Ghost At School

Author: Fitria Yuristika aka Istrinya Eunhyuk

Rating: PG-13

Length: oneshoot

Cast: Ryeowook, Yesung, Donghae, Eunhyuk, Jessica, Sooyoung, Sunny

Genre:Horror, Romance, Thriller, Action

FF ini sudah dikirimkan ke superjunior ff 2010 dan FFindo

***

Shin-Yong adalah sekolah yang terkenal dengan keangkerannya. Sekolah yang sudah didirikan sejak lama ini pernah mengalami penghentian kegiatan pembelajaran selama 20 tahun akibat hilangnya empat perempuan dari sekolah itu, konon kabarnya karena bunuh diri dan sebagian mempercayai karena pembunuhan, tapi itu baru desas-desus. Belum ada bukti yang pasti akan isapan jempol belaka itu.

Beberapa tahun kemudian seorang laki-laki bernama Choi Siwon membuka kembali sekolah itu. Beruntunglah dia karena sudah banyak orang yang melupakan kejadian 20 tahun silam, tapi bagaimana dengan sekolah itu? Apa dampak yang akan ditemukan oleh dua orang siswa yang terkenal cupu kuper enggak gahul, gak punya BlackBerry, miskin, madesu (?) karena berhasil menembus dimensi masa lalu? Akankah hal ini terungkap? (kalo enggak, jelas ngapain author bikin cerita gak jelas kayak gini?)

***

Seorang anak laki-laki memasuki gerbang sekolah dengan kepala tertunduk, pikirannya melayang jauh menari-menari kembali ke kejadian yang ia alami kemarin. Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena seorang anak laki-laki datang menghampirinya dengan tatapan garang.

“Halo, Wookie sayang! Apa kamu membawa apa yang aku pesan kemarin?” Tanya seorang laki-laki bernama Eunhyuk. Laki-laki yang dipanggil Wookie itu hanya mengangguk pasrah kemudian dia meraih tas di punggungnya dan membuka resleting tas itu agar bisa mengambil benda yang benar-benar tidak sudi dia bawa.

“Eh, ini sunbae-nim.” Ucap Wookie sambil menyerahkan sekantung plastik berwarna hitam kepada Eunhyuk. Laki-laki itu nyengir kuda. Dia mengelus puncak kepala Wookie dengan gemas, “Ih, makasih ya Wookie cuyung. Muah!” Wookie begidik ngeri, untung laki-laki itu sudah pergi berlalu menuju keruang kelasnya.

“Woy! Kenapa, Ki?” Wookie menoleh kesamping, mendapati teman sebangkunya, Yesung sudah berada disampingnya sambil merangkul bahunya. “Diganggu Eunhyuk sunbae-nim lagi.” Jawabnya setengah kesal. “Kok?” Yesung makin penasaran. Wookie mendekatkan bibirnya ke kuping Yesung dan membisikinya sesuatu.

“HAHAHAH! Gila aja itu sunbae maksa kamu bawa benda begituan, emang mau dia pake buat apa?” Wookie menaikkan bahunya sesaat, “Gak tahu yang penting udah aku bawain.” Jawab laki-laki itu santai lalu ngeloyor pergi meninggalkan Yesung.

“Ye! Tunggu!” Teriak Yesung sambil berlari.

***

Jam pelajaran pun dimulai. Ryeowook alias Wookie uda mantepin hati untuk enggak nginget-inget kejadian yang dia alamin kemarin, beneran deh, dia capek semaleman ngompol gara-gara pikiran itu nemplok terus di kepalanya.

“Wook.. Wook..” Yesung mengguncang bahu temannya itu dengan sedikit kasar. Na’as, Ryeowook tidak menampakkan tanda-tanda kehidupan (abaikan kalimat ini). Ryeowook pun menoleh lemas ke samping, “Apa?” tanyanya acuh tak acuh. “Syukur.” Yesung mengelus dadanya penuh rasa lega, tapi tanpa sengaja tatapan mata Ryeowook tidak sengaja melihat hal yang kemarin ia lihat. Tanpa disadarinya pula, air kencing mulai membasahi celana panjng hitam yang kini ia kenakan. Kakinya terasa lemas. Kenapa harus bertemu itu lagi sih?, Tanya Ryeowook dalam hati masih dengan keadaan ber-ekskresi. Cengo abis dia lihat sama yang begituan, emang sih ini bakat terpendam dari eyang kakungnya, Kakashi (ngaco-_-kehabisan cast).

