MAGIC?!
“Ya! Lee Sungmin, kenapa baru kau yang sini?”, tanya si manager. “Ah hyung, yang lainnya masih di ruang ganti”, sahut Sungmin pelan. “Panggil mereka”, sahut si manager. “Ne”, sahutnya dan berjalan ke ruang ganti.
Lee Sungmin, dia adalah member di Sapphire Boy’s *namanya aneh*. “Hyung!”, Sungmin berlari menghampiri Eeteuk selaku leader Sapphire Boy’s. “Sungminnie, waegure?”, tanya Eeteuk yang lagi siap-siap perform bareng yang lain, diantaranya Heechul, Kangin, Shindong dan Eunhyuk. “Sudah di teriaki PD”, sahut Sungmin tersenyum. “Jinjja? Ya! ayo”, sahut Eeteuk memanggil member yang lainnya. “Sungmin hyung, kau seharusnya kan tidak perform”, sahut Eunhyuk si maknae. “Wae?”, tanya Sungmin tak mengerti. “Hhi, nanti kau juga akan tahu”, sahut Heechul sinis. “Heechul!”, tampak si leader geram dengan perlakuan member yang lain terhadap Sungmin. Sungmin hanya mengangkat bahunya dan mengikuti member lainnya.
Setelah perform, Sapphire Boy’s dipanggil manager untuk menemui pemilik agency ternama. “Annyeonghaseyo~”, sahut si pemilik agency itu. Ah, maaf aku lupa bilang, Sungmin adalah member yang nggak begitu terkenal di SB. “Annyeonghaseyo~ urineun Sapphire Boy’s I ye yo”, sahut Eeteuk mengawali yel-yel. “Ne~ aku mau lihat-lihat lagi, mohon berikan penampilan terbaik kalian lagi”, sahut si pemilik agency dan kemudian pergi. “Sampai jumpa Eeteuk-ssi, Heechul-ssi, Kangin-ssi, Shindong-ssi, Eunhyuk-ssi… dan…emm”, si pemilik agency ternama itu tampak tak mengetahui Sungmin. “Sungmin imnida”, sahut Sungmin tersenyum. “Aah, Sungmin-ssi, anikiseyo”, sahut nya tersenyum. Sementara yang lainnya tertawa, karena Sungmin terlupakan. Sungmin hanya bisa menunduk dan diam. ‘Jadi itu maksudnya’, pikir Sungmin namun ia memilih ikhlas mengingat apa yang terjadi.
“Begitu saja?”, tanya Heechul menoleh ke Eeteuk. “Molla, ayo pergi”, sahut Eeteuk berjalan duluan. Semua fans mengerubungi Eeteuk, Heechul, Kangin, Shindong dan Eunhyuk namun mereka tetap jalan dengan tebar pesona. Sungmin yang tak dikerumuni fans tetap berjalan di belakang, di barengi si manager yang galaknya minta ampun. “Hmm~”, ia hanya bisa tersenyum melihat semuanya.
Di ruang ganti
“Manager hyung, ada yang ingin aku bicarakan denganmu”, sahut Sungmin. “Aku juga, dimana?”, tanya manager. “Di parkiran belakang saja”, sahut Sungmin sambil menunduk. “Mau diskusi tentang pesona?”, tanya Kangin yang lagi minum kola. “Kangin!”, teriak manager dan mengajak Sungmin pergi. “Ayo”, sahutnya. “Ne~”, sahut Manager berjalan terlebih dahulu. Sungmin hanya bisa mengikuti manager dan berjalan menunduk.
“Kau dulu yang bicara”, sahut manager dan tampak serius. “Hyung, aku ingin keluar dari SB”, sahut Sungmin menunduk ragu. “Mwo? Kau mau keluar?! Kontrakmu belum selesai, cobalah mengeluarkan pesona dan tidak menjadi si pemuram”, sahut manager panjang lebar. “Aah, aku tahu itu! Hanya saja…”, Sungmin berusaha meyakinkan managernya. “Hanya saja, apa?”, tanya si manager. “Semua tetap tak menganggapku istimewa”, keluh Sungmin. “Kau pergi refreshing saja malam ini!”, sahut manager kesal. “Ne~ manager hyung”, sahut Sungmin dengan lesu dan pergi meninggalkan manager. ‘Aah, harus kah?’, gumam Sungmin berjalan lunglai kembali ke ruang ganti.
Malam harinya, Sungmin memakai jaket tebal dan memakai topi, menutupi identitasnya. “Sungminnie, kamu mau kemana?”, tanya Heechul yang lagi minum kopi. “Mau jalan-jalan”, sahut Sungmin tersenyum. “Aku ikut!”, sahut Eunhyuk berteriak. “Andwe! Aku mau sendiri”, sahut Sungmin tersenyum lesu. “Ooh, ya sudah kalau begitu”, sahut Eunhyuk cuek kembali duduk ke tempat awalnya. “Ya! Sungmin-ah! Titip makanan ya”, sahut Shindong yang lagi makan choco pie. “Ne~”, sahut Sungmin memakai sepatunya dan pergi. Continue reading