[KyuRa] The Oracle [part 1]

Author   : syipoh and elftodie21

Cast       : Cho Kyuhyun, Lee Hyora, Lee Donghae, Eun Hyuk, Cho Ahra, Park Boram

Rate       : PG16

Genre     : comedy, romance, married life, family, friendship.

Oke.. Sebenarnya ini adalah ff dadakan yang dibikin author syipoh. Tapi, tenang saja dengan sentuhan juga dari author elftodie21 ff kyura ini mudah-mudahan bisa memuaskan dahaga anda para readers #halah bahasa lo# yang mendambakan bumbu berantemnya kyura couple kkkk..

Yasud kalo gitu selamat berimajinajis, halah berimajinasi maksud saia kkumers sekalain… hehehehe peace out!!

*****

Hyora’s P.O.V

Ah… Senangnya.. Sekarang sedang  libur musim semi. Jadi, aku dan Jangmyeon banyak menghabiskan waktu di rumah. Setelah kejadian di Pulau Jeju, Kyuhyun jadi tambah mesum padaku. Dia itu.. Suka sekali membuatku lupa untuk bernafas.  >////<

Kya.. Mengingatnya saja selalu membuatku malu. Aish, jinjja. Daripada memikirkan hal mesum lebih baik aku bermain game saja. Aku mengambil psp ku dan duduk di sofa ruang tengah. Untung saja abeonim baik hati, memberikan apartemen yang lengkap dengan pemanas dan pendingin ruangan. Jadi, aku tidak akan mati kepanasan. Kalau kalian ingin bertanya kemana perginya Kyuhyun, dia ada kok. Tenang saja. Dia sedang tidur pulas di kamar dan tentu saja membuat pulau baru. =_=”

Aku harus sering-sering mengganti sarung bantal karena hobinya itu. Huuh.. Daripada memikirkannya lebih baik aku memikirkan psp di hadapanku ini.

“Myeonjang~” Aku mendengar Kyuhyun memanggilku dari dalam kamar. Ah, paling-paling dia minta morning kiss. Aku hiraukan panggilannya dan terus memainkan psp ku. Sedang asyik-asyiknya, aku tidak mau diganggu.

“Myeonjang~”panggilnya lagi. Masih kuabaikan.

“Myeonjang~ Myeonjang~” Aku sudah mulai kesal.

“Myeonjang~ Myeonjang~ Myeonjang~” Kali ini aku sudah benar-benar kesal.

Aku mem pause game di psp ku dan langsung mendelik ke arahnya. Dan yang kulihat adalah dirinya sedang berjalan ke arahku dengan tangan kanan memegang bantal dan tangan kirinya yang memegang psp kesayangannya. Dia berjalan sambil mengucek-ucek kedua matanya dan aigoo.. Dia imut sekali!! Aku jadi melupakan hasratku untuk marah padanya. Dia memakai kaos lengan pendek berleher rendah dan itu membuatnya terlihat umm.. seksi? Aish.. Kenapa pikiranku jadi melantur kemana-mana?

“Wae?” tanyaku masih berusaha mengatur nafasku yang masih berantakan. Namja ini. Kapan sih dia bisa membuatku tidak lupa untuk bernafas?

“Kenapa kau tidak ada di kamar?” tanyanya. Dia mendekat ke arahku dan melepaskan bantal yang diseretnya itu begitu saja. Matanya masih setengah terbuka.

“Aku bosan. Lagipula kau kubangunkan juga tidak bangun-bangun. Jadi, aku main psp saja.”ujarku lalu mulai memainkan psp ku lagi.

“Ah, aku masih ngantuk Myeonjang~ah..” ucapnya. Lalu, tanpa memahami perasaanku dan kekuatan jantungku dia dengan seenaknya tidur di pangkuanku. Kuulang! Di pangkuanku. Aduh jantungku.. Aku yakin wajahku sudah sangat merah sekarang. Kenapa aku masih belum terbiasa dengan perlakuannya? >///<

“Ya! Apa yang kau lakukan?” ucapku setengah berteriak.

“Tiduran. Ah, aku juga mau memainkan psp ku.” ucapnya santai lalu mulai memainkan psp nya.

Ya sudahlah, karena dia tidak menggangguku jadi aku putuskan untuk memainkan psp ku kembali. Masalahnya, aku tidak bisa berkonsentrasi karena wajahnya yang tepat di bawah psp ku sehingga mau tidak mau aku harus melihat wajahnya. Konsentrasiku benar-benar pecah karena namja ini. Aku pun hanya memandanginya dengan tetap berpura-pura memainkan psp ku meskipun aku tidak bermain psp sama sekali.

“Kenapa kau memandangiku terus?” tanyanya tiba-tiba sambil tersenyum jahil. Aku gelagapan. Sial! Ini sudah yang kesekian kalinya aku memandang wajahnya. Di tambah lagi kali ini tanpa berkedip.

“A-ani.. Siapa juga yang memandangimu? Aku memandangi psp ku. Argh… Aku kalah! Ini gara-gara kau, Jangmyeon babo!” ucapku berusaha tenang. Meskipun di awal kalimat aku sempat tergagap. Aku menaruh psp ku di meja depan sofa, berlagak kesal ceritanya. Dia bangkit dari tidurnnya dan kini duduk di sampingku.

“Mwo? Gara-gara aku? Ah, tentu saja. Kau kan tidak memainkan psp mu dengan benar karena memandangi wajahku terus, kan?” godanya. Aish. Sejak kapan ia jadi bisa membaca apa yang aku lakukan? Aish, wajahku memerah lagi sepertinya. Aku harus segera pergi dari sini.

“Kau… Menyebalkan!” teriakku.

Aku pun bangkit dari sofa. Lebih baik aku ke dapur saja membuat makanan. Baru aku akan melangkah, Kyuhyun sudah menarik tanganku dan membuatku duduk di hadapannya. Deg! Tuhan! Dapatkah aku mempunyai jantung cadangan? Aku takut hidupku tidak akan berlangsung lama kalau namja di hadapanku ini selalu saja melakukan hal-hal yang membahayakan keselamatan jantungku.

“Neo..” ucapnya terlihat serius. Dia meletakkan psp nya dan menatapku tajam. Glek. Aku menelan ludah pelan.

End of Hyora’s P.O.V

 

Kyuhyun’s P.O.V

Hoam.. Aku bangun dari tidurku. Tiba-tiba aku teringat akan kejadian di Pulau Jeju seminggu yang lalu. Aku tersenyum sendiri mengingatnya. Ah, akhirnya setelah menunggu sekian lama, Hyora jadi milikku juga. Kekeke. Aku meraba-raba tempat disampingku. Kosong. Lalu aku melihat ke samping tempat tidurku dan dia tdak ada. Kemana dia?

Aku bangkit dari ranjang. Berjalan ke luar kamar sambil menenteng psp kesayanganku dan bantal korban ketiga hasil kerjaku. Kerja membuat pulau maksudnya. Keke. Aku berjalan ke ruang tengah dan aku menemukannya. Dia sedang asyik bermain dengan psp nya. Huuh..

“Myeonjang~” Aku memanggilnya. Dia tidak menjawabku. Mungkin ia tidak dengar. Aku berjalan lagi mendekat ke arahnya.

“Myeonjang~”panggilku lagi. Masih diabaikan.

“Myeonjang~ Myeonjang~” Aku terus memanggilnya.

“Myeonjang~ Myeonjang~ Myeonjang~” Kali ini aku memanggilnya berulang-ulang karena dia acuh kepadaku dan lebih mementingkan pspnya itu. Masa dia lebih mementingkan psp nya daripada suaminya yang tampan ini?

Hyora mempause game di psp nya dan langsung mendelik ke arahku. Sepertinya sebentar lagi dia akan berteriak kepadaku. Aish, aku sudah bersiap untuk menyumpal kupingku dengan bantal dan psp yang kubawa.

Aku berjalan ke arahnya, takut-takut kupingku akan rusak karena teriakannya. Mataku yang sepertinya belum terbuka sempurna membuatku menguceknya pelan agar pandanganku terlihat jelas.

Tapi, aneh. Hyora tidak berteriak padaku. Aha! Apakah dia terpesona denganku? Aku lihat baju yang kupakai. Ahaha. Memang sih. Aku memakai kaos dengan leher rendah jadi pasti terlihat lebih seksi. Hoho. Tapi, dia pun terlihat begitu.. em.. menggoda. Lihat saja. Dia hanya memakai tanktop berwarna putih dan celana pendek. Dia tidak pernah memakai pakaian seperti ini sebelumnya di hadapanku.