“Wookie..” Yesung mengibaskan tangan didepan muka Ryeowook, tapi tetap saja anak itu hanya menampangkan ekspresi mulut-terbuka-mata-membulat-lubang-hidung-menganga-tanpa-tanda-kehidupan.

“Heh, Wook!” Yesung mulai kesal dengan tingkah temennya itu, baru aja tadi dia nyadari temennya dari alam baka, sekarang pikiran temannya nyasar lagi, entah kemana untuk kali ini. Tiba-tiba tangan Ryeowook terangkat dan menunjuk ke belakang tubuh Yesung. Yesung memutar kepalanya ke samping melihat apa yang sebenarnya tengah dilihat temannya itu karena tatapan mata Ryeowook terus berhenti disatu titik. Yesung yang enggak ngerti pun menolehkan kepalanya dan entah kekuatan gaib dari mana dan dapet kromosom dari mana pula, dia bisa lihat setan rambut panjang tergerai ke bawah menutup muka, berjalan ke arahnya dengan keadaan kepala miring (inget film Kuntilanak-_-oke). Sedetik kemudian Yesung pun memutar kepalanya menatap Ryeowook. “HUWAAAA!” Teriaknya takut dan tidak perlu waktu lama bagi kedua sejoli itu untuk pingsan di tempat.

***

Yesung terbangun dari mimpi buruknya, dia mencoba mengingat-ingat apa yang sudah terjadi padanya tadi, sama halnya dengan dia, Ryeowook pun melakukan hal yang sama. “Tadi kita kenapa?” Tanya Yesung dengan suara kering. “Gak tahu, aku gak inget apa-apa. Ngomong-ngomong kita dimana, sih?” Tanya Ryeowook balik. Yesung menggelengkan kepalanya, “Entah.” Mereka berdua terdiam, terjun kepikiran masing-masing.

‘Ceklek..’ Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka. Cahaya matahari yang terang benderang dengan cepat merambat masuk, membuat dua pasang mata menyipit akibat terlalu silaunya cahaya. Terlihat seorang perempuan tengah menyender didepan pintu dalam keadaan tangan masih menggenggam kenop. “Ayo, masuk!” Ucapnya, kemudian tampak seorang perempuan berambut panjang pun masuk dan duduk disebuah bangku kosong didepan meja yang berada disamping tempat tidur Yesung.

“Wook, itu orang mau ngapain?” Tanya Yesung takut-takut. Ryeowook langsung membalas dengan menempelkan jari telunjuknya ke mulut dan menyuruh Yesung untuk diam.

“Hyunmi, kau masih ingin bersekolah disini, kan?” Tanya perempuan yang sepertinya berprofesi sebagai guru itu sementara orang yang ditanyai hanya mengangguk. “Baiklah, aku hanya akan memberimu satu tugas agar kau bisa tetap bersekolah disini.”

“Apa, Bu?” Tanya Hyunmi antusias. Guru itu tersenyum lalu mengeluarkan sebilah pisau dan menaruhnya diatas meja. “Bunuh perempuan bernama Sooyoung, Sunny, dan Jessica. Kamu mengenal mereka, kan?” Hyunmi mengangguk dilontari pertanyaan seperti itu, sebenarnya dia tidak mau membunuh tapi bagaimana lagi? Keadaan seperti ini sudah terlalu mendesak. “Tapi, jika kau tidak mau, itu bukanlah sebuah masalah karena aku bisa jadi mengeluarkanmu tanpa sepengetahuan sekolah.” Ancam perempuan di hadapan Hyunmi.

