Title : The Marriage and Us [Day 2]
Author : Bee
Main Cast : Yesung, Bee
Support Cast : all members of Super Junior
Rating : all age (but kids, because they wouldn’t get it)
Genre : romance
Disclaim : biar kata terinspirasi dari WGM, alur cerita murni ide Bee.
***
“Dangkoma itu siapa?” tanyaku.
Yesung menjawab, “Itu peliharaanku.”
Aku terdiam di tempatku. Aduh.
“Sayang,” panggilku. “Umm, aku mau mengatakan sesuatu.”
Dia menoleh menatapku, “Apa?”
“Aku…” aku terdiam. “Aku… Aku takut sekali sama anjing.”
Dia menatapku tidak mengerti.
“Dangkoma…” ucapku ragu-ragu.
Dia menengadahkan kepalanya lalu tersenyum geli. “Hahaha, tenang saja. Dangkoma jelas bukan anjing.”
Aku menghembuskan nafas lega. Syukurlah. “Wah, kalau begitu kucing ya?” tanyaku. “Aku suka sekali kucing.”
Yesung menatapku aneh. “Kamu suka kucing?”
Aku sengaja membelalakkan mataku, “Suka. Suka. SUKAAA!”
Wah senangnya aku membayangkan akan ada kucing di rumah nanti. Aku udah lama pengin punya kucing, tapi di Indonesia ibuku sangat takut pada hewan peliharaan kecuali burung yang selalu di dalam kandang. Jadi, semasa aku masih tinggal dengan orang tua aku ga pernah punya hewan peliharaan apalagi kucing. Di Korea ini aku terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga aku hanya akan merasa bersalah jika aku memelihara binatang karena tidak akan bisa mengurusnya dengan baik. Makanya aku antusias sekali memikirkan akan ada kucing di rumah kami yang baru.
Saat ini kami baru saja selesai berbelanja berbagai macam kebutuhan untuk rumah baru kami. Sebagian besar belanjaan kami adalah bahan makanan. Nanti malem rencananya aku akan memasak opor, menepati janjiku membuatkan memasak masakan Indonesia untuk memperkenalkannya pada asal-usulku. Tadi pagi juga akhirnya aku sudah mengatakan kepada Yesung tentang agamaku, sistem ibadahku, serta ketidakbolehanku memakan daging babi yang umum disantap di Korea. Awalnya Yesung terkejut. Kami sempat terdiam canggung selama beberapa saat. Tapi lalu dia mengatakan, “Baiklah. Aku sebenarnya tidak punya bayangan sama sekali mengenai agamamu itu, tapi kurasa akan menarik melihat hal-hal yang baru selama kehidupan pernikahan kita,” senyumnya. Aku pun berterima kasih padanya.
Belanjaan kami memenuhi bagasi mobil Yesung. Di bangku belakang duduk dua orang kameramen kami, sementara kami berdua duduk di depan. Kami meluncur menuju asrama Yesung untuk menjemput Dangkoma, peliharaan Yesung.
Tak butuh waktu lama untuk sampai di sana. Begitu sampai aku bisa melihat bahwa kami bukan satu-satunya pasangan yang melakukan kunjungan ke asrama di hari pertama setelah menikah. Di sana sudah ada pasangan Ryeowook-Jungseo dan Eunhyuk-Soumi.
“Banyak sekali orangnya,” bisikku pada Yesung.
“Ayo masuklah,” ajaknya.
“Sillehamnida,” aku memberi salam.
“Kami dataaaang…” seru Yesung sambil menggandeng tanganku masuk.
“Hyung!” panggil Ryewook yang baru keluar dari dapur.
“Wookie, kenalkan ini istriku. Beauty.” Yesung memperkenalkan aku pada Ryeowook.
Aku tersenyum pada anak itu, “Anyeonghasimnikka,” kataku.
“Anyeonghasimnikka, Noona.” Ryeowook memperhatikanku. Lalu beralih pada Yesung dengan tatapan yang sedikit ngeri. “Hyung, selain dengan bahasa Korea apa kalian juga berkomunikasi pakai bahasa Inggris?”
Yesung tersengal, tapi menahan tawanya. “Geureom. Apa kamu ga tahu kalau aku selama ini belajar bahasa Inggris diam-diam?”
Aku yang mendengarnya tertawa pelan di samping Yesung. Memperhatikan Ryeowook yang matanya berbinar terkagum-kagum oleh bayangannya sendiri. Anak itu lalu menatapku lagi dan nyengir. “Hehe, aku tidak terlalu bisa bahasa Inggris, tapi welcome to uri jib. Eh, house! My house.”
