruk” jawab Joon.

”Aku ingin tinggal disini bersama orang yang akan menjadi pendamping hidupku. Aku harap itu bukan hanya angan-angan. Aku ingin mewujudkan hal itu” Hyunjin mengambil sebuah foto yang ada dimeja. ”Sebenarnya aku juga ingin bersama mereka, tapi~ aku masih ingin menemui belahan jiwaku” Hyunjin tersenyum seperti biasanya. Tiba-tiba ponsel Joon berbunyi menandakan ada telpon masuk.

”Yoboseyo Mir-ah?” sambut Joon.

“Hyung, cepat pulang. Eomma sudah mengomel tidak jelas” Mir kelihatan kesal sekali.

“Ne, ne..kami sedang mampir diapartement Hyunjin. Sebentar lagi akan pulang” sambungan terputus. Dan mereka akhirnya pulang karena memang sudah sangat malam.

***

Hari-hari dilalui oleh Joon bersama Hyunjin. Hyunjin berhasil membuat Joon melupakan rasa sakitnya. Dan ada sesuatu yang membuat jantung Joon berdetak dengan kencang saat dia bersama Hyunjin. Saat ini, Joon, Seungho, Mir, serta Hyunjin sedang jalan-jalan di pertokoan yang menjual banyak macam barang dan makanan.

Karena terlalu lelah, mereka memutskan untuk istirahat disebuah bangku taman.

”Aku ingin beli es krim. Kalian tunggu disini ya” Hyunjin langsung berlari kekedai yang menjual eskrim. Dia membeli es krim corn yang sangat dirindukannya. ”Hmm..lama sekali tidak memakan es krim ini” kemudian dia kembali menghampiri ketiga namja itu.

”Ini” Hyunjin memberikan es krim ke Seungho dan Mir, Joon mengernyitkan keningnya.

”Mana untukku?” tanyanya.

”Eobsho” jawab Hyunjin sambil nyengir.

”Aisshh, tega sekali kau ini” Joon menghela napasnya. Hyunjin duduk disamping Joon, sangat dekat membuat detak jantung Joon berdetak lebih cepat.

”Bagaimana kalau kita bagi dua?” goda Hyunjin. Hal itu membuat wajah Joon memerah.

“Mm…mwo?” tanyanya berusaha tetap tenang.

“Hahahahahaha….ini, aku hanya mengerjaimu saja. Cepat makan!” Hyunjin memberikan es krim kepada Joon.

Suara tawa terdengar dari Seungho dan Mir. ”Kau sungguh lucu” komentar Seungho.

”Kau jangan ikutan!” ancam Joon pada Mir, yang membuat Mir mengurungkan niatnya untuk mencela hyungnya itu.

Mereka menghabiskan waktu sore itu dengan suka ria. Ya, Joon merasakan hal itu. Tidak dipungkirinya lagi. Dia memang mencintai yeoja yang sempat dibencinya itu.

”Hyunjin-ah, saranghae~” bisiknya dalam hati.

***

”Eomma!!Noona tidak ada dikamarnya!” teriak Mir panik, saat dia ingin mengajak Hyunjin untuk sarapan.

”MWO? Kemana dia pagi-pagi begini?” Eomma ikutan panik.

”Ada apa?” tanya Joon dan Seungho barengan.

”Noona, dia tidak ada” Mir sudah ingin menitikkan air matanya. Seungho menenangkannya.

Terdengar suara bel dari luar, ”Mungkin itu Hyunjin” kata Seungho, dengan cepat Joon berlari kearah pintu untuk membukanya.

”Hyu….” kalimatnya terputus saat melihat orang yang ada dihadapannya bukan Hyunjin. ”Kau siapa?” tanya Joon pada namja asing yang ada dihadapannya itu.

”Apa Hyunjin tinggal disini sebelumnya?” tanya namja itu. Joon menganggukkan kepalanya.

”Aku GO, aku harus meluruskan masalah yang telah ditimbulkan oleh Hyunjin” kata namja itu.

”Dimana Hyunjin?” tanya Seungho yang ada dibelakang Joon.