“Bagaimana kalau ketahuan?” Tanya Hyunmi takut-takut. Guru itu menyeringai, “Bunuh orang yang mengetahui hal ini selain kita berdua.” Hyunmi menganguk mengerti lalu mengambil pisau diatas meja dan pergi keluar, melakukan tugas sebagai pembunuh.

Yesung dan Ryeowook terdiam. Tenggorokan mereka terasa tercekat. Bagaimana jika guru itu melihat mereka berdua? Tapi tunggu, guru itu bahkan seperti tidak menyadari kehadiran Yesung dan Ryeowook. Dengan berani Yesung turun dari tampat tidur dan berjalan mendekati guru itu. Tidak ada reaksi, hanya senyum seseorang yang sepertinya mengalami depresi.

“Permisi..” Yesung membuka suara. Guru itu tetap diam, tidak berkutik. Hanya terdengar suara ketukan  jari-jemari diatas meja kayu berpelitur. “Apa dia tidak melihat kita?” Tanya Ryeowook bingung. “Sepertinya begitu.” Balas Yesung. Tiba-tiba laki-laki itu teringat tentang perempuan tadi. Perempuan yang akan melakukan pembunuhan. Segera ia menarik Ryeowook untuk turun dan mengejar gadis bernama Hyunmi itu.

***

Hyunmi berjalan menyusuri koridor sekolah yang gelap dengan penerangan yang teramat sangat minim yang ada di sekolah yang sebenarnya didirikan untuk anak-anak golongan menengah keatas dan hal itu jauh berbeda dengan keadaan Hyunmi yang bersekolah karena beasiswa, tapi semenjak Presiden Choi Seong-Kyo meninggal, tidak ada lagi yang akan membiayai pem-beasiswa-annya disekolah ini. Dirinya terpaksa akan dikeluarkan karena tidak bisa membayar uang sekolah. Oleh karena itu, dia terpaksa melakukan hal ini.

“Dari mana saja?” Tanya perempuan yang langsung menghampiri Hyunmi tiba-tiba. Perempuan itu menggeleng dan tersenyum. “Apakah perempuan itu menyuruhmu mencari sekolahan lain?” Hyunmi menggeleng lagi. “Lalu?” Hyunmi menghela nafas sejenak, “Aku hanya diberitahu bahwa ada yang akan memberikan aku beasiswa lagi. Heheh.” Jawabnya berbohong. “Oh, syukurlah.” Balas perempuan disampingnya. “Sooyoung, apakah boleh aku menitipkan ini padamu?” Temannya itu hendak membalikkan badan, tapi jantungnya terasa sakit seperti, tertusuk?

“Ada apa denganmu?” Tanya Sooyoung tersenggal-senggal. Hyunmi menundukkan wajahnya membuat rambut pajangnya menjuntai kebawah. “Maaf.”

***

Yesung dan Ryeowook berlari dengan nafas terpacu. Keadaan di tempat ini benar-benar membuat mereka berdua bingung. Sebenarnya ada dimana mereka?

“Haah.. Haah.. Dimana perempuan itu?” Tanya Ryeowook sesaat setelah mereka berhenti berlari. Yesung membungkukkan badannya dengan posisi tangan memegang lutut, dia berusaha menormalkan kembali detak jantungnya yang kini tengah berdetak kencang. “Aku juga tidak tahu.. Haah..” Sahutnya. Ryeowook menatap kedepan. Sedetik kemudian dia mendapati bayangan yang kemarin menemuinya berbelok kearah kiri.

“Ada apa?” Tanya Yesung. Ryeowook menegapkan badannya dan langsung menarik tubuh Yesung untuk ikut berlari bersama dirinya. “Astaga! Kau ini kenapa sih?” Yesung menatap temannya yang terlihat begitu serius. Tiba-tiba pemandangan didepan mereka membuat Yesung menjerit ketakutan.

“ASTAGA! APA ITU?” Pekik Yesung ketakutan. Ryeowook menoleh kesamping, menatap temannya. “Dia sudah melakukannya!” Jawabnya. “Bagaimana ini?” Belum sempat Ryeowook menjawab, tiba-tiba terdengar derap langkah dari belakang mereka.

