Hello My Doctor! [part 2]


Author : Flyingfishae

Main Cast : Lee Donghae, Kim Hyesung

Support Cast : Super Junior member and crew.

Genre : Love/Friend

Ps : anyeonghaseo… Haebun imnida! Semoga dengan ff ini kalia bisa terhibur! Aku akan segera tulis lanjutannya… semoga semua suka. Kamshamida!

Hello My Doctor part2

Hamparan pearl sapphire blue ocean terlihat dimana mana, teriakan histeris para yeoja terdengar hingga ke langit ke tujuh, semua memegang benda yang sama meski dengan berbagai macam bentuk, Light stick! Mereka semua memegang light stick yang menjadi benda wajib untuk menonton sebuah pertunjukan super spektakuler, Super Junior Super Show!

Di belakang panggung para bintang sedang menunggu sambil melakukan berbagai aktifitas yang berbeda. Donghae duduk di depan cermin, matanya menerawang kemana mana. Masih terekam jelas di fikirannya kejadian seminggu lalu. Masih terdengar jelas di telinganya, suara yeoja yang entah kenapa selalu datang menghampiri pikirannya belakangan ini. Kyuhyun memperhatikan Hyungnya dengan heran, didekati Hyungnya itu.

“ya hyung! Kenapa tersenyum terus sejak tadi?” Kyuhyun menepuk bahu Donghae dengan cukup keras.

“aa! Ani…” jawab Donghae gelagapan, ia tidak sadar bahwa sedari tadi dirinya sedang tersenyum.

“kau membuatku takut….” kata Kyuhyun enteng sambil meninggalkan Donghae yang masih bingung atas sikapnya sendiri.

Leeteuk mendekati Donghae yang sedang mengusak usak dagunya sendiri, mencari hal masuk akal dari dirinya. Leeteuk duduk di samping Donghae yang kelihatannya terlalu serius dengan pikirannya sendiri, sehingga ia tidak sadar akan kehadiran leadernya itu.

“kau bahagia sekali akhir akhir ini” kata Leeteuk tiba tiba, membuat Donghae terpelonjat kaget di kursinya.

“ah, hyung… mengagetkanku…” kata Donghae asal sambil membetulkan posisi duduknya.

“kau salah makan atau apa? Kenapa begitu bahagia?” tanya Leeteuk sedikit terkekeh, Donghae ikut terkekeh.

“bukankah bagus bila ia bahagia terus seperti itu? ELF akan senang dan tenang” tiba tiba Eunhyuk muncul di belakang mereka berdua. Mereka terkekeh bersama.

“kajja! Sudah waktunya kita keluar” tambah Eunhyuk sambil mengibaskan tangannya, diikuti Donghae dan Leeteuk yang berdiri lalu bersiap keluar untuk melakukan pekerjaannya. Menghibur ribuan orang di setiap menitnya.

-Donghae Pov-

Benarkah aku sebahagia itu? aku memang merasa akhir akhir ini beban hidupku berkurang, entah kenapa. Padahal jadwal kami masih sama padatnya seperti dulu, bahkan lebih padat. Yang lebih anehnya lagi, aku masih mengingat dokter Kim Hyesung yang dulu kutemui di rmah sakit. haish jinja dia benar benar ramah. Aku rasa kami bisa berteman dengan baik, caranya berbicara dan pembawaannya yang ceria, rasanya aku ingin bicara banyak dengannya.

Aku mendengar tepuk tangan dan jeritan yang sangat keras dan menggema di mana-mana, membuat jantungku sedikit berdebar. Kami bersepuluh membungkuk sambil mengatakan salam perpisahan, jeritan itu masih kudengar, jeritan para yeoja yang tidak tahan melihat kami yang tampan ini. hahaha! Pada akhirnya kami harus kembali ke belakang panggung.

Aku mengganti pakaian ku dengan pakaian yang biasa aku kenakan sehari hari, begitu juga dengan yang lain. kami semua kembali ke hotel dan masuk kekamar masing-masing. Kami sangat lelah hari ini, ya. jelas sangat lelah.

Aku sedang menyandarkan kepalaku di bantal saat menejer hyung datang membawa secarik kertas di tangannya. Eunhyuk yang sedang sibuk mencukur terpaksa menghentikan kegiatannya dan datang menghampiri menejer hyung yang kini telah duduk di kursi rias hotel. Aku menegakan badanku, aku tau apa yang akan terjadi. Paling paling menejer hyung yang selalu sibuk ini akan memberi tau jadwal kami bulan depan. Itu yang selalu ia lakukan.

