My Neighbour Part 4

Title : My Neighbor (4)

Author : Pupuputri

Main Cast : Jo Kwangmin, Jo Youngmin, Choi Minho, Cho Kyuhyun

Support Cast : No Minwoo, Kim Donghyun, Lee Jeongmin

Rating : PG13

Genre : Love/Friends, Boyfriend, Super Junior, Chapter/Parts, SHINee

Ps : Part ini  saya buat dalam waktu 2 jam. Mendadak dapat ide brilian, muahahaha! baiklah, cekidot lanjutan FF abal sinetron ini!

IGE MWOYA?!

 

LEE CHEONSA POV

Kemarin Youngmin menelfonku dan bilang ada sedikit perubahan rencana karena Kwangmin menolak rencana A. Yah tidak apalah, tidak beda jauh dengan rencana awal ini. Rencananya Youngmin, Kwangmin dan Minwoo akan pergi ke Everland sekitar jam 10 pagi. Mereka akan sedikit mengulur waktu sampai mereka cukup lelah dan beristirahat. Setelah itu, mereka berdua, Youngmin dan Minwoo, akan meninggalkan Kwangmin untuk alasan membeli makanan dan saat itulah aku muncul.

Aku akui, rencana Youngmin lumayan juga. Walaupun aku sedikit ragu akan berhasil secara keseluruhan. Sudah sekitar 30 menit aku membuntuti mereka bertiga, kulihat wajah Kwangmin yang ditekuk semenjak mereka pergi, ani..semenjak insiden Seoul Tower itu. Aish! aku jadi merasa tambah bersalah saja mengingatnya. Tidak sedikit orang yang memperhatikanku dengan pandangan curiga, tapi apa peduliku? Aku tidak peduli orang-orang mau berpikir aku ini stalker atau apa, yang jelas mereka juga tidak mengenaliku sekarang ini karena aku sudah memakai alat penyamaranku yang sempurna.

Ah, sekarang mereka sedang duduk di bangku dekat bianglala, sepertinya mereka sedang istirahat. Aku yang sedang bersembunyi tak jauh dari tempat mereka, menyadari bahwa inilah saatnya. Cepat-cepat kuingat kembali apa yang mau kukatakan padanya. Tak berapa lama kemudian, Youngmin dan Minwoo menghampiriku dan menepuk pundakku.

“Semoga berhasil, Noona. Kami akan tetap mengawasi kalian kok!” ucap Youngmin.

“Noona, hwaiting~” ujar Minwoo memberikan semangat.

Aku tersenyum dan mengehela nafas panjang begitu mereka pergi. Kulepas maskerku begitu jarakku dengan Kwangmin hanya tinggal 1 meter. Sepertinya dia menyadari keberadaanku, perlahan dia menengokan kepalanya dan dapat kulihat raut ekspresi terkejutnya begitu melihat siapa yang duduk di sampingnya ini.

“Annyeong Kwangmin-ah~” sapaku ramah.

Dia hanya bisa menganga melihatku di sampingnya. Aku mengibas-ngibaskan tanganku di depan wajahnya dan sepertinya dia sudah kembali ke alam sadarnya. Dia terlihat bingung dan kikuk. Dia melihat ke sekeliling, seperti mencari bantuan.

Tapi, tiba-tiba saja dia beranjak dari duduknya dan hendak pergi sebelum kutarik lengannya. Aish! apa ini? Hatiku sakit. Apa dia benar-benar membenciku? Dia menoleh  ke arahku.

“Kau mau kemana?” tanyaku.

Dia mengalihkan pandangannya dariku dan berusaha menepis tanganku. Tapi aku tak mau menyerah begitu saja! Segera kupeluk dirinya dari belakang.

“Mianhae..jebal..jangan perlakukan aku seperti ini..” ucapku tertahan.

Aku berusaha mati-matian menahan mataku yang mulai memanas ini. Tapi dia tidak menggubrisku sama sekali. Ada apa denganmu Lee Cheonsa? Ini benar-benar seperti acara sinetron yang kubenci. Bagaimana bisa aku bisa melakukan hal gila seperti ini hanya karena bocah menyebalkan ini?

“Jeongmal mianhae..Kwangmin-ah..” tangisku pecah di punggungnya.