Yesung dan Ryeowook memutar kepala mereka menatap siapa yang datang. Terlihat Hyunmi tengah mengusap tangannya. Wajah perempuan itu penuh ketakutan, berwarna pucat.

“Apa guru tadi melihat kita?” Yesung menggeleng. “Aku rasa tidak.” Ryeowook mengangguk yakin. “Baiklah kalau begitu. Sepertinya kita harus membuntuti gadis ini hingga mengerti apa yang dia mau.”

***

“Astaga! Apakah perempuan itu mempunyai darah yag sangat banyak? Kenapa darahnya terus mengucur?” Hyunmi menatap kesal mayat didepannya. “Bagaimana kalau anak-anak tahu dan melaporkanku ke pihak berwajib? ANDWAEEE!” Perempuan itu berteriak lebay(?).

Hyunmi berlari menuju kamar mandi dan segera mencuci darah yang berlumuran ditangannya. Semoga bisa hilang, begitu pikirnya. Setelah beberapa menit didalam kamar mandi, dia berjalan keluar menuju ketempat dimana mayat Sooyoung berada. Diseretnya tubuh jakung gadis itu menuju halaman belakang. Terlihat sumur tua yang tertutup berada diantara pepohonan.

Dengan jantung berdegup kencang, Hyunmi membuka penutup sumur itu. Sesekali ia mengawasi ke belakang kalau-kalau ada yang melihatnya, tapi tampaknya dia sedang sangat beruntung, keadaan belakang sekolah kini sangatlah sepi. Dengan gerakan sedikit dipercepat, dia mengangkat tubuh Sooyoung dan menceburkannya kedalam sumur, lalu menutupnya dan menaburkan bebeapa bunga yang setidaknya bisa menghilangkan bau anyir mayat.

***

Ryeowook menutup mulutnya rapat-rapat sementara Yesung memalingkan wajahnya. Kedua orang itu benar-benar merasa mual dengan apa yang sudah mereka lihat. Bagaimana bisa perempuan itu tidak merasa takut dengan apa yang dia perbuat?

“Apa yang harus kita lakukan?” Ryeowook menatap pilu ke sumur dihadapan mereka. Yesung menggeleng. “Kita tidak berhak mengubah apapun bukan?” Yesung mengangguk. “Tunggu..” Tiba-tiba air muka laki-laki bermata sipit itu berubah serius. “Apa kau sadar kita ada dimana?” Ryeowook menatap sekitar, lalu menggeleng. “Tidak, memang kita sekarang sedang berada dimana?” Yesung memegang kedua pudak Ryeowook erat-erat, “Kita berada di sekolah.”

***

Hyunmi berlari mencari dimana keberadaan target keduanya, Sunny. Beruntung sekali, gadis itu kini tengah berada didalam kamar mandi, sendiri pula, gimana enggak bejo (beruntung) tuh? /plak. Cepat-cepat dia dekati tubuh korbannya dengan gerakan tidak mencurigakan, tapi tiba-tiba pintu kamar mandi itu membuka seperti didobrak. Sunny pun menoleh dan mendapati Hyunmi berdiri mematung dibelakangnya.

“Hai, apa kabar?” Sunny menayapa ramah. Hyunmi hanya tersenyum simpul lalu menancapkan pisaunya kepuncak kepala Sunny. “AAAAA!” Sunny menjerit kencang penuh rasa kesakitan, tapi na’as baginya karena hal itu juga tidak akan membantunya. Dalam waktu yang terhitung cepat, hembusan nafas Sunny sudah mencapai jatah terakhir. Hyunmi tersenyum dan mencuci tangannya.

“Apakah aku begitu jahat?” Tanyanya pada diri sendiri. Dia menatap wajah Sunny dan tersenyum samar namun sedih. “Terima kasih sudah menjadi korbanku.” Ucapnya. Kemudian dia membungkukan badannya meminta maaf.