”Kau tau dimana Hyunjin??” tanya Joon tanpa menghiraukan pertanyaan Seungho. GO menggelengkan kepalanya.

”Tapi aku membawa berita tentangnya” jawab GO.

***

”Aku tau kalian tidak akan percaya dengan apa yang akan kusampaikan” GO memulai.

”Apa maksudmu?” tanya Eomma.

”Kalian pasti tidak percaya kalau aku bilang, aku adalah seorang malaikat?” GO tersenyum.

”Malaikat??” kaget Seungho dan Mir.

”Ya, Hyunjin adalah salah satu penghuni duniaku. Jadi, selama ini dia hanyalah sebatas ilusi. Dia hanya roh yang sedang gentayangan. Joesonghamnida, sudah waktunya dia untuk kembali. Dia meminta kami untuk mengizinkannya untuk masuk kekehidupan kalian. Alasannya adalah kau” GO menunjuk Joon.

”Aku?” tanya Joon menunjuk dirinya sendiri.

”Ya, dia tidak ingin melihat orang-orang itu sedih. Tapi aku sedikit kaget saat dia meminta hal itu. Hal yang sebenarnya sangat mustahil. Jadi, maafkan atas kelancangan kami” GO langsung keluar rumah, dan dalam hitungan detik sosok itu menghilang. Keempat orang itu kelihatan berpikir.

”Eomma” Mir menitikkan air matanya, saat melihat sebuah album foto yang ada dipangkuannya. ”Dimana noona??” tanyanya sambil  menangis. Joon langsung menghampiri Mir dan melihat foto yang sedang dilihat Mir. Foto yang mereka ambil saat mereka jalan-jalan kemarin. Sebenarnya foto itu terdapat gambar mereka berempat, tapi sekarang hanya ada tiga. Gambar Hyunjin menghilang.

”NOONA!!!!” teriak Mir. Seungho dan Eomma memeluk Mir yang sangat sedih itu. Sementara Joon, dia langsung mengambil kunci mobilnya dan melesat melalui jalanan kota Seoul dan berhenti didepan sebuah apartement mewah, apartement milik Hyunjin.

”Ah, Anda datang lagi” sambut satpam yang waktu itu ramah. Joon menundukkan sedikit kepalanya kemudian berlari menuju apartement bernomor 7 itu. Saat melihat keadaan apartement itu, Joon tidak kuasa menahan air matanya lagi. Hanya ada apartement kosong tanpa perabotan yang seperti dia kunjungi waktu pertama kali itu. Dinding yang tidak bercat. Tidak ada apapun disana. ”Andwae, tidak mungkin. HYUNJIN-AH!!!!!!!!” teriak Joon frustasi.

”Maaf Tuan, Anda tidak apa-apa??” tanya satpam itu khawatir.

”Kau lihat yeoja yang waktu itu bersamaku kan, kau lihat kan. Dia ada bersamaku!!” Joon menarik kerah seragam satpam itu. Tapi, satpam itu menggelengkan kepalanya.

”Anda datang sendiri waktu itu” jawab satpam itu.

”Mwo? Kenapa Cheondung dan Dara bisa melihatnya??” Joon sudah pusing memikirkannya. Dia mengharapkan yeoja itu kembali, yeoja yang dicintainya itu.

”Apa Anda membicarakan pemilik apartement ini? Nona Hyunjin?” tanya satpam itu. Joon membelalakkan matanya.

”Kau mengenalnya?” tanya Joon. Satpam itu menganggukkan kepalanya.

***

”Nona Hyunjin adalah orang yang sangat ramah, kami semua sangat mengenalnya. Dia memesan kamar itu 3 bulan yang lalu. Seharusnya dia akan mendekorasi apartementnya seminggu yang lalu” satpam itu memulai ceritanya.

”Itu saat dia tinggal dirumahku” gumam Joon.

”Tapi, kami mendapat kabar kalau Nona Hyunjin menunda kepindahannya karena dia, dan kedua orang tuanya mengalami kecelakaan yang sangat parah. Setelah itu kami belum mendengar kabarnya lagi” satpam itu menyelesaikan ceritanya.