“langsung saja… bualan depan kalian akan ke, taiwan, jepang, indonesia lalu….” Menejer hyung terus membacakan berbagai macam tempat yang akan kami kunjungi. Aku menganggu angguk seadanya, aku sedang lelah. Nanti saja besok pagi akan kumasukan semua daftar jadwal ke ipadku.

“dan, di akhir bulan kalian akan mengikuti variety show di rumah sakit seoul” Anggukan kepalaku yang dinamis berhenti saat mendengar kata kata terakhirnya.  Mwo?! Rumah sakit seoul??

“mwo? Rumah sakit?” tanyaku heran. Eunhyuk yang tadinya sudah setengah tidur, terbangun lagi karena ucapanku yang cukup keras.

“ne… kalian akan mengunjungi pasien yang sedang sakit disana” tambahnya. Aku mengangguk mengerti.

“baiklah, tidur dengan cepat. Besok kalian kembali kekorea” kata menejer hyung sembari keluar kamar. Kami menunduk mengantar kepergiannya. Rumah sakit seoul. Ah berarti aku bisa bertemu lagi dengan Hyesung! Kali ini aku akan meminta nomor ponselnya agar aku tidak menderita seperti sekarang ini.

“kau menyembunyikan sesuatu dariku? Ada yang tidak kau ceritakan padaku?”tanya Eunhyuk sambil memanyunkan bibirnya.  Haish… hyuk-ah kenapa berppikir begitu? Sahabatku yang satu ini memang perlu di perlakukan ekstra.

“aku ingin menceritakaannya padamu. Hanya akhir akhir ini tidak ada waktu” jawabku

“kalau begitu sekarang saja! Aku siap mendengarkan!” Eunhyuk loncat ke kasurku dan duduk di sebelahku. Aku menarik selimut hingga menutupi setengah kakiku.

“aku… entahlah… “ kataku terbata, aku bingung mau menceritakan apa, karena aku sendiri belum yakin sebenarnya aku ini kenapa.

“cepatlah ikan mokpo! Aku penasaran!” semprot Eunhyuk tidak sabar.

“bagaimana menceritakannya ya…” aku menggaruk kepalaku “ aku bertemu seorang wanita” tambahku dengan suara lebih kecil

“mwo?? Wanita? Siapa dia? Apa dia cantik?” tanya Eunhyuk heboh begitu mendengar pernyataanku.

“cukup cantik untuk ukuran gadis tanpa polesan operasi plastik” kataku “dia juga pintar dan menyenangkan. Aku ingin bertemu dengannya lagi” tambahku sambil tersenyum. Muka Eunhyuk memerah mendengarnya, entah karena girang mendengar ceritaku, entah karena geli karena aku berlebihan.

“dimana kau bertemu dengannya?” tanya Eunhyuk penuh antusias.

“di… rumah sakit” jawabku singkat.

“mwo! Rumah sakit?” kata Eunhyuk kaget.

“kenapa sekaget itu?? memang ada yang aneh?!”

“ani… hanya saja… bagaimana kau bisa bertemu dengan wanita di rumah sakit?”

“ah itu…dia adalah dokter yang menanganiku di minggu lalu”

“dokter? Berapa umurnya?”

“23”

“muda sekali… kau ini aku tidak menyangka” kata Eunhyuk sambil bangkit dari duduknya dan pindah ke kasurnya di sebelahku

“wae? Memangnya ada apa?” tanyaku heran

“ani. kau, maksudku kisahmu seperti cerita dongeng” katanya sambil mulai merebahkan badannya di atas kasur, kedua tangannya di letakkan di belakang kepala. Aku terdiam mendengarnya.

“aku serius Hae, pasien yang jatuh cinta kepada dokternya… bukankah itu romantis?” lanjutnya lagi

“aku tidak jatuh cinta hyuk!” bantahku, eunhyuk malah memiringkan badannya dan memunggungiku

“percaya padaku. Kau sedang jatuh cinta” tambahnya lagi. Lagi-lagi ia membuatku terdiam kehilangan kata-kata. Jatuh cinta? Sepertinya ia terlalu berlebihan.