***

Ryeowook menggebrak pintu yang menghalangi jalannya sementara Yesung memperhatikan keadaan. “AAAAA!” Teriakan seorang perempuan memekikkan telinga mereka berdua. Darah mengucur derah keluar dari kepala gadis manis itu. “Berarti tinggal satu korban lagi.” Ucap Yesung. Ryeowook menatap cemas kedalam mata teman sebangkunya itu.

“Apakah aku begitu jahat?” Terdengar mulut Hyunmi bertanya pada diri sendiri. Yesung merangkul tubuh laki-laki disampingnya. “Kadang iblis memang sering memihak dibandingkan malaikat.”

***

Hyunmi menyeret tubuh Sunny keluar dari dalam kamar mandi. Dia sudah memutar otak dimana dia akan menyimpan jasad tubuh gadis ini, di kamar terlarang.

Dibukanya pintu bertanda X itu dengan tenaga yang sedikit dilebihkan, ya, pintu tua itu telah berkarat saking lamanya tidak dibuka. “Oh, ya ampun! Pengap sekali.” Ucapnya ketika pintu berhasil tebuka. Dia menyeret masuk tubuh Sunny yang tak bernyawa dan memasukkannya kedalam lemari. Sebelumnya, dia menuangkan cairan pengawet dan beberapa kapur barus agar bau menyengat dari tubuh Sunny yang terurai tidak tercium.

“Terima kasih, Sunny-ssi! Maaf.”

***

Ryeowook mengusap keningnya yang berkeringat. Tidak pernah ia bayangkan dia seharian ini berlari-lari terus menerus seperti mengejar waktu. Yesung yang disampingnya pun juga ikutan mengusap keringat yang bertetesan.

“Bagaimana kita kembali?” Tanya Ryeowook pada akhirnya. “Aku juga tidak tahu. Menunggu?” Ryeowook mengangkat wajahnya mencoba menghirup udara sebanyak-banyaknya. Dia lelah seharian ini berlari mengejar kemana gadis itu membuang mayat-mayat hasil bunuhannya.

“Yesung!” Tiba-tiba tangan Ryeowook menggenggam lengan Yesung erat-erat. “Kau melihat gadis yang ada dibelakangmu tadi, kan?” Yesung mengingat-ingat. “Oh, iya! Aku baru ingat kita baru saja pingsan, tapi..” Belum selesai Yesung mengucapkan katanya, Ryeowook memotongnya, “Jangan pikirkan itu dulu, kau ingat kan yang penting?” Yesung mengangguk. “Bukankah Hyunmi sangat mirip dengan gadis itu?” Yesung mencoba memahami kalimat yang diutarakan temannya itu. Benar juga, rambut panjang gadis itu sama dengan yang ia lihat tadi dan posisi tangannya juga sama lalu..

“Jadi yang menemui kita itu Hyunmi? Apa dia mencoba mengatakan sesuatu kepada kita?” Ryeowook mengiyakan pertanyaan Yesung. Belum ada lima menit mereka beristirahat, mereka pun sudah melesat pergi mengejar Hyunmi, berharap bisa mengetahui jalan pulang dan apa maksud Hyunmi mengajak mereka berdua kewaktu ini.

***

Hyunmi menolehkan kepala kebelakang mendengar suara kayu patah. Dilihatnya Jessica berdiri dengan mulut tertutup dan mata terbelalak. “Hyunmi! Apa yang kau lakukan pada..” Hyunmi langsung menusuk perut datar Jessica dalam-dalam. Darah segar perlahan-lahan menyeruak keluar dari bekas tusukan.

Jessica mengernyitkan bibir merasa kesakitan. “Kau benar-benar jahat, Hyunmi! Sadarlah! Aku dan Sunny adalah temanmu! Kami temanmu!” Hyunmi terdiam. Pisau yang tadinya tergenggam erat ditangannya terjatuh ke lantai menimbulkan bunyi berisik diantara kesunyian.

Hyunmi menatap kosong. Pilu, itu yang kini tegah ia rasakan. Hatinya kebas mengingat apa yang dia telah lakukan. Kemudian, gadis itu jatuh terduduk. Air mata menggenangi matanya yang selama ini tertutup oleh rambut panjangnya.