“Wae?” tanyanya.

“Kenapa kau tidak ada di kamar?” tanyaku. Aku mendekat ke arahnya dan melepaskan bantal yang kuseret begitu saja.

“Aku bosan. Lagipula kau kubangunkan juga tidak bangun-bangun. Jadi, aku main psp saja.” ujarnya lalu mulai memainkan psp nya lagi.

“Ah, aku masih ngantuk Myeonjang~ah..” ucapku. Lalu, aku pun merebahkan badanku di sofa dan kutaruh kepalaku di pangkuannya. Nyaman sekali.

“Ya! Apa yang kau lakukan?” ucapnya setengah berteriak.

“Tiduran. Ah, aku juga mau memainkan psp ku.” ucapku santai lalu mulai memainkan psp ku.

Dapat kulihat dari ekor mataku kalau dia terus memandangiku. Aku tahu dia tidak memainkan psp nya karena raut wajahnya tidak berubah serius. Aku yang terus dipandangi pun tidak bisa diam begitu saja melihatnya memandangiku terus.

“Kenapa kau memandangiku terus?” tanyaku sambil tersenyum jahil. Ahaha. Lihat, wajahnya bahkan sudah berubah warna.

“A-ani.. Siapa juga yang memandangimu? Aku memandangi psp ku. Argh… Aku kalah! Ini gara-gara kau, Jangmyeon babo!” ucapnya sedikit tergagap. Dia menaruh psp nya di meja depan sofa, sepertinya dia kesal denganku. Aku bangkit dari pangkuannya dan duduk di sampingnya.

“Mwo? Gara-gara aku? Ah, tentu saja. Kau kan tidak memainkan psp mu dengan benar karena memandangi wajahku terus, kan?”godaku. Kali ini semburat di wajahnya bertambah merah. Ahaha. Imut sekali dia.

“Kau… Menyebalkan!” teriaknya. Gawat! Dia marah sepertinya.

Dia bangkit dari posisi duduknya tadi. Aku segera menghentikan langkahnya dengan menarik tangannya dan mendudukkannya di hadapanku.

“Neo..” ucapku serius. Aku meletakkan psp ku di atas meja dan menatapnya tajam.

“Kenapa begitu saja kau marah?” lanjutku. Sekarang aku berkata dengan nada super serius. Dia terlihat takut. Haha. Lucu sekali melihat ekspresinya yang berubah-ubah.

“Itu kan karena kau suka menggangguku.” jawabnya.

Ia menundukkan kepalanya. Apa ia takut denganku? Keke. Oke, sepertinya aku agak keterlaluan. Aku mengangkat dagunya dan mendekatkan tubuhku dengan tubuhnya. Benar. Dia terlihat takut.

Aku menatap wajahnya. Aish.. Kenapa saat ia ketakutan wajahnya malah terlihat menggemaskan. Ku lihat bibirnya yang mungil. Rasanya, ingin sekali aku melumat bibirnya itu.

“Kyu..” panggilnya. Sepertinya keinginanku untuk melumat bibirnya sudah semakin besar. Aku memperkecil jarakku dengannya dan sekarang tangan kananku telah melingkar di pinggangnya. Sementara tangan kiriku membelai wajahnya lembut.

“Hemm?” balasku.

“Aku… Aku… mau emph emph emph..” Aku sudah tak bisa bersabar lagi. Segera kulumat habis bibir merah mudanya itu. Terasa manis. Ah, kali ini dia pakai lipgloss rasa jeruk. Aku lebih suka yang rasa stroberi. Aish.. Apa peduliku. Dia sedikit memberontak dengan ciumanku yang agak kasar itu. Tangannya meronta. Tapi, segera kutangkap dan kupegang erat.

Perlahan kulumat bibirnya pelan. Dia pun sudah tidak meronta lagi sehingga kulepaskan genggamanku di tangannya. Kupindahkan tanganku ke pinggangnya dan kutarik Hyora agar lebih dekat padaku. Tangannya bahkan sudah melingkar di leherku.

“Enghmp..” desahnya pelan. Kujilat bibir bawahnya, memintanya untuk membuka mulutnya. Aku menelusupkan lidahku ke dalam mulutnya. Cuaca yang sudah cukup panas membuat keadaan apartemen kami tambah panas karena ciuman kami. Terdengar suara decakan mulut kami yang menggema di ruang tengah ini. Aku rasa ciumanku tidak akan berhenti sampai di sini.

Ku tarik tanktop putih yang dipakai Hyora ke atas perlahan sampai sebatas dada. Lalu ku lepas ciumanku dan kutarik lepas tanktop nya. Dapat kulihat bra merah yang membungkus dadanya. Benar-benar membuatku tak tahan. Kaos ku pun turut ku lepaskan. Suasana di apartemen kami benar-benar panas.

“Kyu..” ucapnya terengah.

“Hyora~ya, aku menginginkanmu. Jigeumeun…” ucapku dan segera saja kusambar lagi bibir nya yang sudah merah sekali karena ciumanku. Ku kecup pelan. Lalu, kupindahkan bibirku ke leher putihnya yang menggoda. Ku kecup, hisap, dan ku gigit pelan. Membuatnya semakin mendesah.

“Emph.. Kyu..” desahnya. Kuselusupkan tanganku ke punggungnya. Ah, lepas juga. Ku lempar bra nya ke lantai.  Kuhisap lehernya, meninggalkan bekas merah. Lebih dalam.. dalam.. dan..

BRAK!

“Annyeong~!” tiba-tiba pintu apartemen kami menjeblak terbuka. Aku dan Hyora yang sedang menikmati ‘aktivitas pagi’ kami terkaget. Hyora segera mengambil bra dan tanktop nya lalu memakainya.

“Kyuhyun~ah!!!”

“Hyora~ya!!”

“Yuhu~ Tak adakah orang di rumah?”

Teriakan ini. Aku sangat kenal teriakan ini. Aku bangkit seraya mengambil kaosku dan segera memakainya. Sementara Hyora mengikutiku dari belakang. Sudah lengkap dengan tanktop putihnya.

“Ah, Kyuhyun~ah.. Hyora~ya.. Kupikir kalian sedang pergi. Rupanya kalian di rumah, toh?” ucap Eunhyuk Hyung. Kulihat di sampingnya ada Donghae Hyung, Ahra Nuna, dan Boram. Lengkap sudah penderitaanku.

“Sedang.apa.kalian.di.sini?” ucapku penuh penekanan. Mereka ini benar-benar mengganggu sekali. Kalau hanya satu atau dua kali aku masih bisa memaklumi. Tapi, ini bahkan sudah lebih dari lima kali.

“Aigoo.. Kyuhyun~ah.. Kenapa kau berbicara seperti itu? Hyung dan nunamu itu datang berkunjung. Kalian malah bersikap acuh kepada kami, huh?” ucap Donghae Hyung.

“Aish, hyung. Aku sih senang-senang saja kalau kalian datang. Tapi, kalian datang di waktu yang tidak tepat. Kami tadi hampir aww.. Ya! Cho Hyora! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menginjak kakiku?” ucapanku terhenti karena Hyora menginjak kakiku. Apa maksudnya sih? Aku meliriknya tajam. Tapi, malah dibalas lirikan yang tak kalah tajamnya. Cish. Sejak kapan dia jadi berani melihat lirikan tajamku?

“Ahaha.. Aku tahu apa yang sedang ingin kalian lakukan! Kami mengganggu di saat yang tidak tepat lagi, ya? Hahaha.” ucap Eunhyuk Hyung dengan tampang mesumnya itu. Dia dan Donghae hyung saling menaikkan alis, mneggodaku. Sementara, Ahra nuna dan Boram hanya memandangiku penuh pertanyaan.

“Mianhae, Kyuhyun~ah.. Kami tidak bermaksud untuk mengganggu acara kalian.” ucap Donghae hyung.   Ahra nuna tiba-tiba terkikik. Sepertinya dia sudah mengerti apa yang dimaksudkan Eunhyuk dan Donghae Hyung. Pasti. Pasti sebentar lagi aku akan diledek habis-habisan.

“Oh, jadi kalian sedang akan membuatkan keponakan yang lucu untukku? Ya kan, Hyora?” tanya Ahra nuna penuh selidik.

“Eonni!” teriak Hyora diikuti oleh tundukan kepalanya. Nuna dan hyung pun hanya tertawa cekikian melihat wajah Hyora yang memerah. Sementara itu, Boram malah menyikut lengan Hyora pelan. Aish, kenapa nuna dan hyung ku ini suka sekali mengganggunya sih? Sekarang Boram pun ikut-ikutan dengan geng mereka, huh? Dasar gila!