Hatiku benar-benar sakit kali ini. Sejak dulu aku paling tidak bisa bermusuhan dengannya lama-lama. Aku paling benci kalau dia mendiamkanku kalau dia sedang marah padaku. Lebih baik dia memarahiku dan membentakku daripada aku didiamkan begini terus menerus. Ini benar-benar membuatku sesak!

“Mian..hae…” ucapku lagi yang mulai sesenggukan.

Tak lama kemudian, dia melepaskan tanganku dan berbalik memelukku. Aku kaget dengan apa yang dilakukannya. Apa ini artinya dia mau memaafkanku?

JO KWANGMIN POV

Lee Cheonsa?!

Apa yang dilakukan disini? Aku hanya bisa menganga melihatnya yang duduk di sampingku. Dia, Lee Cheonsa, gadis yang sudah lama kurindukan, gadis yang bisa membuatku melakukan hal gila, gadis yang kukejar sejak dulu, kini dia duduk di sampingku dan tersenyum manis.

Dia mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahku dan hal itu membuatku sadar dengan apa yang kulakukan. Aku jadi bingung dan kikuk.

Apa yang harus kulakukan? Apa aku harus membalas sapaannya? Aish! dimana Youngmin di saat aku benar-benar membutuhkannya? Kulihat ke sekeliling, mencari Youngmin dan Minwoo yang belum menampakan batang hidungnya.

Aku panik. Langsung saja aku beranjak dari dudukku dan hendak pergi sebelum  dia menarik lenganku. Aku menoleh  ke arahnya. Lagi-lagi ekspresi itu. Aku benci di saat aku marah padanya, dia malah memperlihatkan tatapan polosnya itu padaku. Tak tahukah kau kalau itu akan menggoyahkan amarahku?

“Kau mau kemana?” tanyanya.

Ku alihkan pandanganku dan berusaha menepis tangannya. Tapi kemudian dia melakukan hal yang tak kuduga sebelumnya, dia memelukku dari belakang.

“Mianhae..jebal..jangan perlakukan aku seperti ini..” ucapnya tertahan.

Aku berusaha menetralkan degup jantungku yang mulai berdegup abnormal. Dia memelukku dengan erat. Oh Tuhan..kenapa dia memelukku di saat aku marah padanya? Itu akan tambah meruntuhkan dinding ego-ku yang kubangun dengan susah payah.

Tapi aku tidak menggubrisnya sama sekali. Orang-orang mulai memperhatikan kami yang sudah seperti adegan sinetron TV. Tapi aku juga tidak bisa melepaskan pelukannya. Ottokhaeyo?

“Jeongmal mianhae..Kwangmin-ah..”

Tangisnya mulai pecah. Dapat kurasakan airmatanya yang membasahi baju yang kupakai. Hatiku jadi tambah sakit, aku tidak tahan kalau sudah melihat Cheonsa menangis.

“Mian..hae…” ucapnya lagi yang mulai sesenggukan.

Aku sudah tidak tahan lagi! Kulepaskan tangannya dan berbalik memeluknya. Dia sedikit tersentak dengan apa yang kulakukan. Kupeluk gadis yang kuhindari selama hampir 2 minggu erat-erat. Aku benar-benar merindukannya, tawanya, aroma tubuhnya, senyumannya, semuanya.

Pertahanankupun runtuh oleh gadis yang sudah membuatku patah hati berkali-kali ini. Aku tidak bisa untuk membencinya. Aku terlalu mencintainya. Tak kuhiraukan suara orang-orang yang mulai menyuraki kami. Gadis ini sudah membuatku gila dan melupakan segalanya.

Kulepaskan pelukanku untuk menikmati wajahnya yang sempurna. Wajahnya tampak masih bingung, airmatanya terus turun dengan derasnya.

“Kwangmin-ah..”

Dia memanggilku namaku, ah aku bahkan merindukan saat dia menyebutkan namaku. Ku usap pipinya pelan dan menyingkirkan rambut-rambut halus yang menutupi wajahnya. Perlahan kudekatkan wajahku pada wajahnya. Dapat kudengar hembusan nafasnya ketika jarak wajah kami tinggal 3 cm.

Akhirnya kejadian itupun terjadi begitu saja. Aku menciumnya.