-Hyesung Pov-

Udara siang ini sangat panas… sudah hampir sebulan berlalu sejak aku mendapar keberuntungan merawat orang terkenal yang cukup tampan. Haaah kemarin aku melihat beberapa remaja histeris hanya karena melihat fotonya di majalah, mungkin jika mereka tau aku pernah merawatnya, mereka akan membunuhku. Hahaha

Aku melangkahkan kakiku ke mini market terdekat dari rumah sakit tempatku bekerja. mini market ini cukup sepi, karena tidak banyak yang tau keberadaannya. Jauh dari pusat kota membuat mini market ini terlihat sangat luang. Setiap kali kesini aku akan menemui orang yang sama.

Aku berjalan melewati rak rak makanan ringan dan menuju kulkas yang terletak di belakang ruangan. Aku membuka pintu kulkas itu lalu mengambil minuman kesukaanku. Setelah itu aku membalikan badanku dan hendak membayar minuman yang kuambil ini, dan….OMO! siapa dia? Aku melihat seorang pria memakai jaket tebal dan tudung kepala yang hampir membenamkan seluruh wajahnya. Kenapa ia memakai jaket dan tutup kepalanya di siang yang terik ini?

Apakah dia maling? Segala macam hal negatif terlintas di pikiranku sekarang. Aku berusaha tidak peduli dan memberanikan diri melewati sosok menyeramkan itu, aku berjalan sambil menundukan kepala dan menggenggam botol minuman denga sangat keras, tapi… apa apan ini? dia menangkap tanganku dan mencengkramnya. Aku sudah tidak tahan lagi! Aku pukul kepalanya dengan botol minuman yang kubawa.

“AAAW!” pekikinya sambil melepas tanganku dan memegangi kepalanya, aku mundur beberapa langkah dan hendak melakukan serangan kedua saat ia  membuka tutup kepalanya. Astaga!!!

“apa yang kau lakukan dok?” rintih pria itu masih memegangi kepalanya. OMO!

“aaa… mianhe! Jeongmal mianhe!” kataku sambil menunduk berkali kali.

“sakit sekali…. kau kira aku apa?” tanyanya

“mian.. aku kira kau orang jahat. Kau sangat menyeramkan tadi”

“haish jinjja…” pria bernama Lee Donghae itu menyeritkan dahinya dan kembali memasang tutup kepalanya. Haish kenapa pria ini bisa ada disini? Apa di tidak takut ketahuan fansnya?

###

“kenapa kau bisa kesini?” tanyaku sambil membuka tutup botol minuman yang kubeli tadi.

“aku sedang menyetir di daerah sini, dan aku… haus” jawabnya sambil menerawang kekanan dan kekiri. Sepertinya ia mulai takut bila ada yang menyadari keberadaannya.

“taman ini aman… hanya ada beberapa orang tua yang suka duduk-duduk disini” jelasku melihat gelagatnya yang cemas. Ia mengangguk angguk lalu membuka tutup kepalanya.

“kau biasa disini?” tanyanya

“hanya sesekali. Apa kau tidak sibuk?” tanyaku heran. Setauku artis seperti dia harusnya sedang sibuk bukan?

“tidak… jadwalku hari ini sudah selesai” jawabnya sambil menerawang ke langit langit.

“benarkah… wah ternyata kau tidak sesibuk yang kukira” kataku sedikit bergurau

“jadi kau pikir aku sangat sibuk?”

“ne… aku pikir kau sibuk hingga tidak sempat bernapas” aku terkekeh. Ia juga ikut terkekeh. Namun tiba tiba ia menegakkan badannya dan menatap kearahku.

“besok aku akan kerumah sakitmu!” katanya bersemangat. apa apaan dia? Kerumah sakit kenapa begitu bersemangat?

“hah? Apa alergimu akan kumat lagi besok?” tanyaku cemas, ia baru saja sembuh kenapa harus kerumah sakit lagi?

“ani! mana mungkin aku tau alergiku kumat atau tidak besok” jawabnya cepat, aku mengngguk pasti

“ne… kau benar” jawabku dan ia terkekeh. Astaga kenapa ia terkekeh di depanku seperti ini? wajahnya? Caranya tertawa tadi… kenapa manis sekali.

“kenapa memperhatikanku begitu?” tanyanya meyadarkanku. Haish! Kenapa aku memperhatikannya? Memang apa yang aku perhatikan? Dia terlalu percaya diri!

“aniyo..! kalau begitu kenapa kau kerumah sakit?” tanyaku mengalihkan perhatian.

“kami ada shooting disana” jawabnya singkat

“jinjja? Waaah….”

“memangnya kenapa?”