“Sudahlah, nuna. Jangan ganggu Hyora. Apa yang nuna inginkan? Nuna pasti ke sini bukan tanpa tujuan kan?” tanyaku curiga. Nunaku ini kalau ke apartemenku pasti ada saja keinginan anehnya.

“Ayo kita menonton festival bunga cherry!” teriaknya riang. Sudah kuduga. Dia pasti menginginkan sesuatu. Tunggu dulu. Kalau dia ingin lihat festival bunga cherry itu berarti.. Itu berarti.. Aku tidak bisa melanjutkan kegiatanku tadi dengan Hyora.

“SHIREO!” teriakku keras. Enak saja. Sudah mengganggu aktivitasku, sekarang nuna malah ingin mengajak Hyora pergi dengan mereka semua. Aku kan sekarang sedang sibuk-sibuknya karena mengurus skripsiku sehingga aku sering pulang telat dan jarang bertemu Hyora. Tapi, di saat aku ada waktu untuk berduaan dengannya nuna dan hyung ku ini malah menggangguku. Sungguh sial!!

“Ya! Cho Kyuhyun! Ayolah.. Kita pergi bersama. Sudah lama, kan kita tidak pergi bersama?” ucap Ahra nuna dengan nada memaksa. Nuna melotot kepadaku. Tapi, aku tentu tidak mau kalah. Kubalas pelototannya itu. Huh? Memangnya aku takut?

“Hyora~ya… Aku dengar disana ada stand peramal yang bisa meramalkan masa depan kalian dengan tepat. Aku sudah pernah coba dan itu dia memang tepat.” kata Boram.

“Ah betul.. Aku juga sudah pernah kesana. Dia kan terkenal sekali. Bahkan saat aku masuk dia sudah tahu namaku.” kata Ahra Nuna.

“Jinjja? Wahh.. Kalau begitu, ayo kita pergi kesana!!” ucap Hyora bersemangat. Ramalan, eh? Kenapa wanita suka sekali dengan ramalan, sih?

“Shireo!! Ya! Kalian berdua jangan meracuni Hyora. Aku tidak percaya ramalan bodoh seperti itu…” bantahku.

“Ya??!! Kau memanggilku ya! Dasar dongsaeng kurang ajar!!” Nuna memukul kepalaku. Donghae dan Eunhyuk Hyung cekikikan. Sepertinya mereka bahagia sekali saat Ahra Nuna memukulku.

“Appeuda Nuna…” Aku mengelus kepalaku.

“Rasakan!” Nuna menepuk tangannya.

“Tidak percaya? Buktikan saja. Pasti saat kau masuk dia langsung memanggil namamu.” kata Boram meyakinkan.

“Ayolah, Kyu~. Sekali-kali kita pergi bersama mereka. Yah?” ucap Hyora lembut. Dia menunjukkan ‘puppy eyes-nya’ kepadaku. Aish.. Kalau begini bagaimana aku bisa menolak?

“Ne.. ne…” ucapku malas.

“Yooo!! Kaja kaja!!!” ajak Hyuk Hyung.

End Of Kyuhyun’s P.O.V

 

Ahra’s P.O.V

“Ya! Cho Kyuhyun! Ayolah.. Kita pergi bersama. Sudah lama, kan kita tidak pergi bersama?” ucapku dengan nada memaksa. Aku menatapnya tajam. Tapi yang dia lakukan malah balas menatapku tajam. Cish.. Bocah ini. Sungguh ingin kupukul kepalanya.

“Hyora~ya… Aku dengar disana ada stand peramal yang bisa meramalkan masa depan kalian dengan tepat. Aku sudah pernah coba dan itu dia memang tepat.” kata Boram dengan gaya yang meyakinkan. Kau cerdas sekali, Boram~ah… Tak salah kau kami masukan ke dalam genk kami. Muahahahahaha….

“Ah betul… Aku juga sudah pernah kesana. Dia kan terkenal sekali. Bahkan saat aku masuk dia sudah tahu namaku.” Aku ikut mengerecoki mereka.

“Jinjja? Wahh.. Kalau begitu ayo kita pergi kesana!!” Hyora sudah bersemangat.

“Shireo!! Ya! Kalian berdua jangan meracuni Hyora. Aku tidak percaya ramalan bodoh seperti itu…” Aish!! Bocah ini keras kepala sekali. Dan apa itu?? Dia tidak sopan sekali.

“Ya??!! Kau memanggilku ya! Dasar dongsaeng kurang ajar!!” Aku memukul kepalanya. Donghae dan Eunhyuk cekikikan. Sepertinya mereka bahagia sekali saat aku memukul kepala Kyuhyun.

“Appeuda Nuna…“ Kyuhyun mengelus kepalanya.

“Rasakan!” Aku menepuk tanganku.

“Tidak percaya? Buktikan saja… Pasti saat kau masuk dia langsung memanggil namamu.” kata Boram meyakinkan. Bagus, Boram. Kau memang daebak!

“Ayolah, Kyu~. Sekali-kali kita pergi bersama mereka. Yah?” ucap Hyora lembut. Bagus, Hyora. Aku yakin Kyuhyun tidak akan menolak kalau kau yang memintanya.

“Ne.. ne…” ucapnya malas.

“Yooo!! Kaja kaja!!!” ajak Eunhyuk.

Yes! Rencanaku berhasil! Aku tersenyum penuh arti ke arah pasangan ikan dan monyet di depanku ini. Boram pun ikut menyunggingkan senyumnya. Hoho.. Kalian pasti ingin tahu rencana apa lagi bukan? Baiklah, karena kalian adalah readers yang baik maka akan kuberitahu. Tapi, jangan beritahu Kyuhyun. Aku yakin dia akan mengamuk kalau tahu rencanaku ini. Ini semua berawal dari pertemuan rutinku bersama si Ikan Kembung dan Monyet Gunung.

Flashback

Ah, bosannya.. Aku menguap untuk yang kesekian kali di meja kerjaku. Tumben sekali pekerjaanku tidak menumpuk. Apa yang harus kulakukan ya? Aku mengambil handphoneku dari atas meja dan memutarnya pelan. Ah, sms Eunhyuk dan Donghae saja. Ajak mereka bertemu. Sudah lama aku tidak bertemu dengan mereka. Lagipula ini kan jam makan siang. Pasti mereka sedang bersiap makan siang. Kuketik pesan untuk mereka.

To: Donghae, Eunhyuk

Hai, kalian sedang luang tidak? Mau makan siang bareng?

Message Sent~ Nah, tinggal tunggu balasan saja dari mereka berdua.

TING! Handphoneku berbunyi. Tanda sms masuk. Langsung ada dua sms masuk dari mereka berdua.

From : Donghae

Boleh. Aku juga mau keluar makan siang. Di tempat biasa saja.

From : Eunhyuk

Hmm.. Boleh juga. Tapi, kau yang traktir, ya Ahra? Keke.

Cish.. Dasar kau pelit sekali, Hyuk~ah.. Akhirnya, kuputuskan untuk mengambil kunci mobilku dan berjalan cepat keluar kantor. Aku menyetir mobilku ke arah kafe langganan kami. Tempat biasa kami bertemu.

—-

Sesampainya di sana, kulihat mereka berdua sudah duduk di meja biasa. Dan seperti biasanya, mereka tetap dipandangi yeoja-yeoja. Yah, kuakui mereka ini memang tampan. Tapi, kalau yeoja-yeoja itu tahu tingkah yadong mereka, aku yakin mereka pasti akan menjauh dengan segera. =,= kalau aku sih tidak akan mempan habis aku kan sudah tahu busuk – busuknya mereka, muahahhahha…

“Donghae! Eunhyuk!” kupanggil nama mereka cukup keras. Yeoja yang sedari tadi memandangi mereka pun memandang ke arahku tajam. Cish.. Tenang saja. Aku tidak akan merebut mereka dari kalian.

“Ahra!” ucap mereka berdua serempak, mereka melambai. Aku segera menarik kursi di hadapanku dan duduk di hadapan mereka.

“Kau sudah pesan makanan?” tanyaku sambil membolak-balik menu.

“Sudah. Punyamu juga sudah kupesankan.” ucap Donghae.

“Baguslah.. Aku jadi tidak perlu menunggu lama.” ucapku seraya menutup buku menu.

“Ada apa kau memanggil kami kemari?” tanya Eunhyuk curiga. Aku mengerutkan alisku, bingung dengan maksud pertanyaannya.

“Maksudmu?” tanyaku tak mengerti.

