maaaaaaf banget baru bisa update lagi… maaf juga kalo setiap ngepost selalu minta maaf #abaikan ㅋㅋㅋ
Oh iya, disini ada cast baru lho kekeke
Nggak tau mau ngomong apa, silahkan menikmati aja yaaa.
Ps, untuk konfilk, aku sebenernya ga begitu suka sama cerita yang terlalu banyak konflik. Meenurut aku kalo baca yang terlalu banyak konflik malah ikutan mikir, jadi pusing sendiri.. dan lagi, menurut aku baca ff itu adalah hiburan untuk menghilangkan stress, jadi mungkin nanti konflik yang ada cuma konflik konflik kecil aja….
Dan maaf lagi untuk Janda ketemu duda sama thr baby sitter belom bisa lanjutin. Buntu banget… minta doanya aja supaya ide bisa muncul….
Yasudahlah selmat menikmati
:D
~Married to Cho Kyuhyun part IV~
Aku memandang pantulan diriku di pada cermin di meja rias. Perfect! Long dress berlengan panjang berwarna hijau tosca, wedges bertali setinggi tujuh centimeter berwarna coklat, clucth berwarna senada dengan sepatuku. Rambutku panjanku kubiarkan tergerai, sedikit membuatnya bergelombang. Riasan wajah yang natural, serta lipstick berwarna pink membuatku terlihat lebih segar. Aku tersenyum saat melihat pantulan Kyuhyun didepanku. Ia sudah siap dengan setelan jas serta kemejanya yang berwarna hijau tosca.
“kau menyamaiku, huh?“ aku bangkit lalu berbalik menghadapnya. Tanganku refleks menyentuh bahunya, sedikit menepuknya. “apa salahnya? Kita kan suami istri, dan aku juga ingin membuat Ahra noona dan Songhoon iri pada kita kekeke,“ Kyuhyun terkekeh sendiri. Aku diam memandangnya tepat pada manik matanya. Dengan cepat kurasankan bibir Kyuhyun menyentuh bibirku, dia melepaskan bibirnya lalu berbisik ditelingaku,
“yeppeo“
_····_
Kami tiba diwaktu yang sama dengan Songhoon, dia sangat cantik dengan long floral dressnya yang berwarna maroon. Entah, tapi Songhoon memang selalu terlihat cantik bila menghunakan motif bunga. Clutch berwana merah serta high heels merah dengan pita pada bagian belakangnya membuatnya semakin sempurna. Beruntung namja yang mendapatkannya nanti.
“kau datang sendiri? Mana eomma dan appa?“ tanyaku saat setelah memeluknya
“eomma dan appa sudah dari satu jam yang lalu sampai disini, tadi aku ada kuliah tambahan, jadi aku menyusul,“ ucapnya lalu beralih memeluk Kyuhyun. “annyeong oppa, mossiseoyo,“ pujinya yang hanya dibalas kekehan kecil oleh Kyuhyun
“ayo masuk, kurasa mereka sudah menunggu kita,“ kataku pelan, Kyuhyun langsung menggenggam tanganku lembut, aku melirik tanganku yang digenggamnya lalu tersenyum padanya
“aigoo, kalian membuatku iri,“ kudengan Songhoon mendengus. “maka dari itu, cari pacar Hoon-ah,“ ejek Kyuhyun yang dibalas cibiran tidak jelas oleh Songhoon.
“eomma kami datang,“ teriak Kyuhyun saat kami memasuki rumah.
“wah kalian sudah datang,“ eomma Kyuhyun -yang sekarang menjadi eommaku juga- lalu memelukku dan Kyuhyun. “eoh, kau juga sudah tiba Songhoon-ah“ eomma beralih memeluk Songhoon.
“ayo masuk, oh ya, didalam ada Luhan, Kyu,“ eomma menarik tanganku dan Songhoon untuk mengokutinya. “Luhan siapa eomma?“ tanyaku. “ dia dulu tetangga kami, sudah seperti anakku sendiri, dia juga sangat dekat dengan Kyu,“ aku dan Songhoon hanya mengangguk.