“tidak apa apa… hanya ingin berkata wah saja” kataku berbohong. Ia tidak tau apa yang akan ia hadapi besok, kebanyakan perawat di rumah sakit kami adalah peneliti dunia kpop. Jika mereka tau bahwa akan ada boyband besar datang dan melakukan shooting… aku tidak berani membayangkannya lagi.

“yasudah! Aku harus pergi” katanya sambil berdiri dari duduknya yang nyaman tadi.

“ya… sampai jumpa” aku ikut berdiri, disusul ia yang mulai berjalan meninggalkan taman.

“a..a..a!” ia kembali menghampiriku yang hampir berjalan menjauh. Aku menoleh dan mendapatinya sedang sibuk merogoh saku jaketnya

“aku minta nomor ponselmu dok” katanya sambil menjulurkan ponselnya kearahku. Benarkah? Untuk apa ia meminta nomorku? Tapi… yasudahlah! Aku mengambil ponselnya dan memasukan nomor ponselku lalu mengembalikannya lagi. Ia tersenyum menadapatkannya, lalu melambaikan tangan dan berlari meninggalkan ku yang berdiri kebingungan

“sampai jumpaaaa” teriaknya disela sela larinya

-Donghae Pov-

“Kau ini kenapa lagi?” tanya Leeteuk hyung begitu aku sampai di dalam dorm. Mungkin ia bingung meihatku yang memasuki dorm sambil bersiul riang. Aish hyung bisakah menunggu nanti? Aku sedang senang saat ini.

“jangan ganggu aku dulu hyung! Aku mau tidur! Bangunkan aku besok!” jawabku sembari masuk kedalam kamar

“YA! ini masih jam tiga sore! Kau tidur apa??” teriaknya dari luar, aku tidak peduli dengan pertanyaannya. Yang kupedulikan adalah besok, aku akan bertemu lagi dengannya. Betapa bahagianya aku bertemu dengannya tadi. Aku tidak perlu menunggu besok untuk mendapatkan ponselnya. Aaish ponselku jagalah nomor ia di dalam perutmu itu!

-Author Pov-

Hyesung memperhatikan para perawat di depan meja resepsionis, mereka terlalu girang sehingga mereka hampir lupa dangan pekerjaannya. Ada yang menggeliat gemas tanpa alasan. Ada yang sibuk dengan ponselnya, bahkan ada yang sudah berteriak kecil karena terlalu histeris dan antusias. Hyesung sedikit kesal melihat semua itu. ia jadi membayangkan muka member super junior yang kaget melihat tingkah perawat yang tidak wajar ini.

“Dok… pasien 201 mengginggil lagi” salah satu perawat yang masih waras mendatangi Hyesung yang berdiri keheranan di depan meja resepsionis.

“baiklah. Kajja” jawab Hyesung sambil meninggalkan tempat itu dan pergi menuju kamar 201.

###

Tiga buah kameraman dan beberapa kru sudah sampai di lobi rumah sakit. mereka berjalan mundur agar dapat mengambil gambar sepuluh pria tampan yang sedang berjalan memasuki lobi rumah sakit, beberapa dari pria itu berbicara dengan kamera, dan beberapa lagi hanya memperhatikan temannya. Mereka memasuki lobi rumah sakit disambut oleh para perawat yang menggeliat tidak tahan.

###

Hyesung menaruh kembali stetoskopnya didalam jas putih yang selalu ia kenakan. Gadis kecil bertubuh mungil sedang tertidur dengan muka pucat di hadapannya. Matan Hyesung menyerit sedih. Dilihatnya jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangannya, lalu ia kembali menatap gadis kecil yang sedang tertidur lagi. Ia baru saja akan keluar saat segerombolan orang masuk kedalam ruangan yang sedang ia tempati.

Betapa kagetnya Hyesung mendapatkan member Super Junior yang sedang melakukan shooting. ah bukan. Bukan ini yang ia harapkan, ia benar-benar tidak ingin tertangkap kamera dan  ingin pergi dari ruangan itu namun, seseorang terlanjur mendatanginya. Alhasil kameraman menyorot wajahnya yang linglung.

“apa anda dokter disini?” tanya seseorang yang ternyata MC itu. Hyesung mengangguk ragu.

“waaaah muda sekali, bisakah kau menceritakan keadaan disini?” tanya MC itu lagi, Hyesung menyerit kebingungan, di ruangan itu terdapat lima orang pasien yang kebanyakan sedang terjaga dan tersenyum senang mendapat kunjungan seperti ini.