“AAAAH!” Jessica mengerang hebat dan sungguh malang, nafas terakhirlah yang ia keluarkan barusan. Hyunmi melihat kini teman-temannya telah tiada. Teman-teman yang dulu selalu bersamanya kini hilang.

“Apa yang telah aku lakukan?” Ucapnya lirih. “Apa?”

***

Yesung dan Ryeowook berdiri disudut taman memandangi Hyunmi yang tengah menggali sebuah lubang yang cukup dalam untuk menguburkan Jessica. Dia menangis tersedu-sedu mendapati hasil kelakuannya yang begitu bejat.

“Maafkan aku.” Seketika itu juga, seseorang mengalungi leher Hyunmi dengan seutas tali dan menarik sebuah tali yang sudah terpasang di pohon kuat-kuat membuat tubuh Hyunmi tergantung diatas dengan keadaan tercekik dan lidah terjulur keluar.

“Apa lagi ini?” Tanya Ryeowook yang mulai lelah melihat pembunuhan berturut-turut. Yesung berjalan mendekat, mencoba mencuri dengar.

“Seharusnya kau itu berpikir bodoh, aku melakukan ini karena apa? Tentu saja bukan membantumu, melainkan ingin memanfaatkanmu. Ayolah, kau itu terlalu polos, Hyunmi. Kau mengenal Choi Siwon, kan? Sunbaemu yang kurang ajar sekali itu. Dia tidak mau memintakan ayahnya untuk membiayai pem-beasiswa-an adikku, padahal kau tahu? Aku juga golongan yang tidak mampu dan Sooyoung, selaku adik Siwon, harus merasakannya juga, dia juga tidak mau membantuku. Aku sangat berterima kaih karena kau sudah membunuhnya dan untuk Jessica, Sunny, ah, mereka berdua memang pantas mati. Mengerti keadaan keluargaku, bukannya meringankan hutang keluargaku, tapi malah mendesak untuk melunasinya dengan ditambah bunga yang begitu besar. Sungguh Hyunmi, aku sangat berterima kasih karena tanganmu yang ternodai, bukan tanganku. Semoga Tuhan memaafkan dosa-dosamu!” Ucap guru yang tadi Yesung lihat diruangan dimana ia terbangun dari mimpi buruk.

Yesung berlari menghampiri Ryeowook. Dilihat temannya itu menatap kosong seperti orang kesurupan.

“Ryeowook..” Ryeowook menoleh, matanya memutih, bukan mata manusia. “Tolong kuburkan teman-temanku dengan layak, kalian sudah melihat tempat dimana aku menaruh mereka, kan?” Yesung mengangguk. “Katakan juga permintaan maafku pada Choi Siwon, aku sangat berhutang budi pada keluarganya dan tolong, kuburkan aku dengan layak juga, aku disimpan didalam pohon ini.” Jelas Hyunmi. Yesung mengangguk lagi, lalu bertanya, “Bagaimana kami kembali?” Tubuh Ryeowook tersenyum, “Aku akan mengembalikanmu dan pria ini seperti semula. Terima kasih.”

***

Ryeowook menepuk-nepuk pipi Yesung. Perlahan-lahan mata sipit laki-laki itu mengerjap-ngerjap menyesuaikan dengan cahaya terang yang menerangi tubuhnya. Ia merasa seperti de javu, merasakan hal yang sama untuk kedua kalinya.

“Aye, udah bangun!” Ucap Ryeowook senang. Yesung memutar kepala kesamping melihat siapa yang berada disampingnya. “Eh, bagaimana kita pulang?” Tanya Yesung bingung. Seingatnya tadi dia tengah berdiri didepan sebuah pohon besar dan semuanya gelap. Ryeowook tersenyum penuh arti, “Hyunmi bilang dia hanya mempercepat waktu, jadi kita bisa berada disini, tepat dimana waktu kita seharusnya.” Jawabnya. Yesung mengangguk dan berdiri dari tidurnya. Dia meraih pergelangan tangan Ryeowook dan mengajaknya pergi keluar, menemui Choi Siwon, kepala sekolah mereka. Disana, mereka menjelaskan semua kejadian yang telah terjadi. Mereka memberitahu dimana tempat keempat mayat perempuan yang dikuburkan itu. Mereka juga memintakan maaf atas kesalahan yang diperbuat Hyunmi dan mengatakan siapa yang telah menyuruhnya untuk membunuh.