Aku memeluk eomma dan appaku. Aku rindu pada mereka.
“hyuuuuung,“ terdengar teriakan, aku mencari dari mana asal teriakan tersebut. Kulihat namja yang tidak lebih tinggi dari Kyuhyun yang kuyakini adalah Luhan.
“Luhan-ah,“ Kyuhyun memeluk lelaki tersebut. “kapan kau datang?“ Kyuhyun merangkul Luhan lalu mereka duduk di sofa yang masih kosong. “tadi sore hyung,dan ajjuma langsung memintaku mengikuti jamuan makan malam ini, yang mana istrimu hyung?“
“sayang, kemari sebentar, Hoon-ah kau juga, kemari,“ aku berdiri dan berjalan menghampirinya diikuti Songhoon dibelakangku.
“kenalkan, ini Nam, ah anhi, Cho Sunghyo, istriku. Dan ini, Nam Songhoon, adik iparku,“
“annyeong, Songhoon imnida,“ ucapku tersenyum pada Luhan
“annyeong noona, boleh aku memanggilmu seperti itu, kupikir kau lebih tua dariku,“ Luhan menjabat tanganku. “tentu saja Luhan-ah,“ ucapku yang membuat aku, Kyuhyum dan Luhan tertawa.
“annyeong, Luhan imnida,“ Luhan beralih pada Songhoon.
“nde, annyeong, Songhoon imnida,“ Songhoon tersenyum malu. Aigoo lucu sekali adikku itu, hihi.
“panggil dia oppa Hoon-ah, dia lebih tua satu tahun,“ perintah Kyuhyun
“nde, annyeong Luhan oppa,“.
_····_
Makan malam berlangsung dengan hikmat… setelah makan, kami semua berbicang diruang tamu. Sebenarnya lebih banyak Luhan yang bercerita pengalamannya selama menetap hampir enam tahun di Paris. Dia banyak membuat kami tertawa dengan cerita konyolnya. Adik yang menarik.
“maaf nyonya, tuan saya mengganggu,“ ucapan bibi Jung menginterupsi perbincangan kami semua. Sontak kami semua menengok ke arahnya. Mataku membulat melihat gadis kecil yang berdiri disebelahnya.
“anak itu siapa bi?“ tanyaku yang diikuti anggukan kepala oleh semuanya. “maaf nyonya, tadi sanya menemukan anak ini di depan rumah saat saya membuang sampah, sepertinya anak ini tersesat. Dia hanya diam saat saya bertanya tentangnya,“ jelas bibi Jung panjang lebar. Kami semua mengangguk.
“yasudah biar anak itu bersama kami disini, bibi bisa kembali ke dapur,“ ucap abonim tegas. Bibi Jung mengangguk lalu kembali ke dapur
Anak itu hanya berdiri diam. Dia memandangi kami semua lalu menundukkan kepalanya. Aku berdiri, berjalan ke arah gadis kecil itu, “ sini duduk sama ajhuma,“ ku gamit tangannya yang mungil. Gadis kecil itu hanya diam dan berjalan mengikutiku. Kududukkan dia diantatku dan Kyuhyun. Semua mata diruangan ini memandangnya.
“namamu siapa, cantik?“ ku elus rambut panjangnnya. “namaku Aleyna, ajhuma,“ dia masih menunduk. “jangan menunduk sayang, sini, lihat ajhuma,“ kuangkat dagunya pelan. Aku tersenyum memandangnya, gadis ini cantik. Cantik sekali malah. She‘s adorable untuk ukuran anak kecil sepertinya.
“kenapa kamu bisa ada di depan rumah halmoni, sayang?“ tanya eomma sambil tersenyum. Tapi kemudian raut muka anak itu berubah sedih. “tadi ajhumaku menurunkanku di depan rumah ini, dia menyuruhku menunggu selagi ia membelikan ice cream untukku, tapi ajhuma tidak kembali,“ dia terisak pelan. Aku refleks memeluknya.