“ah itu…” Hyesung baru akan menceritakan keadan di ruangan itu ketika ujung matanya melihat sosok Donghae di tengah tengah sepuluh pria tampan lainnya. Donghae terlihat sedang memperhatikan Hyesung sambil terkekeh geli.

“ya…” MC menyadarkan Hyesung yang sempat terdiam kaku.

“ah.. ya baiklah… jadi mereka adalah…” Hyesung menjelaskan situasi di rumah sakit dengan ramah. sedangkan Eunhyuk diam diam menyikut lengan Donghae yang berdiri di sebelahnya

“apa itu orangnya? “ Eunhyuk menggoda Donghae yang fokus memperhatikan Hyesung yang sedang menjelaskan dengan hati hati. Donghae mengangguk sambil tersenyum. Eunhyuk ikut terseyum geli.

“ya~ jadi begitu… kau hebat sekali semuda ini sudah dapat menjelaskannya dengan sangat jelas” MC memuji Hyesung yang hanya dapat tersenyum malu.

Para anggota super junior memulai aksi mereka dengan mendatangi pasien yang ada satu persatu, mereka menyalaminya dan kadang bernyanyi untuk si pasien. Tentu saja kamera membuntuti mereka dari belakang. Kyuhyun dan Sungmin hendak mendatangi gadis kecil di pojok ruangan saat Hyesung dengan cepat mencegahnya

“sttt… biarkan ia tidur” kata Hyesung sambil menggeleng gelengkan kepalanya. Mereka semua mengerti dan beralih kepasien lain. Donghae memperhatikan tingkah Hyesung sedari tadi, membuatnya tersenyum sepanjang shooting. Diperhatiakannya tubuh Hyesung yang cukup tinggi. Masih sama, ia masih Hyesung yang selalu ceria.

Pukul 7 malam Shooting selesai, semua telah melakukan pekerjaanya dengan baik. Hyesung yang secara tidak sengaja menjadi guide mereka di rumah sakit, ikut merasakan lelah yang sama dengan para member super junior yang lain.

Hyesung sedang membereskan barang barangnya saat seseorang datang. Seseorang yang mengenakan jaket hitam di padu dengan celana panjang dan sepatu kets yang sangat cocok melekat di tubuh sempurnanya. Orang itu mendekati Hyesung yang terdiam keheranan. Untuk apa dia kemari? Hyesung membatin. Orang itu terus berjalan sambil tersenyum, ketika jarak diantara mereka sudah cukup dekat, orang itu menunduk sopan.

“Eunhyuk imnida” katanya saat ia menunduk. Hyesung ikut menunduk

“Hyesung imnida” jawab Hyesung sedikit ragu. Hyesung tidak mengerti sama sekali kenapa orang bernama Eunhyuk ini harus menemuinya. Bertemu saja belum pernah, kenapa harus datang?

“ada apa ya?” tanya Hyesung hati hati. Eunhyuk tersenyum lebar memperlihatkan giginya yang tersusun rapih.

“kami hanya mau mengajakmu makan diluar. Acara sukses berkat kau” jawab Eunhyuk berbohong. Hyesung mengangguk sedikit lalu kembali menyeritkan dahi.

“kami? Maksudmu….”

“ya. aku dan member super junior yang lain” jawab Eunhyuk cepat. Hyesung terdiam sebentar, ia berpikir keras dan menimbang nimbang. Kira-kira apa yang aka terjadi bila ia makan bersama para member super junior? Bayangan ELF yang sangat cemburuan mulai muncul di otak cerdasnya.

“tenang tenang.. tidak akan ada yang tau. kau aman” kata Eunhyuk seolah dapat membaca pikiran Hyesung saat ini. mata Hyesung terbelalak mendengarnya.

“aa… ne…” jawab Hyesung ragu sambil mengambil tas di sampingnya.

Hyesung berjalan di belakang Eunhyuk dalam diam, ia tetap was was dan memperhatikan sekeliling ia berusaha membuat semuanya terlihat normal. Mereka berjalan hingga kedalam mobil dengan aman. Tanpa seorangpun yang sadar akan kehadiran mereka. Mereka berdua menaiki mobil yang selalu siap mengantar Eunhyuk dan member super junior lainnya kemana mana.

Tidak berapa lama mereka sampai disebuah rumah makan besar yang terlihat mewah, Hyesung memasuki rumah makan tersebut dengan ragu, matanya terbelalak saat melihat segerombolan pria sedang bersenang senang sambil menyantap hidangan di depan mereka.