LEE CHEONSA POV

Tak lama kemudian, dia melepaskan pelukannya dan menatapku. Kutatap wajahnya yang tak berubah sejak dulu. Kwangmin. Ku akui, aku sangat merindukannya. Merindukan setiap lekuk wajahnya, sikapnya yang menyebalkan dan dirinya yang bertambah dewasa. Airmataku tidak bisa berhenti mengalir.

“Kwangmin-ah..” panggilku.

Dia mengusap pipiku pelan dan menyingkirkan rambut-rambut halusku. Dia terus melihatku, menusuk masuk ke dalam manik mataku. Aku baru sadar kalau dia setampan ini. Entah perasaanku atau apa, sepertinya wajahnya jadi tambah dekat denganku. Omo! Omo! Jantungku jadi berdegup  tidak normal, ottokhae? Sekarang aku sudah bisa merasakan hembusan nafasnya di wajahku. Dia menutup matanya dan CUP!

Aku tak percaya! Kwangmin menciumku! Di depan umum! Catat itu! Di DEPAN UMUM! Mataku terbelalak tak percaya dengan apa yang dilakukannya.

Kudorong paksa tubuhnya dan menutup mulutku. Aku tidak bisa berkata apapun. Tenggorokanku tercekat dan aku tidak bisa memikirkan apapun. Tanpa dikomando, akupun langsung pergi meninggalkan Kwangmin yang juga sepertinya ingin mengatakan sesuatu tapi tidak bisa dia katakan.

Aku menerobos kerumunan orang-orang yang masih menonton adegan sinetron kami. Wajahku memanas, nafasku tercekat, jantungku berdegup kencang. Kenapa dia menciumku? Yang kupikirkan saat ini adalah pergi dari tempat itu sekarang juga. Segera kutelfon Hyora Eonnie untuk segera menjemputku.

JO YOUNGMIN POV

Kekeke..sepertinya rencana kami berhasil! Nice, Noona-ya! Kini Kwangmin melepaskan pelukannya dan mengusap pipinya pelan. Tapi sungguh adegan selanjutnya membuatku dan Minwoo terbelalak. Kwangmin mencium Cheonsa Noona! Omo! Aku tidak menyangka kalau dia bisa seberani itu, apa benar dia adalah Kwangmin yang kalem itu?

Tiba-tiba Cheonsa Noona melepaskan ciuman itu dan pergi meniggalkannya yang sedang mematung. Baboya! Kenapa Kwangmin malah diam saja? Cheonsa Noona sudah pergi jauh dari sana sebelum aku bisa menahannya.

Dengan segera aku dan Minwoo keluar dari tempat persembunyian kami dan berjalan menghampiri Kwangmin. Tanpa aba-aba, kutarik lengannya dari tempat itu dan keluar dari kerumunan orang-orang yang sedari tadi terus menonton mereka.

LEE CHEONSA POV

Semenjak kejadian ciuman itu, kini aku yang selalu menghindari Kwangmin. Bukan, bukan karena aku membencinya. Aku hanya tidak tahu harus berwajah apa saat bertemu dengannya. Panggilan dan sms-nya pun tidak pernah kubalas. Itu karena aku tidak tahu harus membalas apa.

Ini hari ke-3 semenjak kejadian itu. Dan setiap aku teringat kejadian itu, wajahku jadi panas dan jantungku berdegup tak karuan. Aish! aku jadi ingat lagi deh!

Kuraba bibirku pelan. Rasanya kecupan itu masih terasa di bibirku. Rasanya manis dan..aish! kenapa aku jadi mesum begini sih?

“Yak, kenapa wajahmu merah begitu? Kau demam?” tanya Minho Oppa yang tiba-tiba duduk di sebelahku.

Aku sedang di SBS untuk sebuah interview. Aku sedikit kaget dan langsung tersadar dari lamunanku. Minho Oppa memegang dahiku untuk mengecek suhu tubuhku.

“A..aniya Oppa..” jawabku gugup.

Kusingkirkan tangannya dari dahiku dan mulai mengatur degup jantungku.

“Jinjja?” tanyanya khawatir.

“Ne, Oppa. Gwaenchanayo” jawabku bohong.

Minho Oppa sepertinya percaya padaku dan menggut-manggut mengerti. Dia meneguk air mineral yang sedari tadi dibawanya dan menyandarkan kepalanya di sofa.

“Oh iya, bagaimana hubunganmu dengan Kwangmin? Kau sudah baikan dengannya?”

DEG!