“Ya! Ya! Emang ini rumahmu sendiri, apa?” Yesung memprotes.
Aku akhirnya tergelak. “Ahahaha, ga papa, Ryeowook ssi. Bahasa Koreaku cukup lancar kok.”
Ryeowook terbelalak. “Jinjja?”
“Oh,” sahutku.
“Waa, ddaenghida~” dia menghela nafas. “Aku pikir kemarin Noona hanya berlatih untuk show saja.”
“Istrimu mana, Wookie?” Yesung bertanya.
Ryeowook menunjuk ke arah kamar. “Di kamar, sedang membantuku mengepak. Geundae, Hyung! Hyung ngapain di sini? Bukannya barang-barang Hyung udah dipak semua?”
Yesung menoleh ke arah kamar, “Aku mau menjemput Dangkoma.”
Dia lalu menarik tanganku ke arah kamarnya. Ryeowook mengikuti di belakang kami. Sampai di pintu kamar Yesung berhenti. “Oh, anyeonghaseyo. Yesung-imnida.”
Aku melongok untuk melihat dia memberi salam kepada siapa. Aku mengenali Jungseo ssi. “Anyeonghaseyo, Jungseo ssi.”
Jungseo nampak terkejut dengan kedatangan Yesung, tapi begitu melihatku, dia tampak mengenaliku. “Omo, Bee Eonnie. Anyeong..”
Aku nyengir mendengar sapaannya. Anak itu memang manis sekali. Perawakannya mungil dan wajahnya sangat imut karena masih sangat muda. Dia pengantin perempuan paling muda. Sementara Kyuhyun yang magnae justru kalau tidak salah mendapat pasangan yang lebih tua 4 tahun, Choi Mina.
“Wah ternyata kalian sudah saling kenal,” kata Ryeowook. “Hyung, kenalkan. Ini istriku, Jungseo.”
“Ne, anyeonghaseyo, Yesung Oppa.”
“Aku hanya mau mengambil Dangkoma, maaf mengganggu kegiatan kalian,” kata Yesung.
“Aniya, Hyung. Gwaenchana. Masuk saja. Noona juga, masuklah. Ini kan kamar Hyung juga.”
Ommona, Ryeowook ramah sekali.. Pasangan yang manis sekali. Tapi tempat ini memang penuh sekali. Sekarang saja di sekitar kami ada 3 kameramen. Salah seorang kameramen segera memasuki kamar terlebih dulu.
Ketika Yesung hendak memasuki kamar, “Hyung!” ada suara memanggil dari belakang. Kami berdua menoleh dan melihat Eunhyuk mendatangi kami.
Ada sesuatu bergerak mengiringi langkah Eunhyuk. Dengan segera bulu kudukku merinding. Secara refleks aku menarik Yesung ke depanku. Kuremas tangannya kuat-kuat. Aku berusaha menjadikan tubuhnya sebagai tameng.
“Hyung, wasseo?” perhatian Eunhyuk masih terpusat pada Yesung.
“Lee Hyukjae! Apa kabar?” Yesung membalas sapaan Eunhyuk. “Ini istriku…” dia menarik tanganku tapi karena aku tidak bergerak dia menoleh.
Tiba-tiba sesuatu yang datang bersama Eunhyuk menyalak kecil. “Guk!”
Aku langsung melepaskan tangan Yesung dan lari memasuki kamar. Secara random menaiki satu dari dua tempat tidur yang ada. Lalu meringkuk di pojoknya.
Kameramen yang sudah di dalam langsung fokus mengambil gambarku. Yesung mendatangiku. “Sayang?”
Aku masih gemetar. Aduh, ternyata beneran anjing. Gimana dong nih???????? Aku panik setengah mati.
“Sayang? Kamu ga papa?”
Dengan gemetar aku menjawab, “Katamu itu bukan anjing.”
“Apa?” Yesung terlihat bingung.
“Dangkoma. Katamu dia bukan anjing!”
Yesung terperangah sesaat. Lalu menoleh ke arah pintu yang terbuka. Di sana Eunhyuk sedang menggendong anjing coklat kecil yang aku ga tau apa jenisnya.
“Itu bukan Dangkoma.” Yesung meraih tanganku. “Itu Choco, piaraan si Eunhyuk.” Dia mencoba menarikku dari tempat tidur.
Aku menggeleng-geleng tidak mau.