“ssssh, kenapa sayang?“ aku menangkup pipinya. Dia masih menangis, aku tidak tega melihatnya. “ajhuma selalu saja begitu. Ini sudah kesekian kalinya ajhuma meninggalkanku sendirian, ajhuma memang tidak pernah baik padaku,“ tangisannya semakin keras. Pelukanku semakin mengerat padanya.
“dimana orangtuamu?“ tanya Kyuhyun sambil mengelus kepalanya lembut. “kata ajhumaku, kedua orangtuaku meninggal dalam kecelakaan pesawat, aku juga tidak pernah melihat mereka kecuali di foto,“ tangisnya perlahan mulai berkurang. Aku masih memeluknya. Aku menatap Kyuhyun penuh arti seolah berkata ‘bisakah kita membawanya pulang?‘ dan Kyuhyun mengangguk. Aku menggumamkan ‘gomawo‘ tanpa suara. Dia tersenyum dan mengelus kepalaku.
“Aleyna mau tinggal sama ajhuma dan ajhusi?“ ucapku sambil mengankatnya dalam pangkuanku. Eomma, appa, eomma Kyuhyun dan appa Kyuhyun memandangku. “apa kau yakin?“ ucap mereka tanpa suara. Kujawab dengan anggukan pasti.
“iya, Aleyna tinggal sama ajhuma dan ajhusi aja, nanti kita main sama sama,“ ucap Songhoon. “tapi ajhuma dan ajhusi tidak akan menunggalkanku kan?“ tanyanya polos. “ne!“ jawab Kyuhyun mantap, “ asalkan kau berjanji menjadi anak yang baik,“. Aleyna tersenyum senang, “ nde aku janji akan menjadi anak yang baik,“ Aleyna mencium pipiku “gomawo ajhuma,“ ucapnya manis. “iya sayang,“ aku gantian mencium pipinya. “Aleyna nggak mau cium ajhusi, huh?“ aigoo Kyuhyun ini lucu hihi. Aleyna lalu mencium pipi Kyuhyun, “gomawo ajhusi,“
_····_
Aku dan Kyuhyun sedang menemani Leyna -aku dan Kyuhyun memanggilnya begitu- makan. Anak ini lucu sekali, bahkan saat makan. “pelan-pelan sayang makannya,“ aku mengelap saus pasta yang tertinggal di sudut bibirnya.
“aku sudah lama tidak makan seenak ini, ajhuma selalu memberi makanan yang tidak layak untukku,“ aku sedih mendengarnya. Kasihan sekali anak ini. “mulai besok, Leyna bilang ya pada ajhuma dan ajhusi kalau lapar,“ dia mengangguk dan melanjutkan makannya.
“apa ini rumah ajhuma dan ajhusi?“ tanyanya setelah menyelesaikan makannya. Kemudian diminumnya air putih pada gelas yang terletak di depannya. “aniyo, ini rumah Cho halmoni dan Cho haraboji,“ Kyuhyun mendudukan Leyna di pangkuannya. Aku tersenyum melihat pemandangan ini, mereka seperti ayah dan anak. Mungkin aku harus merayu Kyuhyun untuk mengangkat Leyna menjadi anak kami.
“Leyna senang disini, bersama ajhuma dan ajhusi?“ tanya Kyuhyun pada Leyna tiba tiba. “eo, kerom, ajhusi dan ajhuma baik,“ ucapnya polos. “ayo kita kembali keruang televisi, mereka pasti menunggu kita,“ sejurus kemudian kugenggam tangan kanan Leyna, dan Kyuhyun mengenggam tangan kirinya. Kami berjalan sambil menganyunkan tangan kami.
“jinjja, oppa, eonni, kalian terihat seperti keluarga bahagia,“ Songhoon berucap tiba tiba
“tentu saja kami keluarga bahagia, maksudmu apa Hoon-ah?“ Kyuhyun terlihat jengkel dengan perkataan Songhoon.