Mendengar namanya disebut, kontan membuat jantungku kembali bertalu-talu lagi. Wajahku kembali memanas, omo! Ottokhae? Bumi, telan aku sekarang juga!

Sepertinya Minho Oppa menyadari perubahan wajahku yang memerah ini dan dia menyeringai padaku. Aish! dia pasti mau menggodaku!

“Pasti terjadi sesuatu antara kau dan Kwangmin’kan?”

Binggo! Kau berhasil membuat wajahku tambah merah Choi Minho! Tak kujawab pertanyaannya itu dan terus mengalihkan pandanganku.

“Aaah..aku tahu! Kalian pasti sudah berciuman’kan?”

DHUAR!

Aku sudah skakmat kali ini! Wajahku seperti di rebus di oven 1800 C. Tamat sudah riwayatmu Lee Cheonsa!

CHOI MINHO POV

Aku sedang ada di SBS untuk rekaman variety show. Tiba-tiba, saat aku berjalan-jalan di koridor, aku menemukan Cheonsa yang sedang melamun sendirian. Sepertinya dia tidak menyadari keberadaanku. Omo! Kenapa wajahnya merah?

“Yak, kenapa wajahmu merah begitu? Kau demam?” tanyaku dan langsung duduk di sebelahnya.

Dia sedikit kaget dan langsung tersadar dari lamunannya. Kupegang dahinya untuk mengecek suhu tubuhnya dengan suhu tubuhku.

“A..aniya Oppa..” jawabnya gugup.

Dia menyingkirkan tanganku dari dahinya. Kenapa dia jadi agak aneh? Apa dia benar-benar demam?

“Jinjja?” tanyaku khawatir.

“Ne, Oppa. Gwaenchanayo” jawabnya.

Syukurlah kalau begitu. Kuteguk air mineral yang sedari tadi kubawa dan menyandarkan kepalaku di sofa. Ngomong-ngomong, aku jadi ingat pada Jo twins.

“Oh iya, bagaimana hubunganmu dengan Kwangmin? Kau sudah baikan dengannya?” tanyaku.

Dia sedikit tersentak ketika aku menyebut nama Kwangmin. Wajahnya yang tadi merah, sekarang tambah memerah. Aaah..arasseo, pasti ada yang dia sembunyikan dariku! Aku menyeringai padanya. Aku jadi ingin menggodanya sebentar, kekeke!

“Pasti terjadi sesuatu antara kau dan Kwangmin’kan?”

Dia tidak menjawab pertanyaanku dan terus mengalihkan pandangannya dariku. Heh, aku ini tidak gampang menyerah Lee Cheonsa!

“Aaah..aku tahu! Kalian pasti sudah berciuman’kan?”

Aku hanya asal bicara saja dan omo! Ige mwoya? Wajahnya tambah merah saja! Seperti kepiting rebus yang terlalu lama direbus. Apa aku benar? Perlahan kudekatkan wajahku padanya, dia sudah menutup matanya rapat-rapat.

“O..Otte? benar ya?” tanyaku memastikan.

Dia mengangguk pelan sambil terus menutup matanya.

“Muahahahaha!!!” akhirnya tawaku pecah juga.

Oke, ini memang serius tapi tetap saja membuatku geli! Untung saja disini sepi.

“Yak! Oppa! Jangan tertawa!” dia memukul lenganku pelan.

Aku berusaha menghentikan tawaku dan menghembuskan nafas panjang. Wajahnya benar-benar imut sekarang ini, benar-benar seperti tomat busuk, muahahaha!

“Ara..ara..haha..jadi kapan kejadiannya?”

Dia masih menunduk dengan wajah merahnya dan siap menceritakan adegan ciumannya. Dari cerita yang kudengar darinya, ini benar-benar seperti drama-drama TV. Tak kusangka Kwangmin bisa seberani itu di depan umum, untung saja orang-orang tidak mengenali mereka.

“Ottokhaeyo Oppa? Aku benar-benar malu saat bertemu dengannya..”

Aku jadi kasihan melihatnya, baru saja mereka baikan dan sekarang mereka malah jadi canggung satu sama lain.

“Bersikap biasalah, seolah-olah tidak terjadi apapun. Dia juga pasti sudah lupa kejadian itu”

“Aish! mana bisa Oppa! Tidak mungkin aku bisa bersikap biasa saja sementara..aish! molla!” dia mengacak-acak rambutnya frustasi.