“Yah, biasanya kalau kau memanggil kami kemari pasti ada yang ingin kau lakukan kan dengan adik-adik kita.” jawab Donghae.

“Hemm.. Jinjja? Ah, aku sedang tidak ada rencana.” ucapku lalu menyesap capucino pesananku yang baru datang.

“Kupikir kau ada rencana gila lagi untuk mengganggu hubungan mereka berdua. Kekeke.” ucap Eunhyuk.

PLETAK! Kuberi hadiah pukulan di kepalanya yang bodoh itu. Sejak kapan aku jadi suka merecoki rumah tangga adikku?

“Memang aku kurang kerjaan seperti kalian?” jawabku ketus.

“Ya! Appo!” ucap Eunhyuk sambil mengusap kepalanya yang kupukul tadi.

“Hahaha. Sudahlah.. Kenapa kalian jadi bertengkar terus. Ya sudah, Hyuk~ah. Mungkin dia memang sedang tidak ada rencana untuk mengganggu adik-adik kita.” kata Donghae.

Ah, ya. Benar-benar membosankan sekali. Tidak ada rencana untuk mengganggu pasangan gamers itu.

“Ya.. Aku sedang buntu ide nih untuk mengganggu mereka berdua.” Ucapku tiba-tiba. Eunhyuk dan Donghae kaget mendengar ucapanku.

“Ya! Ahra~ya. Kenapa kau hobi sekali mengganggu mereka berdua?” tanya Donghae.

“Kenapa ya? Habis mereka lucu sih..” jawabku asal. Mereka berdua menggelengkan kepalanya.

“Hmm.. Tapi, benar juga. Mereka itu lucu sekali, sih. Apa ya kira-kira rencana kita untuk mereka?” Eunhyuk malah ikut mendukungku.

“Ah.. Sekarang kan mereka sedang libur musim semi. Bagaimana kalau kita ajak mereka untuk melihat festival bunga cherry?” usul Donghae. Aku menepukkan kedua tanganku.

“Ah, bagus sekali idemu, Donghae~ya.. Tapi, apa rencana kita terhadap mereka?” tanya Eunhyuk.

“Apa ya? Hmm.. Mereka itu menurutku pasangan yang terlalu datar. Aku belum pernah melihat Kyuhyun marah karena cemburu atau Hyora yang menangis karena Kyuhyun dekat dengan yeoja lain. Aku ingin melihat mereka saling cemburu.” ujarku bersemangat.

“Boleh juga idemu itu. Lagipula aku ingin melihat seberapa besar cinta Kyuhyun terhadap Hyora.” Donghae menganggukkan kepalannya setuju.

“Lalu apa rencana gilamu kali ini?” tanya Eunhyuk. Aku pun menarik kepala mereka mendekat dan membisikkan rencanaku. Mereka mengernyitkan kening kemudian membulatkan mata mereka saat mendengar rencanaku.

“Kau yakin ini tidak apa-apa?” tanya Donghae cemas.

“Tenang saja. Rencanaku kali ini pasti berhasil.” jawabku yakin.

Flashback end

—-

Dan disinilah kami. Di Yeoido, tepatnya jalanan Yunjungro sekitar gedung DPR,  tempat orang-orang menikmati musim semi yang indah. Musim semi, huh? Musim penuh cinta. Aigoo.. Kenapa aku jadi melodrama begini? Ingat tujuan awalmu, Ahra. Aku menyikut lengan Donghae dan Eunhyuk pelan, menandakan bahwa rencana kami akan segera dimulai. Kami berempat, karena kali ini kami membawa Boram, teman Hyora segera berpencar dari mereka berdua. Mereka berdua tampak tidak sadar kalau kami sudah memisahkan diri dari mereka.

“Bagaimana, Boram? Kau sudah melakukan apa yang kusuruh?” tanyaku pada Boram.

“Tentu saja, Eonni. Kau tenang saja.” jawab Boram mantap.

“Ayo, kita bergegas!” ujar Eunhyuk. Aku dan Boram pun segera menuju tempat dimana kami akan menjalankan rencana kami.

End Of Ahra’s P.O.V

 

Author’s P.O.V

Sementara ketiga cecunguk itu sedang mempersiapkan rencana mereka dibantu dengan tambahan cecunguk baru, Boram. Kyuhyun dan Hyora sibuk berjalan di depan tanpa melihat keberadaan Donghae, Eunhyuk, Ahra, dan Boram yang sudah menghilang dari tadi. Kyuhyun berjalan di depan Hyora dengan langkah lebar. Kyuhyun masih kesal dengan ulah nuna dan hyung nya itu yang mengganggu kegiatan mereka tadi pagi. Kyuhyun menekuk muka tampannya. Yah, meskipun mukanya ditekuk pun yeoja-yeoja masih menatapinya dengan tatapan kagum.

“Kyu.. Kyu..” Hyora memanggil Kyuhyun yang masih berjalan dengan cepat. Kyuhyun menoleh sekilas ke arah Hyora lalu kembali berjalan.

“Kyu..” Hyora memanggil Kyuhyun lagi. Kyuhyun membalikkan tubuhnya dan menatap Hyora tajam. Hyora sedikit takut dengan tatapan Kyuhyun.

‘Sepertinya Kyuhyun sedang marah.’ batin Hyora.

“Wae?!” bentak Kyuhyun.

“A-ahra nuna dan yang lainnya menghilang.” ucap Hyora pelan. Dia benar-benar takut dengan ekspresi yang Kyuhyun keluarkan sekarang ini. Kyuhyun seperti benar-benar akan memakannya sekarang ini.

“Huh? Kemana mereka? Aish. Mereka sebenarnya mau apa sih? Mengajak kita pergi, tapi malah menghilang.” ucap Kyuhyun kesal. Hyora yang mendengarkan ucapan Kyuhyun hanya diam saja. Dia takut berkata ataupun menjawab Kyuhyun. Benar-benar menyeramkan.

“Ya! Kenapa kau diam saja? Ayo kita jalan!” ajak Kyuhyun. Dengan segera Kyuhyun menarik tangan Hyora. Hyora menunduk sepanjang perjalanan mereka yang tak tentu arah ini. Dia merasa Kyuhyun benar-benar sedang dalam mood yang buruk. Jadi, dia lebih memilih diam dan mengikutinya. Festival ini sangat ramai. Semua orang sepertinya sangat menikmati festival ini. Tapi, tidak dengan Kyuhyun dan Hyora. Aura mereka sedang tidak mengenakkan.

‘Ini semua gara-gara ulah Hyungdeul dan Nunaku. Aku kesal sekali. Arrrgghh!!’ Kyuhyun menggerutu dalam hati.

Dalam perjalanan tak berujung mereka, mata Hyora tiba-tiba tertuju pada suatu stand yang di bagian atasnya tertulis ‘ramalan’.

‘Hah!! Itu pasti stand peramal yang diceritakan Boram dan Ahra Onnie. Dari dulu aku ingin sekali masuk stand seperti ini’ pikir Hyora.

“Jangmyeon~ Ayo, pergi ke sana!” ucap Hyora semangat. Hyora menarik tangan Kyuhyun tanpa menunggu jawaban darinya.

“Ya! Cho Hyora! Apa yang kau lakukan? Ottiga??!!” bentak Kyuhyun. Tapi, Hyora tetap tidak mempedulikannya dan terus menarik tangan Kyuhyun ke tempat dimana matanya tadi tertuju.

“Ya!! Berhenti!!!” Kyuhyun berteriak dan menahan Hyora sebelum sampai ke stand peramal, yang lebih mirip tenda itu.

“A..aku ingin masuk kesana..” tunjuk Hyora.

“Mwo??” Hyora mengangguk.

“Shireooo…!!! Kau ini kan sudah dewasa. Kenapa masih percaya seperti itu?? Aku tidak mau ikut masuk.”  tolak Kyuhyun.

“Wae??” tanya Hyora.

“Aku paling tidak percaya ramalan seperti itu. Itu semua bohong Hyora~ya.. Jadi, untuk apa kita masuk? Kau jangan teracuni oleh Ahra Nuna dan Boram. Itu tipuan semata.” jelas Kyuhyun.

“Temani aku saja. Kau tak perlu mendengarkannya… Ya ya ya…jebal…” bujuk Hyora sambil mengatupkan dua tangannya.

Kyuhyun mengernyitkan alisnya ketika mereka berdua sampai di tempat yang Hyora maksudkan. Stand ramalan itu.

“Ayo, masuk!” ajak Hyora.

“Shireo!” teriak Kyuhyun yang dengan segera mendapat perhatian dari orang-orang yang lewat di sekitar mereka.