”Aku ingin tetap disini. Aku tidak ingin menjadi bagian diantara kalian” kalimat yang dilontarkan Hyunjin malam itu terngiang kembali di ingatan Joon. “Jadi ini maksudnya” Joon baru mengerti.

”Ini” satpam itu memberikan sebuah koran pada Joon. ”Ini adalah berita kecelakaan itu” .

Didalam berita itu ditunjukkan sebuah gambar mobil yang terbalik. ”Tidak mungkin” Joon menitikkan air matanya lagi.

***

”GO oppa, apa kalian akan menghukumku?” tanya Hyunjin pada GO.

”Ne, sekarang juga kau pergi ke pintu sana” GO menunjuk sebuah pintu yang ada disamping kanannya.

”Lakukanlah yang ada dipikiranmu. Gunakan perasaanmu, jangan gunakan ingatanmu. Itu akan membuatmu sakit” pesan GO sebelum Hyunjin menghilang dari hadapannya.

Hyunjin melewati lorong, dilorong itu banyak sekali orang yang menggunakan baju berwarna putih. Dan mata Hyunjin menangkap 2 orang yang sangat dikenalnya. ”Eomma, Appa~” panggilnya lirih. Kedua orang itu tersenyum kearah Hyunjin dan mengibaskan tangannya, seolah-olah menyuruh Hyunjin untuk pergi. Hyunjin hanya tersenyum, melihat kedua orang tuanya bahagia. Dan dengan yakin ia melangkah keluar dari lorong itu.

***

Beberapa selang masih terpasang di tubuh Hyunjin. Nafas yeoja itu masih tersengal-sengal. Dan sedikit demi sedikit matanya bergerak membuka. ”Ngghhh….” desahnya.

”Dokter! Dia sadar!!” teriak suster sambil memanggil dokter yang ada diruangannya.

Dan dengan cepat dokter itu menangani Hyunjin.

”Syukurlah, dia sudah baikan. Cepat pindahkan dia dikamar biasa” perintah dokter langsung diikuti.

***

Mir sedang berjalan melewati kampus jurusan keperawatan, karena harus menemui dosennya yang sedang menghadiri rapat yang diselenggarakan di situ.

”Aisshhh..lama banget sih” gumamnya bosan.

”Hey, kau ini! Kenapa ada disini??” tanya Seungho yang merupakan dosen di jurusan kedokteran.

”Hyung? Anio, aku menunggu dosen yang sedang rapat disini” jawab Mir. Seungho mengangguk-anggukkan kepalanya.

Tak jauh dari sana ada seorang namja sedang berlari panik menelusuri koridor kampus. ”aisshhh dimana Seungho hyung?” gumamnya panik.

Dan disisi yang lain sedang berjalan seorang yeoja dengan tumpukan buku-buku tebal ditangannya. ”Duh, berat….”

Dan tepat dihadapan Seungho dan Mir yang sedang duduk, kedua orang itu bertabrakan.

”AH!!!!” teriak Joon.

”Ah, mianhae. Aku tidak melihat tadi” yeoja itu menundukkan kepalanya meminta maaf.

Kemudian dia membereskan buku-bukunya yang berserakan itu. Sementara Joon memandangnya dengan tidak percaya.

”Hyu..Hyunjin??” tanyanya memastikan. Yeoja itu menengadahkan kepalanya meunjukkkan dengan jelas wajah cantiknya. ”ternyata benar kau Hyunjin!!” Joon langsung memeluk Hyunjin.

”Joon-ah, kau tidak apa-apa?” tanya Seungho, dibelakangnya ada Mir yang sedang menahan tawa melihat hyungnya itu. Tapi, tawanya berhenti saat melihat wajah yeoja yang dipeluk Joon.

”NOONA!!!!” teriaknya dan ikut memeluk Hyunjin.

”Hyunjin??” tanya Seungho.