“YA! Eunhyuk ah….” teriak seseorang diantara mereka.

Donghae yang mendapati Eunhyuk berjalan dengan seseorang yang selama sebulan ini terus menghantui pikirannya. Donghae menelan ludahnya dan menatap Eunhyuk penuh tanya.

“yaaah bukankah ini dokter tadi? Dokter kim?” tanya Yesung yang menyadari kehadiran Hyesung.

“nde…” Hyesung menunduk ramah sambil tersenyum.

“ya… ada apa ini kenapa kau membawanya?” tanya Leeteuk dengan senyuman jahil. Eunhyuk menyeritkan dahinya sebentar sambil mengambil posisi duduk di sebelah Ryewook yang sedang menegak minumannya.

“memang kenapa? Dia sudah membantu kitakan?” jelas Eunhyuk “ lagi pula… dia juga sudah menyelamatkan nyawa teman kita” tambahnya sambil tersenyum jahil kearah Donghae.

“maksudmu apa hyung?” tanya Kyuhyun diikuti tatapan penuh tanya dari semua orang yang hadir disana.

“bukankah begitu… Lee Donghae ssi?” jawab Eunhyuk masih dengan senyum jahilnya. Donghae membetulkan posisi duduknya dan menggaruk kepalanya yang sepertinya tidak gatal.

“yaah…. jadi kau dokter yang menolong Donghae bulan lau?” tanya Leeteuk sambil mengangguk angguk sendiri. Hyesung juga ikut mengangguk.

“kalau begitu ayo duduk!! Yaaah! Kenapa berdiri saja dari tadi. Ayo makan bersama kami” Shindong berseru dengan akrabnya sambil menunjuk kursi di sebelah Sungmin. Sungmin tersenyum manis mendapati Hyesung yang masih terlihat sangat cangggung.

“duduklah” kata Sungmin ramah sambil memiringkan kepalanya. Hyesung menunduk lalu berjalan dan duduk disebelah Sungmin yang tersenyum manis.

‘Sungmin imnida…” Sapa Sungmin ramah

“ah, ne.. Kim Hyesung imnida…” jawab Hyesung seadanya.

Hyesung menghela napasnya berkali kali, ia masih tidak pernah menyangka akan berada di satu meja makan dengan mereka semua. Di tabah lagi, ia benar benar canggung untuk berhadapan dengan Donghae lagi. Ia berusaha menghilangkan kecanggungannya bekali kali, namun sepertinya kecanggungannya tidak mudah hilang dan terlihat jelas di mata Heechul

“apa kami terlihat begitu menyeramkan?” tanya Heechul tiba tiba

“aniyo… bukan begitu” jawab Hyesung cemas.

“kalau beitu jangan canggung seperti itu, kami semua baik. Kecuali yang satu ini” tambah Leeteuk sambil melirik Kyuhyun yang sedang asik makan.

“Ya!! hyung!!” bentak Kyuhyun tidak terima. Semua tertawa melihat kejadia tadi.

Pada akhirnya Hyesung bisa membiasakan diri dengan mereka semua, lama kelamaan sikap canggung Hyesung memudar begitu saja. Namun sejak ia sampai hingga seluruh makanan telah terkuras habis. Ia sama sekali tidak berbicara dengan Donghae, untuk membuka topik pembicaraan sepertinya ia terlalu malu. Donghae spertinya juga menjadi ragu bila berada di tengah tengah teman temannya.

Hyesung sedang menyeruput minumannya saat ponselnya tiba tiba bergetar. Satu pesan masuk ke nomornya. Pesan dari namja yang tanpa sadar sudah menghilang dari tempatnya berada sekarang.

###

Semilir angin malam menyentuh pipi Donghae lembut, lampu lampu taman semakin memperindah suasana. Ia merasa bersyukur telah memilih tempat makan yang benar. Bagaimana tidak? Tidak banyak rumah makan yang memiliki taman seindah dan sesepi ini dimalam hari. Donghae menggerakan ujung sepatunya untuk menghilangkan kebosanan yang sudah ia rasakan sejak sepuluh menit lamanya.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari belakang, Donghae menoleh perlahan kearah sumber suara dan ia mendapati Hyesung sedang berjalan dengan canggung sambil mendekap tasnya erat erat. Donghae sedikit menyeritkan dahi melihat itu semua.