“Kau bisa tidak sih mendengarkan aku sekali saja??” bentak Hyora. Kyuhyun memandangnya. Kemudian, dengan kesempatan itu Hyora menarik tangan Kyuhyun lebih kuat hingga akhirnya mereka masuk ke dalam.

“Aish.. Kenapa harus kemari, sih? Kita kan sudah besar. Tidak perlu percaya dengan hal yang seperti ini.” ucap Kyuhyun kesal.

“Diamlah, Kyu. Ikuti aku saja.” ucap Hyora dingin. Mereka pun sampai ke dalam. Keadaan di dalam cukup sepi. Terdapat sebuah meja yang ditutupi kain hitam dan bola kristal di atasnya.

“Huh, kemana peramalnya?” tanya Hyora yang hanya dibalas oleh Kyuhyun dengan tatapan ‘mana kutahu?’ Tiba-tiba saja muncul seorang yang tidak tahu apakah itu manusia apa bukan karena seluruh tubuhnya tertutup jubah kain hitam.

“Permisi..” ucap Hyora sopan. Hyora segera berjalan mendekati orang yang dipikirnya adalah peramal itu.

“Duduk..” ucap orang itu. Hyora pun segera menurut dan duduk. Tapi, tidak dengan Kyuhyun. Dia masih ogah-ogahan untuk duduk malah menyilangkan kedua tangannya. Jangankan untuk diramal. Untuk duduk di tempat itu saja dia sudah malas.

“Silahkan duduk, Cho Kyuhyun~sshi…” ucap orang dari balik jubah itu. Kyuhyun dan Hyora terkesiap kaget mendengar peramal itu memanggil nama Kyuhyun dengan tepat seperti yang diceritakan Ahra dan Boram. Sementara, peramal itu malah terkekeh pelan.

“Bagaimana..” Belum sempat Kyuhyun melanjutkan kalimatnya peramal itu sudah memotongnya “Aku peramal. Ingat itu, Cho Kyuhyun~sshi..”

“Woah.. Jadi, kau benar-benar peramal?” ucap Hyora kagum. Matanya berbinar-binar seolah dia menemukan sesuatu yang sangat ingin dilihatnya. Orang dari balik tudung itu pun mengangguk. Hyora dan Kyuhyun tidak dapat melihat wajahnya karena ditutupi oleh kerudung berwarna hitam dan mereka hanya bisa melihat mata peramal itu.

“Tentu saja. Memang kau pikir aku penjual sayur?” jawab peramal itu ketus.

“Ah, mianhaeyo.. Tapi, bisakah aku minta tolong untuk diramalkan?” tanya Hyora.

“Ulurkan tangan kalian.” ucap peramal itu serius. Hyora segera mengulurkan tangannya. Tapi, tidak dengan Kyuhyun. Dia masih menahan tangannya. Hyora yang kesal pun akhirnya menarik paksa tangan Kyuhyun sehingga kini tangan mereka berdua sudah ada di hadapan peramal itu.

“Kalian berdua sudah menikah?” tanya peramal itu.

“Bagaimana kau tahu?” tanya Hyora takjub.

“Tentu saja dia tahu. Kita kan pakai cincin kawin, Myeonjang babo!” seru Kyuhyun. Hyora hanya mendengus kesal. Si peramal meneliti tangan mereka berdua agak lama.

“Kalian.. Kalian akan segera bercerai. Akan ada orang ketiga diantara kalian berdua.” lanjut peramal itu yang seketika membuat Hyora dan Kyuhyun terlonjak kaget.

“Cish. Aku tidak percaya hal seperti itu. Sudahlah, Hyora~ya. Kita pergi saja.” ucap Kyuhyun sudah yang sudah setengah berdiri. Tapi, tiba-tiba..

“Kau!!” bentak siperamal dengan suaranya yang sedikit serak-serak becek itu.

“Kau akan menyesaaaaal jika tidak percaya padaku…” katanya lagi.

Kyuhyun sebenarnya ingin tidak percaya. Tapi, peramal di hadapannya ini kelihatan meyakinkan. Kyuhyun bangkit dari duduknya. Sementara Hyora masih terdiam di kursinya, masih sedikit shock dengan apa yang tadi disampaikan oleh siperamal itu.

“Jinjjayo? Lalu apa yang harus kami lakukan?” tanya Hyora dengan suara nyaris tak terdengar. Terdapat nada takut dari suarannya. Kyuhyun yang merasa hal ini akan berpengaruh buruk terhadap hubungan mereka berdua pun segera menarik tangan Hyora untuk berdiri.

“Jamkkanman…” Hyora berusaha melepaskan tangan Kyuhyun. Jantungnya berdegup sangat kencang.

“Berikan aku keponakan.” desis peramal itu pelan.

“Ne?!” tanya Hyora dan Kyuhyun bersamaan. Mereka tidak dapat mendengar desisan peramal itu.

“Ah, ani. Kalian berdua cukup bersikap lebih mesra saja. Dan kau!!” tunjuk siperamal itu ke Kyuhyun “Cho Kyuhyun. Kau jangan sering-sering main game! Kau terlihat acuh sekali padanya jika sedang main game.” ucap peramal itu.

“Aish.. Sudahlah.. Ayo kita pergi!” bentak Kyuhyun. Dan dengan sekali sentakan Kyuhyun menarik tangan Hyora keluar dari stand ramalan itu.

“Jangan lupa saranku!” teriak peramal itu dari dalam. Kyuhyun masih menarik tangan Hyora dengan kasar hingga Hyora meringis karena kesakitan.

“Kyu.. Appo..” ucap Hyora pelan. Kyuhyun yang mendengar suara kesakitan Hyora pun segera berbalik dan melihat tangannya yang memegang tangan Hyora erat.

“Kau sih!! Kenapa juga minta masuk kedalam stand tak berguna ini!! Dasar bodoh!! Sudah lupakan saja!!” Kyuhyun kesal sekali makanya dia membentak Hyora. Sebenarnya dia sedikit shock juga dengan pernyataan peramal itu.

“Kita pulang saja…” kata Kyuhyun sambil menggandeng Hyora.

“Nuna, aku pulang duluan dengan Hyora. Kalian lanjutkan saja jalan-jalannya…” Kyuhyun berjalan dengan tangan kanan menggandeng Hyora dan tangan kirinya memegang handphone menghubungi Nunanya.

“Ya! Mau kemana kau??!” teriak Ahra nuna.

“Mianhae Nuna…”

End Of Author’s P.O.V

 

Kyuhyun’s P.O.V

“Kau sih!! Kenapa juga minta masuk kedalam stand tak berguna ini!! Dasar bodoh!! Sudah lupakan saja!!” Aku membentaknya karena kesal. Sebenarnya ini karena aku sedikit shock juga dengan pernyataan peramal itu. Kalau ini tidak benar bagaimana dia bisa tahu namaku? Bagaimana bisa dia tau aku suka bermain game dan tidak mempedulikan alam sekitarku jika sudah bermain game? Aku larut dengan semua kata-kata si peramal tadi.

“Kita pulang saja…” Aku memutuskan untuk pulang karena aku jadi tidak mood jalan-jalan gara-gara kejadian inianganku menggandeng Hyora.

“Nuna, aku pulang duluan dengan Hyora. Kalian lanjutkan saja jalan-jalannya…”

“Ya! Mau kemana kau??!” teriak Ahra nuna.

“Mianhae, Nuna…” Aku menutup teleponnya.

End of Kyuhyun’s POV

 

Hyora’s P.O.V

“Kau sih!! Kenapa juga minta masuk kedalam stand tak berguna ini!! Dasar bodoh!! Sudah lupakan saja!!” Dia membentakku. Kalau apa kata si peramal tadi tidak benar bagaimana dia bisa tahu Kyuhyun suka bermain game? Apakah aku bukan istri yang baik? Orang ketiga? Jadi dia akan menceraikanku jika dia punya kekasih yang lain? Air mataku jatuh. Sakit sekali… Dia akan punya orang ketiga diantara kami? Pikiranku kacau.

“Kita pulang saja…” katanya lagi sambil menggandengku.

“Nuna, aku pulang duluan dengan Hyora, kalian lanjutkan saja jalan-jalannya…”

“Ya! Mau kemana kau??!” teriak Ahra Eonnie.

“Mianhae, Nuna…”

End of Hyora’s P.O.V

 

Author’s P.O.V

“Apa kita tidak terlihat keterlaluan pada mereka?” tanya Boram.