”Ne, sonsaengnim! Bisakah kau membantuku” Hyunjin meminta tolong pada Seungho. Tapi bukannya membantu, Seungho malah ikutan memeluk Hyunjin. ”Omo!!” Hyunjin hampir kehabisan napas. Dan dalam sekali hentakan Hyunjin berhasil bebas dari pelukan ketiga namja bertubuh besar itu.

”Hah..hah..kalian ingin membunuhku?? Aku tidak bisa bernafas tau! Sebenarnya kalian ini siapa? Kenapa bisa tau namaku, dan langsung memelukku sembarangan seperti itu. Maaf, aku bukan yeoja sembarangan” Joon malah tersenyum mendengar omelan Hyunjin.

”Ternyata benar kau Hyunjin. Kau Hyunjin kami!!!” Joon memeluknya lagi. Tapi Hyunjin tidak menolaknya, dia merasakan kehangatan saat berada dipelukan Joon.

”Maaf, apa kita pernah kenal sebelumnya. Kenapa aku seperti dekat denganmu??” tanya Hyunjin polos.

”Kau noonaku!!” teriak Mir. Hyunjin memejamkan matanya, dan ingatan itu kembali. Ingatannya selama bersama ketiga namja itu.

”Mir? Seungho oppa!!” Hyunjin tersenyum senang. ”JOON!!!” Hyunjin memeluk Joon sekali lagi.

”Joon-ah, kenapa kau datang kesini?” tanya Seungho mengingat keberadaan dongsaengnya itu.

”Ah!, Eunmin akan melahirkan!! Siapa dokter terbaik masalah kandungan disini” Joon mulai panik.

”Melahirkan??” tanya Seungho. ”Baiklah, kita panggil Yoomin sonsaengnim!” Seungho menarik tangan Joon.

”Aku bisa membantu!!” Hyunjin ikut berlari mengikuti kedua namja itu.

”Bagaimana denganku? Noona!! Aku ikut denganmu!!” Mir ikutan berlari.

***

”Hyunjin-ah, saranghae! Nawa kyoronhaejulae??” tanya Joon. Mereka sekarang sedang ada di balkon restoran milik Dara dan Cheondung. Hyunjin hanya bisa tersenyum jahil.

”Asal kau mau membuatkanku es krim corn. Aku akan menerimamu” jawab Hyunjin.

”Mwo??” Joon sedikit mengernyitka keningnya. ”Apa tidak ada persyaratan yang lain? Dasar aneh” batin Joon.

”Aku sudah menyiapkannya, kau tinggal membuatnya di pantry” Dara tiba-tiba muncul dan dia mengedipkan matanya kearah Hyunjin.

”Gumawo onni” kata Hyunjin tanpa suara.

”Baiklah! Aku akan menerima syaratmu! Aku pasti bisa!!!” Joon berjalan kearah pantry dan mulai membuat es krim corn yang pastinya sangat susah itu.

”Jagi, aku ingin jus” pinta seorang namja imut nan ganteng nan lucu*pemikiran author banget dah tu*. GD, namjachingu Dara sedang duduk sambil memainkan poselnya.

”Ne jagi, tunggu sebentar” Dara berjalan kedapur dan membuatkan jus untuk GD.

”HUAAAA!! SUSAH SEKALI!!!!!” teriak Joon frustasi. Hyunjin hanya bisa tertawa melihat penderitaan kekasihnya itu.

”Jagi, ini minumlah” Dara memberikan jus pada GD. *GD MILIK GUEE!!!!!!!!!!!!!*author ikutan frustasi sama kayak Joon*.

END

Author said : crita yang gaje, ending yg gaje…hahahaha. Nie ff terinspirasi dari mv’a MBLAQ yg Cry, aku suka bgt pas adegan si Joon hujan-hujanan..tampak seksi*diplototin umin, Joon diusir dari rumah*. Nah, terinspirasi juga dari film’ny JJ yg ‘Postman to Heaven’,,huaaa ceritanya keren bgt. Tapi mian, kalo ceritanya kurang bagus, tapi jujur saya suka ma nie cerita hahahahahahaha*ada GD,…kkkk*

Sok, jangan lupa koment. Gue tau kalo lo ada baca ff gue tapi gak koment*punya indra keenam…kkkkkkk*