“Do.. Donghae ssi…” sapa Hyesung ragu ragu.

“ah.. ne! Dokter Kim! Atau kupanggil… Hyesung saja?” Jawab Donghae cepat.

“Ah itu… Hyesung terdengar lebih baik”

“baiklah Hyesung ssi… ah itu aku rasa kau merasa tidak enak dengan makan malam ini” kata Donghae membuka topik

“a… aniyo… tidak sama sekali” jawab Hyesung meyakinkan Donghae.

“aaa gwaenchan! Tidak apa apa bila kau merasa tidak enak. Eunhyuk memang suka melakukan hal hal diluar akal manusia waras seperti kita” kata Donghae bergurau.

“tidak-tidak! Benar-benar tidak.. aku senang dijamu seperti tadi kalian begitu menyenangkan” jawab Hyesung sedikit terkekeh mengingat ulah ulah yang dilakukan Heechul, dan Leeteuk tadi.

“benarkah? Yaaah aku lega mendengarnya” jawab Donghae diikuti anggukan kepala dari Hyesung. Donghae duduk dikirsi terdekat, tangannya menepuk kursi sebelahnya mengisyaratkan Hyesung untuk duduk disebelahnya. Hyesung mengangguk dan akhirnya duduk disebelah Donghae.

“kenapa kau memlih menjadi dokter?” tanya Donghae membuka topik lagi, kini yang ada dipikiran Donghae adalah bagaimana mereka bisa bicara lebih lama berdua. Karena Donghae yakin setelah ini mereka akan sangat sulit untuk bertemu

“kenapa kau memlih menjadi artis?” pertanyaan Donghae tadi dikembalikan oleh Hyesung

“mwo?”

“kurasa, menjadi dokter memang pilihanku. Tapi tidak ada alasan khusus dibalik itu, aku hanya ingin menolong orang-orang yang butuh perhatian ekstra” jawab Hyesung sambil menerawang kelangit. “lalu kau?” tanya Hyesung sambil memalingkan wajahnya kearah Donghae

“aaa..aku?” jawab Donghae gelagapan “yah… ini adalah impian ayahku dulu… namun setelah aku mencobanya, kurasa ini adalah impianku juga. Aku menikmati berada di dunia ini sekarang” jawab Donghae pada akhirnya

“kau pernah gagal?” tanya Hyesung lagi

“aku rasa pernah… tapi kita tidak boleh berputus asa bukan?”

“ya… kau benar… Tuhan pasti melihat usaha kita, seberapa keras kita berusaha, seberapa serius kita berdoa, Tuhan pasti melihat dan mendengarnya. Apa yang kita capai saat ini…adalah hasil dari apa yang kita lakukan sejak dulu” Hyesung mulai berbicara tanpa sadar. Donghae terpana mendengar kata kata yang begitu bijak. Donghae begitu terpana hingga sepertinya ia lupa caranya bernapas dalam sesaat.

“aa…aah! mian!” kata Hyesung tiba tiba sambil menunduk berkali kali, membuat Donghae tersadar dan kembali dari kekagumannya.

“aku berbicara terlalu banyak! Apa aku terlalu tua? Aah mianhe!” tambah Hyesung lagi, pipinya memerah karena malu, wajahnya menjadi canggung dan ragu ragu.

“hahahaha aniyo! Kau benar seratuh persen. Kau tidak terlalu tua. Kau itu terlalu muda!” kata Donghae mulai terbahak melihat tinggah Hyesung yang mulai tidak karuan.

“aa kau tertawa! Berarti aku memalukan! Aaaa tidak mungkin!” Hyesung kembali berkata kata sambil menutupi wajah merahnya dengan kedua tangannya yang lembut.

“ahahaha aniyo! Jangan begitu” Donghae berusaha memperbaiki suasana yang sudah mulai menyenangkan ini.

“aaa aku malu Donghae ssi!” kata Hyesung keras sambil terus menutupi wajahnya.

“ya! ayolah tidak seburuk itu” Donghae berusaha menjauhkan tangan Hyesung dari wajahnya.

“haaatchi!!!” tiba-tiba Hyesung bersin diikuti Donghae yang kembali terbahak

“kenapa malah bersin sih?hahaha!” kata Donghae sambil memegangi perutnya yang sakit melihat tingkah aneh Hyesung

“aaa aku kedinginan! Kenapa malah tertawa!” jawab Hyesung kesal

“aaaa..haha mian mian! Ayo masuk udara sudah semakin dingin!” kata Donghae menahan tawanya dan berdiri dari duduknya. Hyesung ikut berdiri dan mereka berjalan memasuki rumah makan. Donghae berjalan sambil seskali tertawa kecil.