“Apa maksudmu? Kita melakukan ini semua kan juga ada tujuannya. Untuk lebih mendekatkan hubungan mereka dan menguji cinta mereka.” jawab Ahra. Sekarang mereka berdua sedang mengintip dari luar tenda peramal itu.

“Onnie, kita ini gila ya? Demi mereka kita mau saja mendirikan tenda seperti ini. Padahal, sewanya saja mahal sekali. Dan mereka hanya masuk untuk beberapa menit saja.” ucap Boram sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Ah.. Sudah kau tenang saja. Suasananya sudah mulai memanas. Kita lihat saja bagaimana sikap Kyuhyun.” ucap Ahra tenang. Boram hanya menganggukkan kepalanya.

“Siap untuk rencana kedua besok?” tanya Boram yang tiba-tiba menjadi bersemangat lagi.

“Tentu saja. Kaja! kita susul cecunguk satu dan cecunguk dua. Nanti biar aku menyuruh orang membereskan tempat ini… ” Ahra mencopot jubahnya.

Tiba-tiba hp Ahra berbunyi.

“Nuna, aku pulang duluan dengan Hyora. Kalian lanjutkan saja jalan-jalannya…” belum sempat Ahra berkata yeoboseyo, suara di seberang sudah berkata duluan.

“Ya! Mau kemana kau??!” teriak Ahra.

“Mianhae, Nuna…” Kyuhyun menutup teleponnya. Ahra memandangi Boram yang menatapnya ingin tahu.

“Dari Kyuhyun. Aku yakin mereka memang sedang bertengkar. Nada suara Kyuhyun berbeda.” kata Ahra.

“Geuraeyo? Biar aku beri tahu Donghae dan Eunhyuk Oppa.” Boram menekan nomer Donghae.

“Yeoboseyo?”

“Oppa? Kau dimana?” Boram menelepon Donghae.

“Aku sedang berjalan-jalan. Tapi, Eunhyuk sudah ada di tempat yang sudah kita rencanakan. Kalian sudah selesai? Bagaimana? Apakah berhasil?” Donghae bertanya dengan nada penuh rasa penasaran.

“Ne~.. Tentu saja kita berhasil. Hyora dan Kyuhyun juga sudah pulang. Sepertinya mereka bertengkar. Seperti yang kita harapkan.” jawab Boram.

“Assa!! Baiklah kalian langsung saja ke tempat yang sudah kita rencanakan. Kita akan merayakan rencana satu kita. Kkkkk.” ucap Donghae senang.

“Arasseoyo, Oppa. Gildarikhaeyo (tunggu kami).”

“Eo!! Palliwa (cepat datang ya)!” Donghae menutup teleponnya.

End of Author’s P.O.V

 

Donghae’s P.O.V

“Hmmm…. Dimsum ini enak sekali. Shjumma!! Aku minta 1 porsi lagi dimsumnya!!” teriak Eunhyuk. Ckck. Dia ini. Ini sudah kali ketiga dia makan dimsum yang ada di hadapannya. Dasar bocah rakus!!

“Ya! Ini sudah dimsummu yang ketiga. Kau masih belum kenyang?” tanyaku.

“Belum… Lagipula, ini kan bayaran tadi kita mendirikan tenda.” jawabnya dengan mulut penuh dimsum. Aish, jorok sekali anak ini.

“Cih… Dasar makanan saja yang kau pikirkan…” Ahra dan Boram lama sekali.

Mereka sedang menjalankan rencana jahil kami untuk mengerjai kedua dongsaeng kami. Hahaha… Rencana di Pulau Jeju saja berhasil dan membuahkan hasil yang memuaskan. Akibatnya kami jadi ketagihan membuat rencana-rencana aneh dan gila untuk mereka.

Rencana gila Ahra kali ini adalah memberikan mereka bumbu kecemburuan. Sekalian saja menguji cinta Kyuhyun dan adikku. Jadi, nanti Ahra akan jadi peramal dan mengatakan kalau mereka itu akan bercerai. Apakah kami keterlaluan? Semoga saja tidak.

Sebenarnya aku juga tidak tega. Tapi karena rayuan Ahra yang mungkin lebih terdengar seperti ancaman jadi aku mau saja. Semoga tidak terjadi apa-apa dengan Kyuhyun dan Hyora. Tapi, aku dan Eunhyuk hanya ditugasi mendirikan tenda tempat rencana kami untuk kedua dongsaeng kami itu dijalankan.

“Aduh… Masa pekerjaan kita hanya seperti ini? Menunggu Ahra dan Boram datang. Lama sekali mereka. Aku bosaaaaaaaaan..” gerutuku. Kami berdua, aku dan Eunhyuk, sekarang sedang duduk di kedai dimsum tempat kami nanti mau bertemu lagi.

“Nyam nyam nyam… Sudahlahhh yang penting makan dulu…” Eunhyuk makan dengan lahapnya sampai-sampai tidak sadar ada saus dimsum di sekitar mulutnya.

“Ya! Kau ini makan seperti anak bayi saja.” Aku mengambil tissue dan mengelapkan tissue itu di sekitar mulutnya.

“Aigoo… Gomawo, yeobo~ya…” Eunhyuk berlagak seperti yeoja dengan aegyonya. Yang membuatku ingin muntah saja.

“Aish! Jinjja yang benar saja kau… Bertingkah begitu.” Aku begidik ngeri melihat tingkahnya.

“Ahahaha…  Kenapa tidak?”

“Menurunkan pasaranku saja…” gumamku.

“Aigoo… Kau manis sekali kalau sedang ngambek…” Eunhyuk mencubit pipiku.

“Yak!! Apa-apaan kau!! Bikin malu saja!!” bentakku. Si kunyuk satu ini malah tertawa puas sekali menggodaku.

“Ah~ kenyang sekaliiiiiii..” Eunhyuk menepuk-nepuk perutnya setelah menyelesaikan 3 porsi dimsum tadi.

“Ckckckck… Betul-betul rakus dirimu itu.” komentarku. Dia hanya nyengir memperlihatkan giginya yang rata.

“Aku masih capek sekali mendirikan tenda itu. Ternyata melelahkan…” Eunhyuk menyandarkan kepalanya ke pundakku. Aku sedikit tidak peduli karena kadang-kadang dia memang suka begitu. Sekarang aku sedang mengamati keadaan sekitarku.

Dimana-mana aku melihat banyak pasangan yang bergandengan tangan atau bercanda. Ah~ aku ini menyedihkan sekali. Masa di musim semi ini aku sendiri belum punya pacar. Yang ada malah kunyuk yang satu ini yang selalu ada disampingku. Aku melipat tanganku, Eunhyuk masih tiduran di pundakku, sepertinya dia memang kecapean sekali. Dasar!!

Makannya saja yang banyak. Tenaganya tidak sebesar nafsu makannya itu. Ah~ aku juga ingin jatuh cinta seperti mereka. Bahkan adikku menikah duluan. Padahal, kan aku ini lumayan tampan. Memang sih ada banyak gadis yang mengejarku. Tapi, aku menolak mereka dengan halus karena aku sendiri belum merasa mendapatkan chemistry yang tepat dengan mereka.

Menurut definisiku jatuh cinta itu punya arti tersendiri. Cita-citaku dari dulu adalah bisa merasakan love at first sight. Aku ingin merasakan bagaimana jantungku ini berdebar keras saat aku melihatnya untuk pertama kali. Aku juga ingin sekali menikah dengannya agar tiap pagi aku mendapatkan morning kiss. Ahahaha…membayangkannya saja aku sudah senang. Aku tersenyum-senyum sendiri membayangkannya.

“Lihat itu. Omo omo… Tampan-tampan tapi…hiii…” Aku mendengar komentar pertama cukup keras.

“Kasihan sekali oppa itu. Kenapa tidak cari pacar saja yang normal?”

“Iya. Lihat mesra sekali mereka… Andai saja dia normal akan aku dekati dia… Ckckckck.” Aku tertawa mendengarnya.

“Dia terlihat bahagia sekali dengan perlakuan pacarnya itu. Daritadi tersenyum-senyum sendiri.”

“Omoya!! Tadi saja mereka sudah mesra sekali dengan menghapus saus dimsumnya. Sekarang …”

“Yang jadi yeojanya itu yang sekarang sedang tidur itu, ya?”

Aku melihat ke arah mereka dan baru sadar ternyata mereka menunjuk-nunjuk  ‘pose romantis’ kami. Astaganagabonar! Ini memalukan sekali!

Aku membelalakan mata. Merasa kikuk dan malu, lalu membangunkan Hyuk.