“anhi, maksudku, dengan adanya Leyna ditengah kalian, kurasa kalian sudah cocok menjadi sosok orang tua,“
“geurae?“ tanyaku memastikan
“eo,“
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tapi para lelaki -appa, aboji, Kyuhyun dan Luhan- masih setia menatap televisi karena masih berlangsung siaran pertandingan club favorit mereka. Aku hanya duduk mengobrol dengan Songhoon. Eommaku dan eomma Kyuhyun masih bermain bersama Leyna. Mereka bilang, mereka sangat senang dengan kehadiran Leyna, tentu saja. Leyna sangat cantik, pintar, baik dan periang. Siapa yang tidak akan terpesona dengannya.
Kulihat Leyna berjalan kearahku sambil menguap dan sesekali mengucek matanya, tanda bahwa ia sudah mengantuk. Leyna mendudukan dirinya di sampingku lalu bersender pada bahuku. Aku hanya diam membiarkannya, kuelus punggung tanganya lembut. Tak lama Kyuhyun datang menghampiriku dan Leyna lalu duduk di sisiku yang tidak ditempati Leyna
“Kurasa Leyna sudah mengantuk, sayang, apa kau juga?“ Kyuhyun menyenderkan kepalaku pada dadanya.
“em,“ aku menghirup wangi tubuhnya, aku rindu bermanja padanya.
“Leyna, sini sayang sama ajhusi,“ titah Kyuhyun dan Leyna mengikutinya. Leyna naik kepangkuan Kyuhyun memeluknya dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya memelukku.
“Leyna, panggil ajhuma dengan sebutan eomma, dan appa untuk ajhusi,“ pintaku padanya. Mataku berbinar binar, entah kenapa aku ingin sekali dipanggil eomma olehnya. “apa boleh?“ tanyanya sambil bagkit dari pangkuan Kyuhyun. Aku dan Kyuhyun menjawabnya dengan anggukan.
“eomma, appa,“ ucapnya pelan, entah, rasanya sangat bahagia mendengar Leyna memanggilku eomma. “sini sayang, sini peluk eomma,“ kurentangkan tanganku untuk memeluknya. Kupeluk erat tubuhnya diikuti Kyuhyun yang memelukku sekaligus Leyna.
“Leyna sayang eomma dan appa,“ ucapnya kemudian mencium pipiku dan Kyuhyun secara bergantian.
_····_
Aku menggeliat dalam pelukan hangat Kyuhyun. Semalam kami sampai dirumah pukul setengah satu dini hari. Dan beruntung hari ini hari ini hari minggu, jadi aku bisa lebi santai. Kulirik jam meja yang terletak pada nakas disamping tempat tidurku. Ah sudah pukul tujuh rupanya. Aku beralih pada Kyuhyun yang masih terlelap disampingku.
“sayang, bangun,“ ucapku pelan. Kuelus pipinya lalu kukecup pelan kedua pipinya. Dia membuka matanya. “aku mau morning kiss ku disini,“ dia menunjuk bibirnya. Kukecup bibirnya. Tapi respon berbeda yang kudapatkan darinya. Dia melumat bibirku, menghisapnya perlahan membuatku melenguh nikmat
“ngh… Kyu…,“ aku mendesah saat dia memasuka lidahnya dan menjelajahi mulutku. Tangannya yang ada di pinggangku perlahan mengangkat gaun tidurku yang memang sedikit tersingkap. Kegiatan kami terhenti saat sebuah suara mengagetkan kami.
“eomma, appa,“ ucap sebuah suara. Kami menengok kearah sumber suara tersebut.
“Leyna,“ ucap kami bersamaan.
To be continue…..
ㅋㅋㅋㅋ
Maaf banget ya kalo ceritanya garing dan maaf kalau banyak typo, karena ini no editing..
Maaf juga kalau terlalu banyaj Aleyna di part ini. Abis dia cantik banget sih. Kalo belom tau siapa aleyna, coba googling ALEYNA YILMAZ ato bisa juga search di tumblr.
Udah sgitu aja deh… makasih buat segala sesuatu dan semuanya… semoga ga mengecewakan ya :D