Selama satu minggu penuh, sekolah Shin-Yong disorot oleh banyak media massa. Yesung dan Ryeowook menjadi topik utama diseluruh koran harian di Korea Selatan. Kedua pemuda itu berhasil mengungkapkan hal yang selama ini menjadi desas desus para warga disekitar sekolah itu. Memang benar tentang kisah pembunuhan itu, tetapi tidak dengan bunuh diri.

“Terima kasih, akhirnya aku bisa menemukan mayat adikku.” Ucap Choi Siwon ditengah-tengah pemakaman adiknya. Yesung dan Ryeowook hanya tersenyum tipis sambil mengangguk. “Kami turut berduka cita, Pak.” Sahut Yesung. Pada akhirnya, semua hal kembali normal. Ryeowook dan seluruh murid di sekolah Shin-Yong tidak lagi diganggu oleh arwah Hyunmi yang merasa bersalah telah membunuh teman-temannya.

“Setidaknya aku bisia tidur nyenyak malam ini.” Ryeowook mengangkat tangannya tinggi-tinggi lalu menguap lebar. “Ya, setidaknya, tidak ada lagi hantu yang mengganggu kita.” Balas Yesung.

***

Eunhyuk keluar dari dalam kamar mandi dalam keadaan yang sangat freak. Dia baru saja mengganti seragamnya menjadi pakaian bencong mangkal di permepatan, pakaian yang dibawa Ryeowook tadi pagi.

“Woy! Udah keren aja. Yakin mau nembak dia?” Tanya Donghae ragu-ragu saat melihat Eunhyuk keluar dari dalam toileT pria. Eunhyuk mengangkat jempolnya tinggi-tinggi, “Pasti dong. Masa Eunhyuk ganteng udah dandan sedemikian rupa tidak melancarkan aksi?” Tanyanya sok berbobot. Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju ke kelas 2-1.

Sesampainya di lantai dua, Eunhyuk langsung menuju ke kelas yang ada di ujug ruangan. Saat Eunhyuk masuk, hampir semua air muka murid-murid di kelas itu berubah drastis. Entah takut, shock, ataupun jijik, apalagi orang yang dicari Eunhyuk, tampang muka gadis itu sangat-sangat menggambarkan keadaan, ‘mana mungkin dia nekat melakukan itu?’

“Hyunrin! Aku sudah melakukan apa yang kamu mau, sekarang jawab pertanyaanku,” Eunhyuk berteriak lantang di muka kelas. “Apa kamu mau menjadi perempuanku?” sambungnya. Hyunrin merasakan wajahnya sontak memanas mendengar hal itu. Untung saja ini adalah jam istirahat, jadi tidak ada guru yang mengetahui kejadian ini.

Hyunrin langsung beranjak dari tempat duduknya, menyeret Eunhyuk pergi keluar menuju taman yang berada di samping sekolah.

“Astaga! Kenapa sunbae-nim tetap melakukannya? Seharusnya sunbae-nim tidak usah melakukannya!” Hyunrin menarik nafas sambil menutupi muka dengan kedua telapak tangannya.

“Tapi aku sudah bilang kalau aku menyukaimu dan aku akan melakukan apapun agar bisa diterima olehmu.”

“Memang harus?” Hyunrin menatap tajam kedua mata Eunhyuk. Tiba-tiba laki-laki itu menarik tangan Hyunrin dan mendekatkan tubuhya ke tubuh Hyunrin. Diciumnya pipi gadis itu sekilas. “Harus.”