“Ya!! Ireona ireona!!” Arghh!! Ini gara-gara bocah bodoh ini. Benar kan pasaranku akan turun jika sedang bersama Eunhyuk. Ahra…. Kemanakah dirimu? Tolong akuuuu…

“Kau mau kemana?” tanya Eunhyuk setelah aku berhasil melepaskan diri darinya. Dia mengucek matanya pelan.

“A…aku pergi beli popcorn dulu.” Aku beralasan.

“Kau tungggu Ahra dan Boram dulu. Jangan kemana-kemana..” aku memperingatkannya.

“Arasseo…” Hyuk meneruskan tidur siangnya di meja it,.

Aku meninggalkan Eunhyuk. Aish!! Betul kan, semuanya mengira kami pasangan gay. Dasar Eunhyuk gila!!

Aku berjalan tak tentu arah melihat banyak stand yang ada di festival itu. Ramai sekali. Tiba-tiba hp-ku berbunyi. Dari Boram rupanya.

“Yeoboseyo?” aku mengangkatnya.

“Oppa? Kau dimana?” jawab suara diseberang.

“Aku sedang berjalan-jalan. Tapi, Eunhyuk sudah ada di tempat yang sudah kita rencanakan. Kalian sudah selesai? Bagaimana? Apakah berhasil?” tanyaku penasaran.

“Ne~.. Tentu saja kita berhasil. Hyora dan Kyuhyun juga sudah pulang sepertinya. Mereka bertengkar. Seperti yang kita harapkan, Oppa.”

“Assa!! Baiklah.. Kalian langsung saja ke tempat yang sudah kita rencanakan. Kita akan merayakan rencana satu kita. Kkkkk..”

“Arasseoyo Oppa…  Gildarikhaeyo (tunggu kami)..”

“Eo!! Palliwa (cepat datang ya)..” Aku menutup teleponnya senang karena mendengar berita itu. Yah… kami memang ingin mereka bertengkar. Huahahahha… Aku tersenyum sendiri dan bisa kulihat kalau orang-orang memandangiku dengan tatapan aneh. Seolah aku ini orang gila. Aish. Baru saja aku dikatai gay sekarang mereka memandangiku dengan tatapan seolah aku orang gila. Ah, biarlah. Sekali-kali tak apa. Aku pun berjalan pelan.

Saat aku menengadah untuk melanjutkan jalan-jalanku sebentar, mataku itu tiba-tiba ingin melihat ke satu arah. Dan tepat pada saat itu juga aku melihatnya. Sepertinya aku merasakan jantungku tertohok. Bukan. Bukan karena aku mempunyai riwayat penyakit jantung. Ini berbeda. Rasa ini.. Rasa yang begitu kuinginkan. Rasa yang membuat jantungku berdegup abnormal. Apakah.. Apakah ini.. Cinta?

End of Donghae’s P.O.V

——

Kyuhyun’s P.O.V

Kami tidak saling bicara sejak aku membentak Hyora. Aku merasa sedikit bersalah. Tapi aku masih saja kesal gara-gara dia yang meminta ke tempat peramal sialan itu, aku jadi terus menerus memikirkannya. Siapa orang ketiga itu? Kalau menurutku bukan hanya orang ketiga tapi orang keempat, kelima dan keenam. Ahra Nuna, Hyuk Hyung, Donghae Hyung dan sekarang Boram yang jadi ikut keanggotan geng gila mereka. Kalau ada mereka terus sepertinya aku bisa jadi gila. Menyebalkan!!!!

Hyora segera keluar tanpa kata-kata dari mobil sesampainya kami di tempat parkir apartemen. Bahkan di lift pun kami tidak bicara. Suasana antara kami pun sedikit aneh sampai di rumah.

“Kau percaya padaku kan?” Aku memberanikan diri bertanya untuk memecahkan suasana saat kami sampai di apartemen kami.

“Tergantung..” jawabnya singkat.

“Apa maksudmu?”

“Sudahlah… Aku sedang tidak ingin membicarakannya, Cho Kyuhyun!” Dia berkata ketus dan meninggalkanku di ruang TV dan menuju kamar. Huh! Ini gara-gara dua keong racun itu, Ahra nuna dan Boram yang memberi tahu kami tentang peramal itu. Argghh!! Aku masih meyesal kenapa aku tidak bisa melarang dia memasuki stand itu.

Masih untung kalau ramalannya bagus seperti kami akan mendapatkan uang dalam jumlah yang banyak atau kami berhasil membuatkan nuna dan hyungku keponakan lucu. Ini malah ramalan kami akan bercerai. Ketika dia menuduhku akan menceraikannya saat aku sudah mendapatkan rahasianya, itu saja sudah membuatnya stress. Hari ini sepertinya stressnya melebihi yang dulu. Baru kali ini aku melihatnya se stress itu. Aish, kenapa jadi terlalu banyak kata stress?

Aku mendengarnya masuk ke dalam kamar mandi dan mendengar dia menyalakan shower.

End of Kyuhyun’s P.O.V

 

Hyora’s P.O.V

Aku masih saja tidak bersuara sejak dia memutuskan untuk pulang. Di mobil saja aku enggan sekali bicara. Aku ingin menangis, tapi aku menahannya. Aku memang baru belajar mengenalnya. Dan aku juga baru tahu kalau dia ini sangat populer di kalangan yeoja-yeoja dikampus saat kami pertama menikah.

Kalian masih ingat kan kalau aku ini tidak pernah mengenalnya sampai hari pertama kami bertemu itu. Aku bahkan tidak tahu namanya. Padahal, seluruh yeoja di kampus tahu namanya dan bahkan tergila-gila padanya. Selama ini aku berpikir kalau teman-temanku itu gila dan bodoh karena iri padaku. Tapi, itu dulu jauh sebelum aku mulai mencintainya.

Kyuhyun menghentikan mobilnya di tempat parkir kami. Aku segera keluar dari mobil dan meninggalkannya. Kata-kata si peramal itu terus terngiang ngiang dikepalaku. Bagaimana jika Kyuhyun kemudian tiba-tiba meninggalkanku karena yeoja lain? Aku tidak bisa membayangkan hal itu. Dia mengejarku sampai ke dalam lift. Di liftpun kami tidak bicara.

Aku sendiri sedang larut dalam pikiranku sendiri dan mungkin dia sendiri juga. Suasana kami jadi aneh. Aku memasukan kode kombinasi pintu apartemen kami dan masuk tetap tanpa suara. Aku sedang membuka jaketku ketika tiba-tiba dia mulai membuka mulutnya.

“Kau percaya padaku kan?” tanyanya, terdengar kikuk.

“Tergantung..” jawabku singkat.

“Apa maksudmu?”

“Sudahlah… Aku sedang tidak ingin membicarakannya Cho Kyuhyun!” Aku merasa stress dan sedang tidak ingin membicarakan masalah ini. Jadi, aku jawab saja begitu. Selanjutnya, aku menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar kami. Aku ingin mendinginkan pikiranku dengan tenang.

Aku menutup pintu kamar mandinya dan menyalakan shower.

Apa yang harus aku lakukan? Kyuhyun~ah… Apakah aku bukan istri yang baik untukmu? Aku menangis di sela air yang mengguyur tubuhku.

End of Hyora’s P.O.V

—–

Author’s P.O.V

Hyora mengurung diri di kamar. Kyuhyun ingin sekali bicara padanya. Tapi, dia ingin istrinya itu berpikiran tenang dulu. Jam di rumah menunjukan pukul 5. Sejak pulang dari festival tadi, Hyora benar-benar tidak keluar kamar. Kyuhyun pun hanya bermain game dan menonton TV saja. Tapi tiba-tiba bel apartemen mereka berbunyi. Kyuhyun beranjak dari sofanya menuju pintu dan melihat monitornya.

“Kyuhyun~ah.. Na ya..(ini aku). Donghae Hyung.” Ucap Donghae saat Kyuhyun melihat ke arah monitor.

“Ne~ Hyung.. Tunggu sebentar. Kau sendirian, Hyung?”

“Eo! Aku sendirian.”

‘Tumben sekali Donghae Hyung tidak langsung masuk’ pikir Kyuhyun heran.

‘Oh, iya aku lupa. Aku kan sudah mengganti nomor kombinasinya. Kkkkk..’ Kyuhyun terkikik sendiri.

Klik!

Pintu terbuka dan berdirilah Donghae di situ. Menyembunyikan sesuatu di belakangnya.

“Huattcccchhhiiiiii…” Kyuhyun bersin dengan tiba-tiba.

“Ya! Kenapa kau mengganti nomor kodenya, hah?” ucap Donghae kesal karena dia tidak bisa memasukkan kode kombinasi angka yang biasa dia masukkan.