“Yak! kau ini berlebihan sekali! Lagipula itu juga bukan ciuman pertamamu’kan?”

BUM!

Entah perasaanku atau apa, aku seperti merasakan hawa gosong dari arah sampingku. Yak! jangan bilang…

“Benar-benar yang pertama ya?” tanyaku memastikan.

Dia mengangguk lemah sambil menutupi wajahnya. Waah jinjja daebak! Kwangmin merebut ciuman pertama Cheonsa? Tunggu, pertama?

“Yak! masa setelah 19 tahun hidup, kau baru merasakan ciuman pertamamu itu di Everland?”

Omo! Ini lebih hebat lagi! Baru kali ini aku mendengar kalau Cheonsa baru merasakan yang namanya first kiss. Kupikir dia sudah melakukan itu sebelumnya.

“Aku’kan khusus menyiapkan first kiss-ku untuk Kyuhyun Oppa..”

“Pfft! Kau ini benar-benar polos sekali sih?” aku berusaha menahan tawaku lagi.

“Oppa ottokhae? Aku tidak bisa bersikap biasa dengannya lagi..” dia benar-benar frustasi ternyata.

“Kalau Kwangmin sendiri? Apa itu juga first kiss-nya?” tanyaku memastikan.

“Molla..” dia menggelengkan kepalanya lemah.

Aish, jeongmal! Mereka ini seperti anak SMA yang baru merasakan cinta saja -____-

“Memangnya dia menyukaimu? Tidak mungkin’kan dia melakukan itu pada wanita yang tidak dia sukai?”

“Dia bilang sih begitu..”

“Kalau kau sendiri bagaimana?” tanyaku lagi.

“Aniyo..” dia menggelengkan kepalanya lagi.

“Ya kalau begitu, kau harus menolaknya dengan tegas” ucapku bijak.

“Dwesseo, geunde..dia terus saja bilang tidak akan menyerah”

Hm..rumit juga ya?

“Bagaimana kalau kau cari pacar saja? Dia pasti akan menyerah setelah mengetahui kau punya pacar”

Dia tampak memikirkan pendapatku dan menggeleng lemah.

“Waeyo?” tanyaku, sepertinya usulku ditolak lagi.

“Aku tidak mau pacaran selain dengan Kyu Oppa” dia menyilangkan tangannya di dadanya.

Aish, jeongmal! Dia ini lemot sekali sih!

“Yak! kau’kan tinggal pacaran dengannya saja!”

“Iya ya? Geunde..hatiku masih belum siap, Oppa”

“Yak! sampai kapan kau mau begini terus? Bisa-bisa Kyuhyun Hyung bisa direbut yeoja lain” aku jadi gemas sendiri.

“Iya sih..tapi tetap saja..”

Aish! aku mengacak rambutku frustasi menghadapi yeoja ababil satu ini.

“Ya sudah kalau kau tidak mau pacaran, setidaknya pura-puralah pacaran, itu akan menghentikan perasaan Kwangmin padamu”

Dia mengangkat wajahnya dengan pancaran berbinar. Aigoo, membuatku terkejut saja!

“Kalau begitu, Oppa saja pura-pura jadi pacarku!”

Mwoya?!

PLETAK!

“Appo!” dia meringis kesakitan.

Suruh siapa bicara ngelantur begitu?

“Yak! aku ini serius!”

“Aku juga serius, Oppa! Mau ya?”

“Aish! shireo!” tolakku.

“Waeyo?” dia terus merecokiku.

“Yak! aku sedang menyukai seorang yeoja, nanti dia bisa salah paham, ups!” kututup mulutku cepat.

Gawat! Dia pasti menggodaku dengan berbagai pertanyaan nih! aku baru sadar dengan apa yang barusan kubicarakan.

“Jinjja? Nugu?” tuh’kan!

“Yak! itu bukan urusanmu, pokoknya cari saja namja lain” aku berusaha mengalihkan perhatian.

“Aish! dasar pelit!” dia memeletkan lidahnya padaku.

Masa bodoh! Pokoknya aku tidak mau.

Dia terlihat kesal sambil mengembungkan pipinya. Dan berpikir lagi sambil melipatkan tangannya di dadanya.