“IHI~!” Terdengar paduan suara dari balik pohon. Mereka berdua menoleh kesamping dan mendapati Donghae, Hankyung, Heechul, dan juga Eeteuk yang satu kelas dengan Eunhyuk tengah memata-matai mereka berdua. Seketika itu juga wajah Hyunrin berubah merah padam. Mengetahui keadaan, Eunhyuk langsung mengusir ‘bajingan-bajingan’ kecil itu untuk pergi dan meminta agar mereka tidak mengganggu hal yang menurut Eunhyuk sangatlah penting ini. (eciee..)

“Bagaimana?” Eunhyuk bertanya penuh harap. Hyunrin menatap tajam Eunhyuk, “Karena dengan kurangajar anda sudah mencium saya yang sama saja saya sudah tidak perawan, dengan tiga perempat hati saya terima.” Jawab Hyunrin yang langsung mendapat teriakan riuh dari bibir Eunhyuk. Dia memeluk perempuan didepannya erat-erat dan memutarnya.

“YEE! FINALLY!” Teriaknya senang sesenang mungkin.

***

END

MAAF KALO JELEK (>/\<) TIDAK BERMAKSUD! THANK FOR READING. MARI BUDAYAKAN MENGHORMATI DENGAN MEMBERI KOMENTAR, MESKIPUN HANYA ‘HAHA’ /PLAK

NGOMONG-NGOMONG MAAF KALO CAPSJEBOL.__.V SEKALI LAGI, TIDAK BERMAKSUD!

Untuk yang mau tahu siapa saya bisa buka acc twitter @GDictator :D

Gomawo~

20 thoughts on “Ghost At School

  1. pertamax…

    “Terima kasih sudah menjadi korbanku.”

    sy sangat suka kata2 itu.
    hehehehe..

    btw sy reader baru, salam kenal ya ^_^

  2. kacian kka ipar ku pupis d cenana… jng lpa gnti tu cenana. and jng lpa cebok dlu! sabar y oppa d dtuin ama author… hehehe :) tp gpp denk bagus

  3. HAHAHAHAAPPPSS—upss maaf kok saya malah kebanyakan ketawa di fanfic ini…
    AAHHH CHINGU, BIKIN FIC KAYAK GINI LAGI DOOONG #CAPSJEBOL
    asli bikin ngakak pas wookie ngompol, dan adegan hyuk itu lohhh idih amit amiiittt xDDD
    two thumbs up chingu~~ :* :*

  4. Uwoo….
    Ternyata misteri skolah nya wookie kyak gtu toh thor?
    Eh…tp….knp endingnya mlah si eunhyuk nembak cew?#plakk *d gampar author*

  5. wkwkwkwk
    knapa yesung ma wookie dibilang cupu?! Kekekeke~
    sadis’a mantap nie……
    pke ada bagian ditusuk lg pala’a. Ckckckck
    tpi, bgus kok

  6. Ejiyee, hyunrin jadian ama eunhyuk. #enpi after all, ffnya bagus. Tapi kebanyakan author note. *dibunuh ama author plus readernya*

  7. gilaaa,,,Qbca niee ff bkin kget dah!!! kasian skli sii snsd ckckkc yg jdi korban.a XD but i like it ^^ buat lagi yg kyk gni dgn hal2 yg berbeda (ea eialah)

  8. spechlees -__-‘ suamiku! dibikin ngompol.. aiggoo =,=

    kaget banget waktu scene tusuk kepala O.o #Shock(!)
    DAEBAK thor! :D tapi, rada bingung ama endingnyaa..knp gak di’ilangin ajj..#plak! *emang gw sapa nyuruh2 -.- hhahahahaXD mianhaeyo author :D

  9. Anneyong.. aku reader baru di sini..
    Aiiish.. Itu.. itu endingnya.. Ckckck..
    Kalo aku jadi Eunhyuk mau kayak gt ga ya?
    Mikir2 dulu deh..

    Keren ceritanya! :)
    Tapi kalo bole usul niih.. Dialognya jangan disatuin gitu, dibikin paragraf aja.. biar enak dibaca..
    hehehe,, mian kalo nggak berkenan di hati.. :)

Comment please? ( ื▿ ืʃƪ)