“Huatttcchhii….. Agar kau… Huatttcchhiiii… Tidak mengganggu Hyu…attchhiiii… Hyung!! Kau bawa bunga ya???!!!!” teriak Kyuhyun sambil mengusap hidungnya dan bersin sekali lagi.

“Iya… Kenapa bisa tahu?” Donghae menerjang masuk.

“Hutcchiii.. Kau tidak lihat aku bersin terus? Huattcchiiii…!! Aku alergi serbuk bunga!!!”

“Jinjja?? Hahaha… Mianhae… Lihat ini!” Donghae malah mengulurkan bunganya lebih dekat ke Kyuhyun. Kyuhyun otomatis meningkatkan volume bersinnya. Bunga mawar berwarna ungu.

“Hyung!! Jauhkan bunga itu!! Huattttcchiiii huattchhiiii huatcchhhii…”

“Kkkkkkk… Bagus kan???”

“Hyung…jebalyo…..” ujar Kyuhyun. Donghae tertawa senang.

“Ara ara….” Dia lalu meletakkan bunganya jauh-jauh dari Kyuhyun.

“Lalu waktu pernikahanmu itu bunganya bagaimana?” tanya Donghae.

“Semuanya plastik. Kau mau lihat aku bersin-bersin terus saat dulu aku menikah?” ucap Kyuhyun kesal.

“Ah~ geurae? Kkkk….”

“Ada apa kemari, Hyung?” tanya Kyuhyun.

“Kenapa kau pulang duluan tadi? Ngomong-ngomong dimana Hyo-ku?” Donghae duduk di sofa.

“Kuge Hyung… Dia sedang marah padaku… Dia tidak keluar dari kamar sejak kami pulang.” bisik Kyuhyun takut Hyora mendengar.

“Jinjja?” Donghae berusaha tidak memperlihatkan excitement-nya.

“Ini gara-gara ramalan tak berguna itu…”

“Ramalan apa?”

“Boram dan nuna bercerita tentang ada peramal yang ramalannya tepat.”

“Dan?”

“Dia meramalkan kami akan bercerai karena orang ketiga.”

“Mwo!!??” teriak donghae. Kyuhyun cepat-cepat membungkamnya

“Hyung!! Jangan keras-keras!!” kata Kyuhyun pelan.

“Awas saja sampai kau menyakiti adikku…” ancam Donghae sambil menahan senyumnya.

“Aku tidak akan pernah tega, Hyung…” ucap Kyuhyun lirih.

“Jangan sampai ya kalian bercerai gara-gara hal seperti itu. Mati kau!” Donghae berusaha menahan tawanya mati-matian karena dia sebenarnya sudah tahu.

“Ara.. Ara, Hyung. Aku juga tidak akan pernah melakukannya… Aku berjanji…”

“Bagus kalau begitu… Jadi, kalian bertengkar?”

“Tidak. Tapi, Hyora tidak bicara padaku. Itu kan tandannya dia marah padaku. Hyung, beritahu aku caranya meredam kemarahannya itu padaku….” pinta Kyuhyun.

“Dia akan berhenti marah jika kau memasakan dia sesuatu.” ucap Donghae.

“Ayolah, Hyung.. Kau bercanda ya? Itu kan susah sekali. Masih ingat kan insiden ulang tahun itu?”

“Ya sudah. Buatkan dia sesuatu. Dia paling suka cokelat hangat.”

“Ah~ begitu… Baiklah. Aku akan mengajaknya bicara nanti….”

“Oke kalau begitu. Aku pulang dulu.. Aku hanya ingin memastikan kalian baik-baik saja…” Donghae beranjak dari sofa dan mengambil bunganya. Kyuhyun segera menjauhkan tubuhnya.

“Aku pulang dulu. Cobalah bicara yang tenang padanya. Aku percaya padamu…..” Donghae berjalan menuju pintu.

“Mianhae Hyung aku tidak bisa mengantarmu…” Kyuhyun menutup hidungnya dengan leher kausnya.

“Gwenchanha…” jawab Donghae.

“Hyung!!” Kyuhyun berteriak.

“Wae?” Donghae bertanya sambil mengikat tali sepatunya.

“Kau… Sedang jatuh cinta ya???” tanya Kyuhyun.

Donghae menyelesaikan ikatan sepatunya lalu berdiri dengan bunga mawar ungu di tangannya dan tersenyum lebar menghadap Kyuhyun.

“Annyeong!!!” dia keluar dari apartemen Kyura dan menggantungkan pertanyaan yang ditanyakan oleh Kyuhyun.

—–

Hyora’s P.O.V

Aku melihat jam di atas meja menunjukan jam 6. Mwo??!! Jam 6?? Gawat aku belum menyiapkan makan malam untuk Kyuhyun. Aku membuka headphone-ku. Daritadi aku memang mendengarkan musik dan hanya bermain game di psp untuk menghilangkan stress ku. Aku melihat wajahku dicermin. Semoga dia tidak menyadari kalau aku baru menangis karena masalah ini. Aku membuka pintu kamar perlahan dan melihat Kyuhyun tiduran di sofa di depan TV. Aku pergi ke dapur dan memasak. Sepertinya Kyuhyun mendengar aku memasak karena aku mendengar suara dia mematikan TV dan menuju dapur juga. Dia duduk di kursi meja makan dan menungguku memasak tanpa berkata apa-apa.

Dia beranjak untuk menyiapkan peralatan makan untuk kami. Aku meletakkan makanan yang baru saja aku buat.

“Kau makanlah…” Itu kata pertama yang aku ucapkan padanya.

“Kau juga…” jawabnya.

“Aku tidak lapar.” Aku membuka apronku dan berniat kembali ke kamar.

“Kalau begitu aku juga tidak.” katanya menyilangkan kedua tangan di depan dada.

“Mworago?” Aku berhenti melangkah.

“Kalau kau tidak makan aku juga.. Kau belum makan dari tadi siang kan? Aku juga.”

“Tidak. Kau harus makan, Kyuhyun~ah…” Aku kembali ke hadapannya.

“Aku akan makan kalau kau makan juga.” ucapnya.

“Arasseo arasseo… Aku akan makan.” Aku duduk di kursi di depannya lalu mengambil nasi dan makan.

“Kau juga makan.” kataku dingin. Dia mulai mengambil nasi dan makan juga.

Kami makan dalam diam. Baru beberapa suap, aku sudah tidak tahan ingin menangis. Aku tidak tahan melihat wajahnya. Maka dari itu, aku menunduk terus kalau melihat wajahnya. Tuhan, rasanya ingin menangis saja. Aku takut sekali kehilangan dia.

“Aku sudah kenyang… Biarkan saja piring-piring ini. Besok aku saja yang mencuci.” kataku menahan air mata.

Dia tidak menjawab. Suasananya benar-benar aneh. Aku kembali ke kamar dan mengganti bajuku dengan piyama. Aku ingin langsung tidur walaupun ini baru jam 8. Kepalaku berat sekali sekarang. Tapi, walaupun begitu aku tidak bisa tidur. Ucapan peramal itu terus menerus terngiang dalam otakku.

Aku mendengar Kyuhyun membuka pintu kamar. Dia membuka lemari untuk mengganti piyama juga. Sepertinya dia juga akan menyusulku di tempat tidur. Benar saja. Tak lama kemudian aku merasakan dia naik ketempat tidur.

“Myeonjang~ah… Kau sudah tidur?” tanyanya. Aku tidak menjawab, pura-pura memejamkan mata. Posisiku itu memang sedang memunggunginya.

“Aku ingin kau tidak memikirkan ramalan tadi, karena itu konyol kau tahu?” katanya.

Air mataku mengalir. Aku tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Ini benar-benar sungguh menyakitkan…

TBC

*****

Hello… Hello… Dua author geje datang kembali setelah sekian lama nggak muncul. Dan kali ini, agak di luar kebiasaan juga karena kita bikin KyuRa Series pakai twoshot segala. Nah, loh. Abisnya kalau dibikin oneshot dijamin uda pada tepar bacanya dulu. Jadi, kita bikin twoshot deh…

16 thoughts on “[KyuRa] The Oracle [part 1]

  1. Yeaaayyy…!!! akhirna keluar lagi… \\(n_n)//
    Geeez…lama bnget gag nongol…kemana ja nih KyuRa?? hhehehe..
    dan yg bkin surprise…dbkin part2an…hheheh.
    Aku tunggu lanjutan na….Akh…#senenggilaaa *lebay*

Leave a reply to hoshiworld Cancel reply