“Ini tidak akan berhasil, Oppa. Pasti akan jadi skandal besar kalau aku pacaran dengan orang lain dan Kyu Oppa pasti bisa salah paham soal ini”

Hm..benar juga sih.

“Ya sudah, kalau begitu hanya ada 2 pilihan. Satu, nyatakan cintamu pada Kyuhyun Hyung. Dua, terus menerus dikejar Kwangmin” ucapku memberi option.

Dia mengerutkan alisnya, menimbang-nimbang mana yang lebih baik. Kasihan sekali, aku jadi tidak tega.

“Pikir saja pelan-pelan. Percuma juga kalau kau belum siap menyatakan perasaanmu” aku bangkit dari dudukku menuju tempat rekaman lagi.

PATAH HATI

JO KWANGMIN POV

Semenjak kejadian di Everland itu, Cheonsa selalu menghindariku. Aish! kenapa keadaannya jadi berbalik begini? Kwangmin babo! Kenapa waktu itu aku tidak bisa menahan diri? Apalagi itu tempat umum. Untung saja, Youngmin langsung membawaku pergi tepat setelah Cheonsa pergi. Aku benar-benar seperti orang tolol waktu itu! Aish! aku mengacak-acak rambutku frustasi.

“Yak, kau kenapa Kwangmin-ah?”

Aku tidak menjawab pertanyaan Donghyun Hyung. Aku hanya pergi dari ruangan itu sambil mengambil HP-ku.

“Ada apa dengan anak itu? Tambah aneh saja” Jeongmin Hyung jadi ikut-ikutan bingung.

Aku berjalan-jalan di sekitar koridor MuBank. Kupencet beberapa nomor yang sudah kuhafal di luar kepala. Aku harus minta bantuan Yoona Noona.

Tapi segera kuputuskan sambungan telfon dan mengejar sosok yang terus menghindariku selama 1 minggu ini. Itu Cheonsa, mau kemana dia? langsung saja ku ikuti dia dari belakang.

LEE CHEONSA POV

Aku sudah memutuskan untuk menyatakan perasaanku hari ini pada Kyuhyun Oppa. Kami janjian bertemu sebelum MuBank mulai di atap gedung. Dengan tergesa-gesa, kulangkahkan kakiku menuju atap gedung.

Suasana di atap gedung ini memang sepi dan tidak kamera pengintainya. Jadi, menurutku ini adalah tempat yang sempurna untuk menyatakan cinta. Baiklah, tarik nafas dulu sebelum masuk. Hatiku benar-benar seperti sedang menunggu undian lotre saja, ani..ini lebih penting daripada undian lotre.

Aku tidak bisa tidur semalaman memikirkan kata-kata apa yang akan kukatakan nanti. Kuharap Kyuhyun Oppa mau menerimaku dan aku bisa lepas dari Kwangmin. Baiklah, aku siap sekarang. Cheonsa-ya hwaiting!

Begitu kubuka pintu atap gedung, seketika itu juga, aku benar-benar ingin Tuhan mencabut nyawaku saat itu juga. Disini, kulihat Kyu Oppa sedang mencium seorang yeoja. Aku tidak tahu itu siapa, aku tidak peduli itu siapa. Tapi yang pasti, hatiku benar-benar sakit melihatnya. Dadaku bergetar hebat, mendadak semua oksigen di sekitarku mulai berubah menjadi karbon dioksida. Mataku mulai memanas, pikiranku kosong.

Tiba-tiba saja, seseorang membalikan badanku dan memelukku erat. Aku tidak tahu itu siapa tapi aku benar-benar sudah tidak tahan lagi. Begitu dia menutup pintu atap gedung, tangisku langsung pecah seketika.

Kejadian itu seperti film dokumenter yang terus menerus di ulang dalam pikiranku. Membuat dadaku tambah sesak. Begitu jelas. Semuanya terlihat jelas di mataku.

Apa ini yang namanya patah hati? Sebegitu menyakitkannyakah?

TBC

Saya masih menimbang-nimbang gimana akhir ceritanya. Setelah FF ini berakhir, giliran cerita Kyuhyun Oppa dan sekarang masih dalam proses pembuatan. But, for this moment..I need your comments dan kalau ada yang mau ngasih saran juga boleh kok! Gomawo untuk yang mau membaca dan salam cupcup wawaw!

10 thoughts on “My Neighbour Part 4

Leave a reply to Hyora 'Ranie' Kim Cancel reply