Hyesung membelalakan matanya saat melihat meja yang tadi ia duduki sudah kosong dan dibereskan oleh para pelayan

“Mwo? Donghae ssi liat itu!” kata Hyesung sambil menunjuk meja mereka tadi, Donghae langsung menoleh dan kaget mendapati semua orang telah pergi. Meja telah rapih dan tidak ada yang tersisa.

“haish jinja…” guman Donghae pada dirinya sendiri, diambilnya ponsel dari saku jaketnya. Ia menelpon Eunhyuk yang sudah pasti menjadi dalang dari semua ini.

“YA!! LEE HYUKJAE! DIMANA KAU?” tanya Donghae keras begitu telepon diangkat oleh Eunhyuk

“ooh Donghae ah… kau dimana? Kami dalam perjalanan pulang… bukankah kau sudah berada di dorm sekarang? pffft” jawab Eunhyuk dari sebrang terdengar suara Eunhyuk yang menahan tawa.

“ya! Hyukjae ah… aku tau apa yang ada dipikiranmu sekarang! habis kau nanti!!” kata Donghae sambil menutup telponnya dengan cepat.

“wae?” tanya Hyesung yang heran melihat Donghae

“ani. kajja aku antar kau sampai rumah” jawab Donghae sambil berjalan menuju pintu keluar. Hyesung mengangkat alisnya tinggi tinggi sambil mengikuti langkah Donghae dari belakang.

Hyesung dan Donghae berjalan meninggalkan rumah makan tanpa ragu, setelah apa yang mereka alami tadi ditaman, sudah tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka.

Mereka berdua pulang dengan mobil yang Donghae bawa, sepanjang perjalanan mereka masih melanjutkan perbincangannya, terkadang Hyesung kembali berbicara panjang lebar, dan itu membuat Donghae kembali terkekeh, dan Hyesung yang kembali malu.

Donghae mengantar Hyesung sampai kedepan apartemennya.Donghae dan Hyesung saling mengucapkan salam perpisahan dengan sewajarnya. Tidak berapa lama setelah Hyesung turun dari mobil, Donghae langsung menginjak gasnya dan pergi meninggalkan tempat Hyesung berdiri sambil melambaikan tangannya. Diam diam Donghae terus tertawa dalam hati.

Hyesung memasuki apartemennya dengan langkah riang. Entah kenapa malam ini begitu menyenangkan. Entah kenapa….

-CON-

Next part…

“hyung jangan bercanda!” Donghae memohon kepada menejernya

“kenapa Hae? Tidak siap dengan kedatanganku?” wanita itu memainkan ponselnya di depan para member yang lain.

###

“Hyesung ah… sedang apa disini?” Sungmin mendapati Hyesung menatap lurus ketembok. Hyesung menoleh kaget.

 

 

Mianhe kalo ada yang ga suka sama ceritanya, atau banyak kekurangan. Aku masih harus banyak belajar… kalo ada yang salah comment aja ya! kalo ga ada yang salah juga comment. Hehe ^^ makasih banyak ya yang udah baca, itu aku tambahin cuplikan part3 nya hehe biar kaya film *plak! *kiss&hugs

 

 

16 thoughts on “Hello My Doctor! [part 2]

  1. seru thor
    hyesung kok jadi malu malu??
    Hyukie emang keren wkwkwk
    thor yg next part tu cewek tu siapa perempuan tu thor?? Kenapa hae memohon??
    Penasaran thor
    ditunggu lanjutannya ya thor :)

  2. Lanjut ya aku mohon– kkkk
    Aku suka ff tentang dokter-dokteran gini ^^

    Kapan ada konfliknya? :D *duh, malah nanya konflik lgi dsr g sabaran kkk*

  3. bagus kok.. mungkin part selanjutnya baru muncul konflik ya? itu ‘wanita’ siapa ya? hmm, penasaran…

  4. Ya Tuhan…
    Oppa ya! itu cewe siapa lagi???
    aku suka ceritanya…
    Lanjutannya jangan lama2 ya..
    di tunggu

  5. Wah,, tambah kereen nih ffnya. Si donghae lucu. Next part udh ada konflik yaa thor? Kutunggu lanjutannya..

Leave a reply to chanyb Cancel reply